🌱Prolog🌱

669 67 0
                                    

Plakkkk ... sebuah tamparan keras mendarat di wajah mulus Lika. Gadis itu sama sekali tidak menangis, ia hanya terdiam kaku memegangi wajahnya yang memerah, serta sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Apa kamu ingin mempermalukan saya, hah? Sudah bagus kamu saya sekolahkan di sekolahan elit, supaya kamu mendapatkan ilmu yang jauh lebih baik, tapi apa? Lihat nilai rapor-mu, Lika! Kamu hanya mempermalukan saya, dasar anak tidak tahu diuntung! Tidak berguna! Lebih baik kamu mati saja jika terus seperti ini, benalu!" bentak Elgar memaki-maki putrinya. Lika sudah terbiasa seperti ini, ia sudah terbiasa dengan keadaan yang seakan memojokkannya, dirinya juga sudah terbiasa dengan semua perlakuan Elgar terhadapnya.

"Maaf," hanya satu kata itu yang mampu Lika lontarkan, ia memejamkan matanya kuat agar tak menangis.

"Saya tidak mau tahu semester depan kamu harus naik ke peringkat tertinggi! Jangan permalukan saya lagi, kamu paham, Lika?" Tegas Elgar berlalu meninggalkan Lika yang diselimuti oleh keheningan malam yang sunyi, matanya memanas barulah sekarang ia menangis dengan pilu.

"Lika gak mau jadi pintar, hiksss. Lika gak mau jadi dewasa," tangis Lika memeluk lututnya, badannya bergetar hebat.

-Lika dan Luka-

Hii, selamat datang di cerita Lika dan Luka, makasih buat kalian yang udah mau mampir. Pantengin terus ya, jangan lupa votmennya. See you in the next chapter guys❤

Lika dan Luka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang