Jam 3 dini hari, di saat ke empat adiknya sudah tidur, serta Eommanya sudah tidur, berbeda dengan Mark saat ini.
Saat ini, Mark tengah terdiam di atas ranjangnya. Netranya memandang atap kamarnya. Pikirannya menerawang jauh entah ke mana.
Dia mencoba untuk tertidur, namun tidak bisa. Bayangan rasa bersalah selalu menghantui Mark.
Bukan hanya merasa bersalah, sedari tadi Mark juga berpikir untuk memperbaiki kesalahannya.
"Kenapa cari kerja di Seoul susah sekali? Kenapa setiap melamar, aku selalu di tanya dapat info dari mana? Dan kalau misalkan aku sebut dari sosial media, tanpa menyebutkan nama orang yang bekerja di perusahaan itu, tidak ada kelanjutan kabar mengenai lamaran-ku?" Gumam Mark.
"Maafkan aku Eomma, Appa. Aku gagal sebagai anak kalian. Coba aku tidak menganggur. Mungkin perpisahan tidak akan menjadi akhir dari keluarga kita." Ujar Mark.
"Dulu aku berjanji ketika aku lulus sekolah? Aku akan mendapatkan pekerjaan yang layak, yang nantinya akan membuat Eomma dan Appa bangga. Tapi apa? Ck! Sampai saat ini pun aku masih belum bisa mendapatkan pekerjaan." Sambung Mark, yang tak terasa air matanya sudah turun dari tadi.
Merasa air matanya turun, Mark langsung menyeka air mata itu. "Tidak boleh nangis bodoh! Kau anak laki-laki, dan kau juga anak pertama! Kau tulang punggung keluarga yang harus kuat! Kau tidak di didik untuk menjadi lemah Mark!" Ujar Mark, menguatkan dirinya sendiri.
"Tapi aku lelah. Aku sangat lelah." Ujar Mark, yang akhirnya tidak bisa membendung rasa lelahnya.
Selama ini Mark selalu mengalah kepada adik-adiknya. Memendam segala keluh kesahnya. Serta memasang wajah yang seperti biasanya, walaupun dia sedang mengalami keterpurukan.
Mark tidak pernah bercerita kepada siapapun. Tidak ada yang tau Mark itu sebenarnya orang yang seperti apa, kecuali Mark sendiri. Mark merasa ragu untuk menceritakan segala keluh kesahnya kepada orang lain. Dan berakhir-lah Mark yang selalu menangis di dalam kamar mandi, dengan wajah yang selalu ia celupkan ke dalam bak mandi, agar tangisannya tidak terdengar oleh siapapun.
Dahulu keluarga Jung itu kaya raya. Mereka selaku membeli baju baru ketika menghadiri pesta. Entah itu pesta pernikahan, ataupun pesta ulang tahun. Mereka juga selalu belanja di mall ternama di Seoul. Setiap bulan, mereka tidak pernah absen untuk jalan-jalan mengelilingi kota Seoul yang sangat luas ini. Dan masih banyak lagi yang keluarga Jung lakukan.
Namun kekayaan keluarga Jung tidak lama. Pada tahun 2005 ketika Taeyong sedang melahirkan David, Jaehyun di PHK dari perusahaannya. Jabatannya sebagai presiden direktur di cabut, karena perusahaan mengalami kebangkrutan.
Untung saja Jaehyun mendapat kompensesi. Kompensesi yang Jaehyun dapatkan adalah dengan di bayarkan seluruh biaya bersalin Taeyong, serta uang saku dari pensiunan Jaehyun. Jadi Jaehyun tidak perlu bersusah payah mencari biaya untuk membayar biaya bersalin Taeyong.
Biaya bersalin Taeyong itu termasuk mahal. Taeyong bersalin di rumah sakit bergengsi, dengan kelas kamar VVIP. Jaehyun memang selalu memberikan kamar terbaik untuk Taeyong melahirkan. Selain itu, Taeyong yang melahirkan David secara caesar, membuat Taeyong dan David harus mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
David yang lahir di usia kandungan Taeyong baru menginjak 6 bulan, karena terjadinya benturan yang Taeyomg alami sewaktu naik taksi. Membuat Taeyong harus segera melahirkan secara caesar, kalau tidak nyawa bayinya akan terancam.
Bahkan sebelum melahirkan, Jaehyun sempat di suruh menandatangani dokumen yang sangat penting. Isi dokumen itu adalah, Jaehyun harus memilih. Apakah memilih sang Ibu yang harus di selamatkan, atau Sang Anak? Karena ya kondisi Taeyong yang tidak memungkinkan untuk menyelamatkan keduanya.
Tapi Jaehyun yakin kalau mereka berdua selamat. Jadi Jaehyun tidak menandatangani dokumen itu. Dia hanya meminta kepada dokter untuk menjalani tugasnya dengan baik, dan dia siap menerima konsekuensinya, kalau memang harus kehilangan salah satunya.
Dan ya, Taeyong dapat melahirkan dengan selamat, walaupun detak jantung Taeyong sempat berhenti sejenak. Dan ya, setelah melahirkan, keadaan David tidak bisa di katakan baik. David yang harus di impus di 4 bagian organ penting, seperti tangan, jantung, kepala, kaki. Serta Jaehyun yang di suruh untuk membeli jantung serta paru-paru untuk keberlangsungan hidup David.
David juga sempat di prediksi tidak akan bertahan lama. Sekitaran 5 menit setelah di bawa pulang dari rumah sakit, nyawa David tidak akan berlangsung lama. Tapi Jaehyun tidak mengambil itu semua. Jaehyun hanya bisa berserah diri kepada Tuhan atas keberlangsungan hidup anaknya.
Bukannya Jaehyun tidak sayang kepada anaknya. Tapi Jaehyuun berfikir lagi. Dia sudah di phk dan kehilangan pekerjaannya. Uang yang dia dapat juga tidak cukup untuk membeli organ vital yang terbilang sangat mahal itu. Jadi ya yang bisa di lakukan Jaehyun hanyalah berserah diri.
Tapi nyatanya apa? David dan Taeyong tetap hidup normal seperti manusia pada umumnya. Tidak ada kecacatan, atau kekurangan yang terjadi pada David. Semua prediksi yang sempat di simpulkan dokter, tidak terjadi pada David.
Mereka mulai menjalani hidup sederhana, setelah Jaehyun keluar dari perusahaannya. Semua berjalan seperti biasanya tanpa adanya pertikaian di dalam rumah tangga mereka.
Jaehyun yang juga beralih bisnis jual beli mobil, dan untung yang dia dapat dari bisnis itu lumayan.
Sampai pada akhirnya adanya kendala yang ia dapatkan. Membuat Jaehyun terpaksa harus memberhentikan bisnis tersebut.
Puncak masalah rumah tangga mereka pada tahun 2013, pada saat Mark kelas 3 SMP, Jeno kelas 2 SMP, Sungchan dan Beomgyu kelas 1 SMP, serta David kelas 4 SD.
Keluarga Jung benar-benar mengalami keterpurukan. Jaehyun yang berhenti lagi dari kerjanya, serta Taeyong yang mendapatkan keterlibatan hutang. Taeyong yang terkena tipu temannya sendiri, membuat Taeyong terjerat hutang yang lumayan besar.
Taeyong yang sering kabur-kaburan dari rumah karena takut para penagih itu datang. Serta Jaehyun yang acuh akan masalah Taeyong, karena Jaehyun sendiri tidak mempunyai uang sebanyak itu. Kejadian itu membuat anak-anak mereka terlantar.
Dan keterpurukan itu masih mengintai sampai sekarang. Atau malah semakin parah? Hutan Eommanya memang sudah lunas, namun ada hutang lain yang di sebabkan oleh Jaehyun.
Jaehyun yang menggadai sertifikat rumahnya sendiri, untuk membangun bisnis, yang nyatanya tidak berjalan lancar, dan putus di tengah jalan.
Untung saja kala itu Mark sudah kerja. Alhasil uang kerja Mark di gunakan untuk membayar hutang sang Appa kepada Bank, agar rumah mereka tidak di ambil.
Selain untuk membayar Bank, gaji yang Mark hasilkan di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Yang nyata-nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVORCE - JAEYONG, MARKHYUCK, NOREN, SUNGTARO, TAEGYU
FanfictionINI CERITA KHUSUS JUNG FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER, JUNG JAEHYUN, LEE TAEYONG, MARK LEE, LEE JENO, CHOI BEOMGYU, JUN...