4. Of Course I Want.

787 47 0
                                    

"Jeno dan Sungchan berkelahi dengan seseorang di lapangan!" Teriakan seseorang, sukses membuat seorang wanita bernama Lee Haechan, langsung berlari.

Haechan langsung mencari keberadaan seorang wanita. Mencari ke sana kemari, sampai akhirnya ia menemukan sosok wanita itu yang sedang sibuk di atap rooftop sekolah.

"Beomgyu!" Panggil Haechan dengan nafas tersenggal.

Beomgyu yang melihat itu pun tidak tinggal diam, ia langsung memberikan sebotol minum untuk Haechan. "Minum-lah lebih dulu. Kau seperti habis di kejar hantu!" Decak Beomgyu yang sangat kesal atas kedatangan Haechan, yang menganggu waktu santai-nya.

Haechan pun mengikuti ucapan Beomgyu. "Sungchan dan Jeno berkelahi dengan seseorang di lapangan." Ujar Haechan begitu dia sudah normal, tidak ngos-ngosan lagi.

Beomgyu yang mendengar itu pun langsung segera berlari meninggalkan rooftop sekolah.

"Aish!" Rutuk Haechan, begitu melihat Beomgyu berlari. Tanpa tunggu lama, Haechan langsung menyusul Beomgyu yang sudah lebih dulu berlari.

Sampai di lapangan, Beomgyu dan Haechan dapat melihat Sungchan dan Jeno tengah berkelahi dengan 3 orang pria.

Baru saja Beomgyu ingin berbicara untuk menghentikan mereka berdua, suara guru sudah mengintrupsi Beomgyu. Membuat Beomgyu mengurungkan niatnya.

"Jeno, Sungchan dan kalian semua? Ikut ibu ke ruang guru!" Ucap Mrs. Irene, lalu pergi dari lapangan. Di susuli Jeno, Sungchan dan ketiga temannya.

Beomgyu yang melihat itu pun langsung segera mengikuti Jeno dan Sungchan yang sudah lebih dulu pergi. Di ikuti Haechan yang juga pergi mengikuti Beomgyu.

---

Beomgyu dan Haechan terus menunggu di depan ruang guru. Haechan yang memang sudah berniat untuk menunggu Beomgyu.

"Chaniee!" Panggil seorang wanita, yang sukses membuat Haechan menoleh.

Haechan dapat melihat Renjun dan Shotaro yang tengah berlari ke arah mereka.

"Jeno mana?" Tanya Renjun, begitu tiba di hadapan Haechan dan juga Beomgyu.

Shotaro menganggukkan kepalanya. "Sungchan juga mana?" Tanya Shotaro kepada Haechan.

Haechan meringis begitu mendengar pertanyaan yang di lontarkan Renjun dan Shotaro. "Mereka berdua ada di dalam. Kalian berdua ke mana saja sih?! Kenapa bisa Jeno dan Sungchan berkelahi?!" Ujar Haechan, menatap Renjun dan Shotaro nyalang.

"Aku dan Shotaro habis dari ruang dance. Kita berdua tengah berdiskusi untuk acara perpisahan nanti." Ujar Renjun.

"Bagaimana ini? Bagaimana kalau misalkan mereka di suruh memanggil orang tua?" Gumam Beomgyu, yang daritadi cemas.

"Gyu tenang saja. Tidak mungkin sampai di panggil orang tua." Ujar Renjun menenangkan.

"Kalaupun di panggil, bukankah tinggal panggil Taeyong Eomma dan Appa Jaehyun bukan?" Ujar Shotaro.

"Benar. Kalau tidak panggil saja Mark Oppa." Sambung Haechan.

Beomgyu yang mendengar itu pun mendecak kesal. "Keadaan tidak semudah dulu Eonnie!" Ujar Beomgyu.

Perkataan Beomgyu, sukses membuat ketiga wanita itu mengerutkan dahinya heran.

"Tidak semudah dulu? Apakah keluarga kalian tengah memiliki masalah?" Tanya Renjun, yang memang otaknya lebih cepat tangkap daripada kedua temannya.

*cklek* suara pintu yang terbuka dari dalam, sukses membuat keempat wanita yang tengah menunggu di luar pun terdiam. Menatap pintu yang tengah di buka dari dalam.

Dan selang beberapa detik, Jeno dan Sungchan pun langsung keluar dari dalam ruangan.

Tanpa tunggu lama, Beomgyu langsung menendang kaki adik dan abangnya. Tidak mungkin kan memukul kepalanya! Tinggi Beomgyu tidak sampai untuk memukul kepala kedua saudaranya. Apalagi Sungchan yang tingginya macam tiang listrik.

"Aw! Kau kenapa sih?!" Ringis Jeno, menatap nyalang adiknya.

"Kau yang kenapa?! Kenapa berkelahi bodoh!" Rutuk Beomgyu kesal.

"Aku tidak berkelahi! Aku hanya membantu Sungchan! Dia yang berkelahi!" Ujar Jeno, menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Yak Jenong! Kau--"

"Berhenti-lah. Jangan bertengkar di depan ruang guru. Sebaiknya kita ke ruang uks untuk membersihkan luka Jeno dan Sungchan." Usul Renjun, memisahkan pertikaian antara abang dan adik.

Beomgyu mendengus kasar. "Ck! Kalian selamat karena ada kekasih kalian! Kalau saja tidak ada kekasih kalian? Habis kau berdua!" Ujar Beomgyu, di iringi decakan kasar, lalu pergi dari hadapan Jeno dan Sungchan.

"Tidak jelas!" Desis Jeno kesal.

"Sudah. Jangan seperti itu." Ujar Renjun, lalu membawa Jeno pergi. Menyusul Sungchan dan Shotaro yang lebih dulu pergi.

"Yak! Aku di tinggal!" Dengus Haechan kesal, ketika melihat dirinya di tinggal oleh dua sejoli itu.

"Aish! Coba Mark hyung menerima aku menjadi kekasihnya!" Sambung Haechan yang langsung pergi dari ruangan guru, seraya menghentakkan kakinya kesal.

Dan di lain sisi, ada Mark yang tengah menghela nafas kasar, di pinggir jalan.

Ini sudah perusahaan ke-empat yang telah Mark datangi hari ini. Namun belum ada satu pun perusahaan yang memberikan kepastian akan dirinya. Apakah dirinya di terima atas tidak! Ia di suruh menunggu 3 hari atau 1 minggu lagi.

Mark sudah melamar pekerjaan secara online juga. Namun belum ada satu panggilan untuk Mark. Jadi Mark memutuskan untuk pergi ke masing-masing perusahaan, seraya membawa amplop coklat yang ada di dalam tasnya.

"Ck! Kenapa tidak membuahkan hasil juga? Apa yang salah terhadap diriku?" Gumam Mark, menatap aspal jalanan, seraya memegang satu gelas ice tea.

"Mark?" Panggil seorang wanita yang sukses membuat Mark mengangkat wajahnya.

"Eoh, Mina?" Ujar Mark, ketika melihat Kang Mina yang merupakan temannya dulu di sekolah.

"Bolehkah aku duduk?" Tanya Mina, menatap sebelah Mark yang kosong.

Mark langsung mengizinkan Mina. "Silahkan." Ujar Mark, mempersilahkan Mina duduk.

Mina pun langsung duduk di samping Mark. "Kau sedang apa di sini?" Tanya Mina.

"Ah itu, aku habis melamar pekerjaan. Kalau kau sendiri sedang apa?" Ujar Mark, lalu bertanya kembali kepada Mina.

"Aku habis makan siang. Kau belum juga mendapat pekerjaan?" Pertanyaan retorik yang Mina keluarkan, agar percakapan mereka tidak putus di tengah jalan.

Mark menggelengkan kepalanya. "Belum. Aku sempat bekerja, namun ya keluar karena kontrak habis dan juga orang di sana yang toxic. Kau tau sendiri Mina, melamar pekerjaan di Seoul sangatlah susah, kalau kau tidak memiliki orang dalam di dalam perusahaan itu" Ujar Mark.

Mina terkekeh mendengar ucapan Mark. Ya walaupun yang di ucapkan Mark itu benar adanya. Sangat sulit melamar pekerjaan di Seoul, kalau kau tidak memiliki orang dalam di dalan perusahaan tersebut. Sekarang koneksi lebih penting di banding skill yang kita punya.

"Kau sangat membutuhkan pekerjaan?" Lagi-lagi pertanyaan retorik itu di keluarkan oleh Mina.

"Tentu saja. Semua sangat membutuhkan pekerjaan Mina. Hanya orang yang tidak waras, yang tidak membutuhkan pekerjaan." Sahut Mark.

"Kebetulan di tempat kerjaku sedang membutuhkan seseorang. Kalau kau mau, aku bisa merekomendasikan dirimu kepada atasan-mu. Tapi ya gitu, ini tidak sesuai dengan basic skill yang kau miliki. Dan juga gaji yang di berikan tidak umr. Apakah kau mau?" Tanya Mina.

"Tentu saja aku mau!"

DIVORCE - JAEYONG, MARKHYUCK, NOREN, SUNGTARO, TAEGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang