"Berapa lama?"
"Tiga tahun"
Jaemin menyesap minumannya, tangannya bergerak memijat pelipisnya yang tiba tiba berdenyut setelah mendengar pengakuan yang Jeno lontarkan barusan.
"ngga bisa diganti pakai uang?, Lo kaya sekarang Lee Jeno, ngga bisa lo bayar aja hutang lo itu pakai uang?"
"Gue udah lakuin dari dulu kalau aja bisa dibayar pakai uang"
Jaemin baru baru ini mengetahui apa yang Jeno sembunyikan, saat dirinya tidak sengaja membaca notifikasi pesan dari seseorang di handphone Jeno yang berada di atas meja, pesan berisi tanggal kapan Jeno harus melayani seseorang yang Jaemin sendiri tidak tau siapa.
Tentu saja Jaemin tidak membiarkan begitu saja kecurigaannya, dirinya mencari tau semauanya, rahasia besar yang sungguh membuat Jaemin tidak habis pikir jika Jeno bisa melakukan itu semua.
"lo kenapa ngga bilang sama gue kalau waktu itu restoran lo hampir bangkrut?"
"lo...udah banyak bantu gue, gue malu kalau harus minta bantuan sama lo atau Renjun lagi"
"AND YOU DECIDED TO BE A SLAVE!? FUCK LEE JENO, ADA GUE, LO BISA MINTA TOLONG SAMA GUE! Jaemin mencoba menurunkan tensinya yang tiba tiba naik, emosinya meledak "kenapa lo malah jual diri lo...ada gue Jeno, ada Renjun"
Jeno diam, dirinya bungkam, tidak bisa menjawab pertanyaan yang Jaemin lontarkan, dirinya juga tidak tau kenapa saat itu dengan mudah mengambil keputusan.
Ruangan itu kembali dilanda keheningan, baik Jeno maupun Jaemin sama sama diam tidak mengeluarkan sepatah kata kalut dengan pikirannya masing masing.
"Jaemin" panggilan dari Jeno memecah keheningan, wajahnya terangkat menatap lawan bicaranya "lo tau, awalnya kak Jaehyun ngga minta gue kaya gitu, dia minta gue buat pendekatan, dia suka gue"
Jeno kembali menjeda kalimatnya, wajahnya kini menunduk, melihat tangannya yang tertaut dan saling meremat.
"gue tolak dia sampai akhirnya kita sepakat buat menjalin hubungan kaya gini buat lunasin hutang gue ke dia, jujur gue ngga sanggup waktu itu kalau harus bayar dengan uang dan akhirnya gue setuju"
Jaemin hanya diam, mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Jeno, penjelasan yang sangat Jaemin ingin tau, alasan dari apa yang Jeno lakukan.
"dan lo tau kenapa gue tolak dia, gue....suka sama kalian berdua, lo dan Renjun, gue ngga suka laki laki ataupun perempuan, gue suka kalian berdua"
Dan peryataan Jeno barusan sukses membuat Jaemin bungkam, Jaemin tau kalau Jeno serius kali ini, tidak seperti pernytaan cinta yang dibarengi dengan canda, atau kalimat cringe yang menjadi pembuka sebelum mereka bercinta.
"gue benar benar suka sama kalian berdua Jaem, bukan cuma nafsu buat ngesex or something, I love both of you, meskipun Renjun belum nerima, gue mau tanya sama lo, lo mau jadi pacar gue?"
***
"ini mau ngapain sih! Kan jadwal ngentotnya bukan hari ini" Renjun menatap nyalang dua sahabatnya, hari liburnya terganggu setelah tiba tiba dua orang yang lebih muda darinya itu tiba tiba saja datang dan menculiknya dari rumah, padahal baru saja Renjun ingin bersantai di kasur empuknya setelah beberapa hari ini berperang dengan berkas berkas yang memusingkan kepala.
"udah ngomelnya?" ucap Jaemin datar. "hari ini sengaja gue culik lo karena pasti lo males kalau gue ajak baik baik, ada hal penting yang harus kita omongin"
"penting banget"
"penting baby"
Renjun menganggukan kepalanya, mencoba mendengarkan apa yang akan dibicarakan hingga harus mengorbankan hari liburnya yang berharga, "yaudah, apa yang mau diomongin"
"pertama ada yang mau Jeno kasih tau ke lo" Jeamin menyikut Jeno yang duduk disampingnya agar mulai berbicara, sementara Jeno terlihat gugup dengan wajah yang sedikit pucat Ketika saat untuknya bicara datang.
"gue ngga tau mau mulai cerita dari mana, dan semoga lo ngga marah sama gue setelah denger cerita ini" Jeno memulai ceritanya, dari awal saat restoran pertamanya hampir bangkrut dan perjanjian hutangnya dengan Jaehyun, Renjun yang duduk disebrang hanya mendengarkan, sesekali merubah ekspresinya karena terkejut denga napa yang Jeno katakana.
"lo kenapa harus malu sih Jen, just told us, gue...gue merasa gagal jadi temen lo begitu dengar cerita ini"
Renjun beranjak dari duduknya, melangkah mendekat kearah Jeno dan membawa raga yang lebih besar ke dalam dekapan "mulai sekarang lo harus cerita apapun sama gue, sama Jaemin okay, gue ngga marah, gue malah sedih denger lo harus sampai berbuat kaya gitu selama ini"
"gue boleh ikut pelukan ngga"
"ngga, lo duduk diem disitu"
Renjun melepas pelukannya, langkahnya kembali menuju kursinya, percakapan mereka belum selesai, masih ada satu hal lagi yang harus dibicarakan, satu hal penting tentang perasaan yang selama ini terpendam.
"jadi selanjutnya, apa yang mau diomongin"
"ehemm" Jaemin berdeham, memposisikan dirinya menjadi lebih nyaman di atas sofa "ini soal status hubungan kita bertiga, gue tau lo masih belum bisa buka hati, tapi gue sama Jeno mau menyampaikan sesuatu tentang perasaan ke satu sama lain"
"okay"
"lo dulu Jaem" Jaemin mengagguk setelah Jeno mempersilahkannya untuk lebih dulu berbicara.
"lo pasti udah tau perasaan gue ke lo kaya gimana Ren, kita udah omongin itu berdua waktu itu" Renjun mengangguk sebagai jawaban "dan Jeno, perasaan gue ke lo sejujurnya gue sendiri bingung, bohong kalau gue ngga suka sama lo, tapi...rasa suka gue belum sebesar rasa suka gue ke Renjun, mungkin karena gue kenal Renjun lebih lama"
Jeno tersenyum manis, akhirnya dirinya tau perasaan Jaemin kepadanya "its okay Jaem, gue ngerti kok"
Jeno menarik nafas panjang sebelum mulai berbicara, matanya mengedar menatap dua orang yang berada di sekitarnya.
"kalau gue sendiri, gue suka kalian berdua, mungkin karena kalian udah banyak kasih perhatian dan bantu gue, gue...sayang banget sama lo Ren, Jaem"
Entah kenapa Renjun tersenyum, dirinya merasa hangat saat Jaemin dan Jeno saling mengungkapkan perasaannya, hatinya merasa senang, ucapan Jaemin dan Jeno terdengar tulus ditelinganya.
"Jeno, Jaemin, kayaknya kita harus ngedate untuk pertama kalinya..
...gue, kayaknya mulai suka sama kalian berdua"
To Be Continue

KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FIRST [ norenmin ]
Fanfichatinya yang terus disakiti dan dikhianati oleh wanita membawa renjun mencari kesenangan lain, membawanya pada pengalaman baru dan kisah cinta yang semakin rumit PERHATIAN! CERITA MENGANDUNG KONTEN DEWASA, BUKAN UNTUK PEMBACA DIBAWAH UMUR