5. Thanks for Advice

666 33 0
                                    

"Kau beneran pulang sendiri Gyu?" Tanya Renjun, menatap Beomgyu.

"Iya. Taehyun kan lagi ekskul. Lagipula aku ingin ke tempat lain dulu." Ujar Beomgyu.

"Mau ke mana? Pulangnya jangan lama-lama. Nanti di cariin sama Mark Hyung. Udah sih bareng aja. Hyung temani." Ujar Jeno.

Baru saja Beomgyu ingin membalas, Sungchan lebih dulu mengintrupsi ucapan Beomgyu. "Hyung, Sungchan izin ke rumah Shotaro ya. Tolong bilangin Mark hyung." Ujar Sungchan, yang langsung pergi membawa Shotaro.

"Hati-hati! Pulang jangan malam-malam!" Peringat Jeno, yang langsung di balas acungan jari jempol sebagai balasan.

"Mau ke kedai ice cream dulu Oppa. Sekalian beli kunciran baru." Ujar Beomgyu, menatap Jeno dan Renjun.

"Hyung temani aja deh. Nanti Mark Hyung salahin hyung lagi." Ujar Jeno.

"Tidak usah ish! Gyu janji tidak akan pulang lama-lama." Ujar Beomgyu, yang langsung lari, meninggalkan Jeno.

"Yak Jung Beomgyu!" Teriak Jeno kesal, namun tidak di gubris Beomgyu.

"Sudah sayang. Jangan teriak-teriak. Nanti kalau misalkan Beomgyu belum pulang juga? Kita cari sama-sama." Ujar Renjun, menenangi kekasihnya.

Jeno menghela nafas kasar, dan langsung membawa Renjun pergi, menuju halte bus.

Tepat ketika Jeno dan Renjun datang, bus pun tiba di waktu yang bersamaan. Renjun dan Jeno pun langsung masuk ke dalam bus tersebut.

Untungnya juga tidak terlalu ramai. Jadi Jeno dan Renjun kedapatan untuk duduk di kursi bus, secara bersebelahan. Jeno langsung saja membuka earphone miliknya, dan memberikan satunya kepada Renjun untuk di dengarkan secara bersamaan.

"Keluarga kalian sedang memiliki masalah?" Tanya Renjun, membuat Jeno menoleh.

"Heum, sedikit. Kenapa emang? Dan siapa yang memberi tau-mu?" Tanya Jeno kepada Renjun. Jeno itu orang yang tertutup dan jarang memberi taukan masalahnya. Ia lebih sering mendengarkan masalah Renjun. Karena Renjun itu sering bercerita tentang apapun, termasuk masalah yang sedang ia hadapi.

"Tidak ada. Cuma tadi Beomgyu ketelepasan berbicara sewaktu kau berada di dalam ruang guru bersama Sungchan. Ia takut kalau guru suruh memanggil orang tua kalian ke sekolah. Haechan dan Shotaro menganggap enteng masalah itu. Mereka bilang ya tinggal panggil Taeyong Eomma dan Jaehyun Appa, atau enggak Mark Oppa. Tapi kata Beomgyu sekarang itu tidak semudah dulu. Dan aku simpulkan kalau keluarga kalian sedang memiliki masalah." Ujar Renjun, bercerita tentang ucapan Beomgyu tadi.

"Iya. Ada sedikit masalah. Kau tidak perlu khawatir." Ujar Jeno. Mengelus pergelangan tangan Renjun, seraya memberikan eye smile andalannya, untuk memastikan kepada Renjun bahwa dirinya baik-baik saja.

"Kau serius? Kalau ada masalah, cerita saja kepada diriku. Aku akan berusaha membantu-mu memecahkan masalah yang sedang kau hadapi." Ujar Renjun.

'Masalahnya, masalah ini tidak bisa di perbaiki Renjun.' Batin Jeno, menatap Renjun dengan senyum palsu yang selalu dia tunjukkan kepada semua orang.

"Kau tidak usah khawatir. Sungguh, ini bukan masalah yang besar." Ujar Jeno. Jeno tidak mau orang lain khawatir kepada dirinya, termasuk Renjun. Ia tidak mau membuat Renjun khawatir.

Renjun menatap manik mata Jeno. Ia tau kalau Jeno sedang berbohong kepada dirinya. Namun Renjun tidak ingin memaksa Jeno untuk memberi taukan masalah yang sedang ia hadapi.

Renjun yakin kalau misalkan Jeno akan bercerita kepada dirinya, kalau Jeno sudah siap untuk bercerita. Jadi, Renjun tidak memaksa Jeno. Lagipula, semua orang butuh waktu dan privasi bukan?

"Baiklah, aku percaya. Tapi kamu harus perlu ingat satu hal. Aku akan selalu ada di samping-mu." Ujar Renjun, memperingati Jeno.

Jeno tersenyum, seraya menganggukkan kepalanya. "Aku tau. Aku pun juga seperti itu. Aku akan selalu ada di samping-mu." Ujar Jeno.

"Terus tadi kenapa berkelahi? Kamu belum cerita sama aku tentang masalah itu." Ujar Renjun.

"Ah itu, aku hanya menolong Sungchan. Ketika aku ingin ke kantin, aku melihat Sungchan yang tengah berkelahi dengan tiga kakak kelasnya. Sebagai hyung yang baik, aku menolongnya. Agar seimbang. Jadi, kalau kau ingin bertanya alasannya? Tanya-lah kepada Sungchan." Ujar Jeno dengan jujur.

Ia tidak suka adiknya di kerbutin seperti itu. Ya walaupun Sungchan tidak terlihat seperti sedang di kerbutin, serta dia dapat mengatasinya. Tapi tetap saja Jeno tidak terima! Itu tidak adil dan tidak seimbang! Jadi, sebagai hyung yang baik, Jeno membantu Sungchan, agar perkelahian mereka seimbang.

"Yak! Hyung yang baik apanya! Kalau kau hyung yang baik? Seharusnya kau memisahkan mereka! Bukannya malah ikut berkelahi!" Ujar Renjun yang kesal dengan ucapan Jeno.

"Aish sayang! Kenapa di pukul sih! Suka banget kdrt!" Ujar Jeno yang langsung mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lagian kamu! Suka banget sih pakai otot daripada otak?! Aku tau kalau kau itu atlet taekwondo. Tapi perkelahian bukan satu-satunya cara menyelesaikan masalah." Ujar Renjun.

"Tapi itu cara tercepat sayang." Rengek Jeno.

"Tercepat apanya?! Bagaimana kalau orang tua mereka membawa dan memperkarakan kasus ini?" Ujar Renjun yang sukses membuat Jeno bungkam.

"Tapikan bukan aku yang mulai perkelahiannya. Mereka duluan!" Ujar Jeno, yang berusaha membela dirinya.

"Kau punya bukti? Apakah ada yang merekamnya, kalau mereka yang memulai lebih dulu? Di lapangan tidak ada kamera cctv Jeno." Ujar Renjun, yang semakin membuat Jeno bungkam.

"Tidak ada bukan? Makanya lain kali kalau mau bertindak, pikir dulu sayang. Sekarang banyak sekali cara menjatuhkan seseorang. Aku tak ingin kau jatuh di dalam masalah yang kau sendiri tidak salah dan tidak lakukan." Ujar Renjun.

"Maafkan aku." Ujar Jeno. Setelah di pikir-pikir, ucapan Renjun itu benar.

Kalau dia main pukul saja, bisa-bisa ia terkena masalah lain, dan bisa saja ia merepotkan banyak orang, atas kesahalan yang ia lakukan.

Renjunt tersenyum mendengarnya. "Tidak perlu minta maaf. Aku hanya tidak ingin kau kenapa-napa." Ujar Renjun, seraya mengelus rambut Jeno, layaknya anak kucing.

Jeno tersenyum senang. "Terima kasih atas nasehatnya." Ujar Jeno.

Renjun tersenyum lagi. Jeno ini terlihat seperti anak kecil yang habis di belikan permen lolipop. "Sama-sama sayang." Ujar Renjun.

Bus berhenti di tempat tujuan Renjun dan Jeno. Mereka berdua pun langsung turun dari bus.

Hongdae street food adalah pilihan Renjun dan Jeno kali ini. Ah, sebenarnya hanya pilihan Renjun. Renjun ingin sekali kemari dari beberapa minggu yang lalu. Namun baru kali ini mereka kemari, karena di sibukkan oleh try out, dan kesibukkan lainnya.

Biasa, mereka sudah kelas 12. Masa-masa di mana mereka sibuk akan banyaknya ujian dan praktek, membuat waktu mereka untuk bersenang-senang semakin menipis.

"Aku ingin makan rabokki terlebih dahulu!" Ujar Renjun, yang langsung menarik Jeno ke stand yang menjual ramen plus tteokbokki.

DIVORCE - JAEYONG, MARKHYUCK, NOREN, SUNGTARO, TAEGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang