Prolog

2.1K 168 21
                                    

Hari merupakan hari valentine dan cukup sibuk untuk wanita cantik yang sedang fokus merangkai beberapa mawar merah dan putih. Yah, Ruby Jennie wanita pekerja kerasa yang sangat cantik dan sangat ramah itu begitu fokus merangkai beberapa pesanan pelanggan dari toko bunganya ini.

Mendekati hari valentine maupun di hari H nya, Toko bunganya ini akan sangat ramai dan pesat karena banyak dari pelanggan maupun pembeli awam yang datang untuk membeli bunga di tempat sebagai hadiah untuk kekasih mereka.

Saat tengah fokus, Pintu toko bunga itu terbuka. Dengan suara bel kecil yang mengantung di pintu itu berbunyi. Terlihat seorang pria tampan dengan wajah dinginnya memasuki toko sederhana milik Jennie ini.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan? Jika ingin membeli mawar maaf kami kehabisan stok tinggal--"

Belum sempat Jennie menyelesaikan kalimatnya, Tapi mulutnya itu terlebih dahulu terbungkam saat melihat siapa sosok yang baru saja berkunjung ke toko bunganya ini. "Dia... Lelaki malam itu? Apa yang dia lakukan disini?" Lirih hati Jennie bingung.

"Aku tidak ingin membeli bunga, Aku ingin bertemu dengan Ruby Jennie" Jennie membulatkan matanya seketika, Yah dia tidak salah lagi. Memang pria inilah orang pada malam itu.

"Ya saya sendiri, Ada yang bisa saya bantu. Tuan?" Oke Jennie akhirnya harus bersikap sebaik mungkin dan ramah seperti biasa. Hanya saja dia sedikit takut dengan kehadiran pria ini.

"Bisa kita berbicara berdua? Apa tempat kumuh ini ada ruang privasi?"

Astaga! Apa yang di inginkan pria ini sebenarnya?. Tidakkah pria ini mengerti tata kerama yang baik. "Maaf Tuan, Saat ini saya sedang--. Argh!"

Tubuh mungilnya itu tertarik menuju ruangan pribadinya, Kesal itulah yang di rasakan Jennie. Terlebih para pekerja dan pengunjung toko yang terlihat menatapnya dengan penuh tanya.

Sesampainya di dalam ruang pribadinya, Pria dengan setelan jas hitam itu terlihat melirik seluruh penjuru ruang kecil ini dengan penuh penilaian. "Maaf Tuan, Apakah anda tau cara berkunjung dengan sopan?" Tegur Jennie lembut.

Pria itu sedikit menyunggingkan senyumannya. Dan berlalu menatap wajah cantik milik Jennie. "Untuk apa? Aku tidak membutuhkan itu saat mengunjungi prempuanku" Sahut Pria itu dengan wajah yang di condongkan mendekat ke wajah Jennie.

Dengan cepat Jennie memundurkan langkah kakinya, Memberikan jarak di anatara dirinya dan juga pria itu. "Apa yang anda maksud sungguh saya tidak mengerti"

"Ahh Jinja? Apa kau benar-benar sudah melupakannya?" Desis Pria itu dengan langkah yang terus mendekati tubuh mungil Jennie. "Aku pria bodoh yang meniduri Prempuan menyedihkan pada malam itu!" Walau berbisik, Tapi Jennie dapat melihat amarah yang meluap di wajah pria itu.

"J-jika begitu lupakan saja, Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebelumnya"

"Kau bercanda? Dasar wanita bodoh! Bagaimana bisa aku melupakannya sementara itu kau membawa penerus ku di dalam tubuh sialanmu itu!" Jennie memejamkan matanya saat pria itu menunjuk kasar dahinya dengan jari telunjuknya yang kekar itu.

Dan bagimana bisa pria ini tau jika saat ini dirinya tengah mengandung anak dari lelaki ini. "Lantas apa yang anda inginkan, Tuan? Kumohon jangan mempersulitku..." Dengan mata yang berkaca-kaca Jennie memohon pada pria angkuh yang lebih tua darinya itu.

"Bagus mulailah memohon seperti ini. Aku kesini untuk memperistrikan mu wanita sialan!"

Jambi, 25 April 2022

Yok ramein masih anget-anget tai ayam nii

Young Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang