Chapter 8

3.2K 261 19
                                    

"mommy tidak papa kan"kata Nut dengan memegang tangan Gulf.

"Iya mommy tidak papa sayang"kata Gulf kepada Nut yang memegang tangannya.

"Sudah-sudah ayok Nut masuk mobil"kata Gulf kepada Nut.

"Daddy mengapa mommy ajak ke sini"kata Nut kepada mommy nya.

"Apa Daddy tidak boleh kemari?"tanya Mew.

"Tidak Daddy tidak boleh kemari harusnya!"kata Nut.

"Eh jangan seperti itu Nut"kata Gulf.

Nut masih menatap tajam ke arah Daddy nya.

"Tapi Nut tetap senang kan mommy Daddy bisa jemput Nut.

"Tidak yang ada malah mommy tambah tersakiti"menjawab dengan ketus.

Gulf yang mendengar nya hanya tersenyum tipis.

"Jangan seperti itu Nut sudah kamu mau ketemu adek Win bukan?"

Nut pun seketika langsung menatap Gulf dengan semangat.

"Wah Nut mau ketemu adik Win"kata Nut.

"Baiklah ayok berangkat"kata Gulf.

"Apa memang Win di mana?"tanya Mew.

"Bahkan anak saja Daddy sudah tak ingat"kata Nut.

"Sudahlah Nut ayok masuk"kata Gulf kembali.

Mereka pun akhirnya memasuki mobil itu dan berjalan dengan santai tidak terlalu buru buru.

.....

"Winn sayang coba tebak mama bawa apa buat Win"tanya gun kepada Win.

Win pun hanya menggeleng kan kepala tanda tidak tahu.

"Tadaaa ini boneka untuk Win apa Win suka?"tanya Gun bertanya.

Dan di balas anggukkan kepala oleh Win.

"Baiklah ini untuk Win"memberikan boneka itu dan mengelus kepala Win sayang.

"Gun"panggil seseorang dari belakang Gun.

"Ouh gulff..."panggil Gun senang dan mempersilahkan Gulf untuk masuk.

Nut dan Mew pun memasuki rumah itu.

"Win apa kabar sayang"tanya Gulf lembut.

Win sendiri memalingkan wajahnya bayangkan saja di tinggalkan dengan alasan akan kembali lagi tapi nyatanya?

Gulf yang melihatnya pun hanya tersenyum getir.

"Mungkin Win sedang lupa dengan mu Gulf"kata Gun memberi tahu agar Gulf tak perlu memikirkan semua ini.

Gun hanya menatap Mew sekilas dan lalu melihat Gulf dan juga Win.

"Aku tidak akan lama di sini Gun aku akan langsung pergi"kata Gulf yang sudah bersiap mengambil Win.

"Baiklah hati hati kalian semua"kata Gun dengan melambaikan tangannya.

Melihat mereka sudah memasuki mobil nya pun membuat Gun hanya bisa tersenyum tipis.

Ia melihat ke bawah perut nya dengan senyuman getirnya.

.....

"Apa ini Gulf?"tanya Mew terheran heran.

"Mulai saat ini kita akan tinggal di sini aku tak peduli phi ingin atau tidak"dan lalu memasuki rumah itu dengan menggenggam kedua tangannya anaknya.

Mew pun hanya bisa mengusak rambut nya frustasi.

Ya! Memang Mew dan Gulf mempunyai beberapa rumah di beberapa kota bahkan ada juga di luar negeri itu semua tergantung mereka jika ingin pindah.

...

"Kurasa kita perlu bicara Gulf"kata Mew yang menuntut.

"Apa? Tidak perlu di bicarakan lagi"kata Gulf yang santai.

"Bagaimana dengan perusahaan ku"

"Kau hidup di jaman apa phi? Tab mu ada kan jangan mempersulit hidup"kata Gulf yang menatap Mew sinis.

Mew sendiri hanya gelagapan dengan hal itu.

"Dan aku ingatkan lagi. Sebaiknya phi lupakan pelakor itu"dengan nada tegas di bagian akhir.

"Phi tidak janji"kata Mew yang acuh.

"Ouh baiklah tunggu saja apa yang akan terjadi padanya"dengan tatapan tajamnya yang membuat Mew bergidik ngeri.

Sejak kapan Gulf yang polos bisa seperti ini.

"Sudah cukup aku makan hari Karna mu phi dan aku tidak mau lagi"dan lalu Gulf pun segera pergi dari sana.

Nut sendiri hanya bisa mengintip keduanya dari balik tembok.

.....

Gulf kini sedang terduduk di pojok dengan kedua tangan terlipat.

Ia tampak berfikir akan sesuatu.

Seperti nya ia harus mencari sesuatu yang dapat membantu nya.

"Mommy"panggil seseorang dari arah pintu.

"Ouh ada apa Nut?"tanya Gulf lembut.

"Mommy tidak papa kan"tanya Nut.

"Iya tidak papa"kaya Gulf dengan senyuman nya.

"Ouh sini kemarilah Win"panggil Gulf saat melihat ada Win yang mengintip mereka.

Win pun akhirnya mendekati mereka dan duduk di sebelah Nut.

"Win kenapa apa bosan?"tanya Gulf.

Win pun mengangguk.

"Mommy Win ingin sekolah"

"Benar ingin sekolah?"tanya Gulf kembali.

Dan di jawab antusias oleh Win.

"Janji ya nanti belajar yang pintar Hem"Win pun tersenyum dan berjanji pada mommy nya.

.

.

.

"Halo sayang kamu ada di mana"

"Maaf sebaiknya kita jangan bicara dulu istri ku sudah tau semuanya"kata Mew sedikit berbisik.

Wanita yang ada di seberang sana pun memasang wajah tak sukanya.

Ia pun lalu teringat dengan mantra yang di beri oleh seseorang untuk mempelet Mew.

Ia rapalkan mantra itu.

"Sayang transfer aku uang ya"kata wanita di sana.

Bagaikan tersihir Mew menuruti wanita itu.

Segera ia mentransfer sejumlah uang yang nominalnya tak sedikit.

"Baiklah terima kasih"katanya dan lalu mematikan telepon sepihak.

Mew pun dengan wajah kosongnya menatap ke depan.

Dan seorang pembantu yang melihat itu tanpa sengaja menjatuhkan gagang pel nya.

Dan lalu ia menutup mulutnya melihat kejadian itu ia tanpa sengaja pula melihat ke arah tangan Mew yang seperti ada lingkaran di pergelangan tangannya yang semakin tebal.

Langsung saja pembantu itu pergi dari sana.

Seseorang yang melihat salah satu pembantu berlari tak menentu arah pun bertanya tanya.

"Hey ada apa"jegatnya pada pembantu itu.

"Entahlah aku tidak tahu"katanya dengan wajah terkejutnya.

"Kenapa apa yang terjadi"bingung nya bertanya.

"Tidak tahu aku tidak..tahu"dan langsung berlari kembali.

"Aneh sekali ada apa dengan nya"bingung pembantu lain dan melanjutkan pekerjaan nya.




TBC...

Oghey jangan menyalakan pak Mew salah kan pelakor di dunia ini atau dunia manapun😾

Karna pelakor itu selalu salah🧐

Can I Trust You Back {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang