part 4

91 2 0
                                    

"Satuuu!!!..."

"Duaa!!!.."

"Tigaaa!!..."

"Empatt!!.."

"Limaa!!..."

"Satuu!!.. Empattt!!... Tigaaa!!!.. Limaa!!.. Satuu!!.. Dua!.."

Suara tegas terdengar diseluruh bagian ruang latihan bela diri. Pemilik suara yang tak lain adalah Vero yang sedang mengajarkan Vira jurus-jurus bela diri yang belum dikuasai Vira.

"Kak, kau menyiksaku huh?" gerutu Vira karna sudah tidak tahan lagi dengan penyiksaan ini #lebay.

"Tidak tidak dan tidak. Aku hanya menguji kemampuan mu saja."ujar Vero cepat di sertai dengan gelengan.

"Tapi dari tadi kau terus mengulang dan mengacak angka. Arrggg..."geram Vira dengan wajahnya yang lucu menurut Vero. Dan beberapa detik kemudian Vero terbahak, Vira yang melihat pemandangan itu tentu saja semakin kesal dengan kakak kembarnya -yang tidak berperasaan mengerjainya-.

"Semerdeka mu lah kak" dengan gerakan cepat Vira menyikut perut Vero dan langsung berlari dengan sisa energi yang dimilikinya.

"Aww ehh awee.. Pirotttt!!!... Tunggu balesan eyke, eh kakak!" teriak Vero kesakitan lalu berlari mengejar Vira dengan tangan yang memegang sisi perut yang di sikut kembarannya. Dan berakhir dengan kejar-kejaran dan tawa yang mengelegar, jarang sekali Vira tertawa lepas seperti itu. Mungkin hanya kembarannyalah yang dapat membuatnya tertawa lepas. Mungkin.

"Hahaha kak, udah capek." ujar Vira ngos-ngosan seraya duduk di bangku yang disediakan di ruang latihan. "Kak.." rengek Vira seraya memejamkan mata lalu mengatur pernafasannya.

"Hmm.." gumam Vero yang fokus dengan I-Phonenya. Vira yang tidak melihat terus merengek kepada kakak kembarnya.

"Kak.."

"Hmmm"

"Kak.."

"Hmmm"

"Isstt kak! Dari tadi hmm hhmm mulu!" ujar Vira kesal sambil membuka matanya melihat apa yang Vero lakukan. Vira yang melihat Vero sedang memainkan I-Phone pun segera merebutnya, Vero yang terkejut karena Vira yang tiba-tiba mengambil I-Phonenya pun langsung panik.

"Virr...Virr.. Jangan!" Ujar Vero seraya mengambil I-Phone ditangan Vira yang menyangkal semua gerakan Vero. "Vir.. Lu ngutak-ngatik gue gak mau kemana-mana sama lu lagi." ancam Vero. Vira yang sudah biasa mendengar ancaman Vero pun menganggap ancaman Vero sebagai angin lalu, sewaktu Vira akan membuka kata sandi di I-Phone itu, tiba-tiba I-Phone Vero berdering.

"Aman gue aman huft.. Makasih makasih buat yang nelpon hihih" batin Vero.

Vero pun langsung merebut I-Phone yang berada di tangan Vira dan mengangkat panggilan.

"Savero Marvino Putra Orlando disini"

"....."

"Ah ya bisa. Kapan Des?" ujar Vero kepada sekertarisnya.

"....."

"Hmm.. Ya 2 jam lagi saya sampai disana."

"....."

"Terima kasih.. "

Lalu memutuskan panggilan, dan mengalihkan pandangannya kepada Vira. Vira yang di tatap hanya mengerutkan keningnya.

"Ikut gue." ujar Vero sambil berdiri dan menarik Vira. Vira yang ditarik langsung mengajukan aksi protes.

"Kakk!!.. Kakkk!!!.. Sakitt!!!.. Elah.. Jangan tarik-tarik!!!."

RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang