Anjing

118 26 0
                                    

"Loh, Kak Hema?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh, Kak Hema?"

Lia tersenyum lebar saat lelaki bertopi yang sedang mengelus kepala anjing lucu di hadapannya itu menoleh, balas menatapnya dengan tatapan terkejut sebelum akhirnya tersenyum tak kalah lebar.

"Hai, Lia." Sapanya ramah.

"Halo, kak!"

Lia membalas tak kalah ramah disertai senyuman yang belum luntur dari bibirnya. Lalu dia berjongkok, mengikuti Hema yang memang sedang dalam posisi berjongkok di depan seekor anjing berbulu putih yang sedang makan sepotong sosis.

"Anjingnya lucu. Punya Kak Hema?"

Hema menggeleng, dengan atensi yang kini sudah sepenuhnya kepada Lia.

"Bukan, nggak tau punya siapa. Gue nemu di sini dan kayaknya anjingnya kelaparan, jadinya gue kasih sosis."

Lia mengangguk, lalu ikut mengelus kepala anjing itu yang masih fokus dengan makanannya.

"Lucunya." Katanya sambil tersenyum gemas, "oh iya, aku juga punya sosis."

Lia merogoh kantung belanja yang sedang dia tenteng, mencari sebungkus sosis yang memang sengaja dia beli di minimarket lalu mulai membuka dan menyodorkan kepada anjing di depannya.

"Lo ke sini sendirian?"

Hema bertanya, membuat Lia kini kembali menatap lelaki di sebelahnya.

"Iya, aku habis dari minimarket kak. Disuruh ibu belanja."

Yah, Lia memang habis belanja ke minimarket karena disuruh ibunya membeli beberapa barang dan tidak sengaja melihat Hema di sini, di sebuah gang kecil yang dekat dengan komplek rumahnya. Awalnya Lia agak ragu untuk mendekat karena takut salah orang, tetapi akhirnya dia memberanikan diri karena tas dan jaket yang Hema pakai hari ini sama dengan yang cowok itu pakai saat di toko komik yang menjadi tempat pertemuan pertama mereka beberapa hari yang lalu.

"Kak Hema tinggal di daerah sini?"

"Iya, kosan gue di situ."

Jawab Hema sambil menunjuk sebuah bangunan kosan yang berada di ujung gang. Lalu cowok itu berdiri, membenarkan letak tali tas ranselnya dengan mata tak lepas dari Lia yang juga sudah ikut berdiri.

"Lo apa nggak takut keluar malem-malem? Ini udah hampir jam 9 dan di sekitar sini udah agak sepi."

"Nggak kok, daerah sini tuh aman tau kak."

"Tetap aja. Lo tuh cewek, mana masih kecil gini. Nggak baik keluar malem sendirian."

"Aku udah gede, Kak Hema!"

Lia tampak cemberut, membuat Hema seketika tertawa pelan karena gemas dengan ekspresi cewek itu.

"Gue anterin pulang aja ya, nggak bisa gue ngebiarin bocil jalan sendirian malem-malem."

"Nggak usah kak, rumahku nggak jauh dari sini kok. Lagian aku bukan bocil!"

"Ssst, nggak usah bantah."

Hema menyambar tas belanja dari tangan Lia dan mulai menentengnya.

"Ayok gue anterin pulang. Tapi jalan kaki nggak apa-apa ya?"

"Nggak apa-apa, kak. Tapi emang kak Hema nggak keberatan nganterin aku pulang?"

"Nggak, lagian malem ini gue lagi senggang kok."

Lia mengangguk, dengan senyum yang berusaha mati-matian dia tahan karena rasa senangnya saat ini. Entahlah, Lia tidak mengerti kenapa perasaannya bisa sebahagia ini padahal dia hanya akan diantar pulang oleh Hema. Tetapi membayangkan dirinya berjalan bersebelahan dengan Hema sambil mengobrol, membuat dada Lia seakan ingin meledak karena saking senangnya.

Apa karena ini pertama kalinya Lia akan diantar pulang oleh seorang laki-laki ya?

"Eh tapi, anjingnya nanti gimana kak?"

"Oh iya, gimana ya?"

Hema melirik anjing berbulu putih yang sedang menatap ke arah mereka itu dengan bingung, lalu menggaruk kepalanya yang Lia tebak pasti tidak gatal sama sekali.

"Gue bawa pulang aja apa? Tapi takut ada yang punya."

"Tapi kalo nggak dibawa nanti dia sendirian kak, kasian."

"Iya juga sih."

Hema kembali berjongkok, lalu menggendong anjing itu dan mulai mengelus kepalanya.

"Buat sementara ikut gue dulu ya, mau?"

Hema bertanya kepada anjing itu, yang dibalas dengan sebuah gonggongan kecil seperti mengiyakan pertanyaan dari Hema.

Cowok itu tertawa manis, mencium gemas pucuk kepala anjing itu sebelum akhirnya pandangannya kembali kepada Lia.

"Mau gue rawat dulu deh, lumayan buat temen di kosan."

Lia tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Hema.

"Aku juga mau ikut rawat ya kak, boleh?"

Hema balas tersenyum, kemudian mengangguk.

"Boleh dong."

°°°

1 to 14 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang