BAGIAN 3

3.2K 131 1
                                    


Deru mesin mobil yang dipacu dengan kecepatan diatas rata-rata terdengar bising membelah jalanan kota, dengan seseorang yang duduk di belakang kemudi, menyungging senyum saat kepalanya memutar memori beberapa hari lalu, memori tentang awal kisah yang tidak pernah terlintas dikepalanya untuk menjadi nyata, meski realitanya kini,hanya karena kejadian malam itu, kehidupannya sedikit berubah.

Renjun tidak pernah menyangka, kedua sahabatnya berhasil 'membelokkan' dirinya, mungkin lelahnya patah hati juga ikut mempegaruhi dirinya, berulang, hatinya sudah dipatahkan berulang kali, Renjun itu sosok lelaki yang setia kalau kalian ingin tau, dirinya juga termasuk loyal kepada pasanganya, tidak banyak bicara dan segera mengabulkan keinginan sang pasangan.

Namun ternyata hal itu yang justru membuat Renjun jatuh ke kolam kesakitan berulang kali, ketulusan hatinya dijakan celah oleh beberapa Wanita yang ternyata tidak sungguh sungguh mencintainya, hanya mengejar materi dari si lelaki polos yang ternyata mudah dikelabui,

Tanpa sadar senyum Renjun berubah kecut, pikirannya ditarik semakin ke belakang, saat dirinya diberikan kejutan oleh sang mantan kekasih.

Renjun saat itu baru saja selesai dari pekerjaannya, jumat sore, akhir pekan yang seharusnya Renjun habiskan dengan penuh kasih bersama wanita tercintanya, sore itu, hati Renjun justru digores oleh pisau, tepat di tempat yang sama, tempat dimana kekasih kekasih sebelumnya juga menggores luka.

Memorinya masih ingat betul saat pintu apartemen keksihnya, yang tentu saja pemberian dari Renjun itu dibuka, kekasihnya didalam, sedang bercumbu dengan laki laki lain, dengan kantung belanja dari berbagai merk terkenal yang berserakan di lantai.

Pandangan keduanya terkejut saat melihat Renjun berdiri di depan di ambang pintu apartemen, merapihkan pakaian keduanya yang berantakan, dengan rentetan pertanyaan konyol yang terlontar

"Ren?, Sayang, kok kamu disini, bukannya tadi bilang rapat sampai malem?"

Lagi lagi Renjun hanya bisa tersenyum miris menanggapi pertanyaan kelewat bodoh yang kekasihnya lontarkan, bukankah seharusnya disini Renjun yang melontar beribu pertanyaan mengenai apa yang baru saja dilihatnya, "siapa pria itu?" "ngapain kalian?" "kamu selingkuh?"

Tidak ada satu dari ratusan pertanyaan itu yang keluar, tidak perlu, Renjun sudah tau apa yang terjadi, pengalaman sebelumnya dengan mantan mantan kekasihnya telah menjawab semua pertanyaannya.

"Kalian berdua kalau mau lanjut ngewe silahkan cari hotel, ini apartemen saya, ngga etis rasanya kalau tamu ngewe di rumah orang lain" hanya kalimat itu yang renjun lontarkan, serbelum langkahnya membawa raga lelahnya menuju dapur, meneggak segelas alcohol dingin yang ada di dalam lemari pendingin.

"Sayang, aku bisa jelasin, dia bukan siapa siapa, dia cuma..."

"Kita selesai, pernikahan kita batal, silahkan pergi, jangan lupa bawa barang barang kamu yang ada disini, termasuk belanjaan itu, anggap aja sedekah dari saya"

Kembali ditarik menuju kenyataan, Renjun disadarkan oleh suara telfon dari smartwatch yang dipakainya, dilayar kecil yang terlihat nama salah satu dari sahabatnya "Hallo Jaem, kenapa, tumben pagi pagi udah nelfon, gue bahkan belum sampai kantor"

"Yailah Ren, masa ngga boleh sih telfon pacar sendiri"

Renjun terkekeh, tidak menduga dengan jawaban absurd Jaemin "Iya deh pacar, kenapa nih tumben pagi pagi nelfon, kangen ya sayangnya aku"

"Hahahaha, bangsat lo, ngga ngga, gini Ren, Jeno tadi ngabarin, kalau cabang baru usahanya mau buka, tempat makan gitu, terus dia minta gue nelfon lo, lo bisa ngga nanti siang mampir, makan siang disana"

OUR FIRST [ norenmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang