_____
Orang hebat adalah orang yang sabar. Sabar menghadapi bertubi-tubi guncangan yang selalu datang di dalam kehidupan. Orang hebat adalah orang yang berhasil melewati masa sulit dan menyebalkannya proses untuk menjadi dewasa.
-Zavan-
_____"Ma, kalau aku udah gede, apa aku bakalan jadi orang kayak Papa?"
Di bawah indahnya semburat jingga, seorang anak laki-laki bersama wanita paruh baya tengah terduduk di sebuah kursi taman. Sembari mengunyah makanan di dalam mulutnya, anak itu bertanya mengenai kehidupan di masa yang akan datang dengan antusias.
"Kamu bisa jadi orang kayak Papa. Tapi kamu jangan lupa bahwa menjadi diri sendiri itu penting.
Di dunia ini banyak sekali hal penting yang harus kita jalani, dan diantara banyaknya hal penting itu, posisi yang menempati urutan pertama adalah menjadi diri sendiri, lebih tepatnya percaya diri." Ia kembali menyuapi anaknya dengan sendok berwarna silver.
"Selain menjadi diri sendiri, apa yang lebih pentingnya lagi, Ma?"
"Menjadi orang dewasa." Ia menjawab dengan hati yang amat gusar. Dadanya terasa ditimbun batu besar sehingga membuat ia terasa sesak ketika menyebut kata 'dewasa'.
Ia khawatir, jika suatu saat buah hatinya mengalami hal sama dengan apa yang dialaminya waktu itu."Bukannya enak ya jadi orang dewasa? Bisa ngapain aja tanpa harus diatur-atur, bisa makan sepuasnya, bisa tidur larut malam, bisa beli apa aja yang kita mau tanpa harus minta ke orang tua."
"Menjadi dewasa tidak semudah apa yang kamu katakan, Nak. Mama waktu kecil juga berpikir sama seperti apa yang kamu katakan, tapi seiring berjalannya waktu dan lika-liku hidup yang datang silih berganti, Mama mengerti bahwa menjadi dewasa tidak semudah itu.
Jika kamu beranjak dewasa, kamu akan menemukan duri-duri yang selalu menghalangimu menuju jalan keberhasilan. Mungkin kamu nggak bakalan ngerti dengan apa yang Mama katakan sekarang, tapi kamu akan segera mengalaminya. Dan Mama harap, kamu bisa menjadi orang dewasa yang hebat."
"Maksudnya, Ma? Aku bisa jadi orang hebat kayak Papa dong?" Ia spontan menoleh ke arah samping, menatap mata lelah itu dengan penuh harapan.
Wanita itu tahu, bahwa anaknya adalah penggemar nomor satu laki-laki yang berstatus sebagai suaminya.
"Nak, orang hebat itu adalah orang yang sabar. Sabar menghadapi bertubi-tubi guncangan yang selalu datang di dalam kehidupan.
Orang hebat adalah orang yang berhasil melewati sulit dan menyebalkannya proses untuk menjadi dewasa."
Saat itu mangkuk yang berisi makan sore anaknya telah habis. Wanita itu menatap kagum pada perpaduan warna langit senja kala itu, seperti lukisan yang dibuat dengan penuh cinta, sehingga menghasilkan karya yang begitu memanjakan mata.
"Emang jadi dewasa sesulit itu ya, Ma?"
Di sebelahnya, anak laki-laki itu kembali bertanya dengan ayunan kakinya di atas kursi yang ia duduki. Ia mendongak pada wajah satu-satunya orang yang ia sayangi, sekaligus cinta pertama dalam hidupnya.
"Menjadi dewasa itu menurut Mama sulit-sulit mudah sih." Wanita itu terkekeh, namun suara tawanya terdengar sangat hambar seolah apa yang ia ledakkan dalam mulutnya merupakan makanan tanpa garam.
"Sudahlah, masa sekarang kamu hanya butuh main dan bersenang-senang, agar kamu tidak menyesalinya ketika kamu dewasa. Nanti kita cerita lagi masalah ini kalau kamu udah remaja ya."
"Janji?"
"Iya, Mama janji!" Wanita itu menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking anak itu dengan senyuman hangat, sehangat matahari pagi.
"Udah, sekarang ayo pulang, udah mau maghrib."
Lampu kemuning di sekeliling taman sudah dinyalakan. Sore itu, bangku yang mereka duduki telah menjadi saksi pembicaraan mereka.
Dengan bedak Cussons Baby di seluruh permukaan wajahnya, anak lelaki itu bersenandung riang sembari membawa mangkuk kecil berwarna pink di tangannya.
Pulang bersama orang kedua yang ia gemari setelah papa-nya, ke rumah yang layak."Mama harap, kamu bisa menjadi bagian dari orang hebat itu, Nak." Ia bergumam di belakang anak itu, memandangi punggung anaknya dengan raut bahagia.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Hiatus]
FanfictionDevano Arcelio Saputra, putra sulung dari keluarga Arcelio. Ayahnya merupakan pemilik perusahaan terkenal di kota tersebut yang menyebabkan nama Devano ikut terseret dalam arus perusahaan ayahnya. Ia dibesarkan dengan tekanan dari keluarganya. Ditun...