Satu: Cerita Malam Dari Taki

512 44 6
                                    


Super cheesy content

Mention of Hajeongwoo (Haruto and Jeongwoo from Treasure) & Hwanhong (Junghwan from Treasure and Inhong from YGTB)


---


Tubuh kecil yang tengah berbaring di samping kekasihnya itu terlihat resah, Taki mencoba tidur, berguling kesana-kemari mencari posisi nyaman, tapi sesuatu yang mengganggu pikirannya itu tak kunjung pergi jua, pada akhirnya, setelah menghela napas, dia memutuskan untuk memiringkan badan ke arah kiri, melihat wajah tampan si pria yang tengah terpejam itu dan bersuara setelahnya.

"Riki ..."

"Hmm?" Riki menyahut pelan, dengan matanya yang masih tertutup sempurna.

"Riki mau dengerin aku ngomong, enggak?"

Riki membuka matanya perlahan, dia menoleh ke samping, menatap Taki yang tidur memiringkan badan dan menatapnya dengan raut polos yang menggemaskan, membuat Riki yang hampir terlelap karena kelelahan jadi tersenyum dan mengangguk.

"Boleh. Taki mau ngomong apa?" tanya Riki sambil ikut membalikkan badannya ke arah Taki. Pipinya dia tahan dengan kedua tangan, lalu mendengarkan Taki bicara.

"Tadi aku dimarahin sama kakak kelas ..."

"Hm? Kenapa tuh?"

"Aku juga gak tau ..." Taki mengambil napasnya pelan-pelan.
"Kakaknya cuma bilang katanya aku gak boleh kekanakan, gak boleh sok imut, gak boleh kayak anak kecil, gak boleh caper, banyak pokoknya."

"Terus kamu jawab apa?" Riki memajukan posisinya, dia semakin serius mendengar Taki bercerita. Nampaknya ada sesuatu yang menyakiti kesayangannya.

"Aku cuma diem ... Kak Jeongwoo sama Kak Inhong yang bales." jawab Taki. Kedua kakak kelasnya yang dua itu memang sudah mendeklarasikan diri menjadi protektor nomor satu Taki ketika dia mengenalkan diri di masa orientasi siswa. Katanya Taki lucu, dan harus dilindungi.

"Dia dimarahin balik, ya, pasti?" Riki terkekeh kecil, tangannya terjulur menyingkirkan anak rambut Taki yang sedikit berantakan mengenai wajah manis yang sedang cemberut itu. Sekalian mengusap pipinya dengan pelan, meyakinkannya untuk terus bercerita meski agak sedikit menyakitkan mungkin jika diingat.

"Iya," Taki mengangguk kecil kala hatinya berdesir, dia selalu suka sentuhan kecil dari Riki, apapun itu. "Kak Jeongwoo bahkan hampir ngamuk. Kak Inhong gak berhenti ngomong pedes ke dia. Untung Kak Haruto sama Junghwan datang tepat waktu. Aku gak bisa nanganin mereka berdua sendiri, serem, yang ada aku kejepit."

"Kamu kecil, sih."

"Ish, Riki!!!"

"Hahahaha, iya-iya enggak, Sayang. Becanda." Riki tersenyum, kembali mengusapkan jari-jarinya di permukaan pipi Taki yang halus sesaat setelah Taki menepisnya pelan.

"By the way, siapa orangnya?" tanya Riki kemudian, mengangkat alis penasaran.

"Siapa apanya?"

"Yang ngatain kamu tadi?"

"Riki mau apa?" Taki mengerutkan kedua alisnya curiga. Namun Riki hanya tersenyum, dia maju sedikit lagi dan mengusakkan hidungnya di hidung kecil Taki pelan.

"Emangnya aku gak boleh tau?" tanya Riki sambil kembali ke posisi semula, menyamankan diri di atas bantal.

"Kak Alesha, sama temennya yang satu lagi." jawab Taki akhirnya. Meski agak ragu takut Riki nekat melakukan sesuatu.

Riki terlihat mengangguk-angguk, dia memandang Taki, lalu tersenyum.
"Sini. Peluk aku dulu." katanya sambil membuka sebelah tangannya.

Tanpa ragu, Taki beringsut dan masuk ke dekapan hangat Riki, menenggelamkan wajahnya di pelukan pria itu dan tersenyum kecil saat hatinya ikut menghangat karena Riki membungkus tubuh keduanya dengan selimut yang sama.

1820 | Mutual Feelings (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang