187 10 4
                                    

"KEMANA ANAK BODOH ITU?"
.
.
.
.
.
PRANG...PRANG..PRANG
.
.
.
.
.
Suara gaduh dipagi hari terdengar diseluruh penjuru rumah.Tampak seorang lelaki berusia sekitar 40 tahunan dibalik kaca matanya terlihat begitu tampan dan gagah dibalik balutan jas mewah yang menambah aura menawan duduk dimeja makan.

Berkali - kali membolak balik secarik kertas entah kertas apa yang dibaca hingga membuat dirinya begitu marah dan berteriak kencang dipagi hari membuat para maid kaget dan tidak berani mendekat.Saking kesalnya sang Tuan hingga melempar secangkir kopi yang telah dibuatkan  maid untuknya hingga cangkir kaca itu jatuh berkeping - keping mengotori lantai yang sebelumnya bersih. 

"KALIAN SEMUA TULI HA??? SAYA TANYA DIMANA ANAK ITU???? KALIAN SAYA BAYAR UNTUK MELAYANI SAYA ,JIKA SAYA BERTANYA KALIAN HARUS MENJAWAB BUKAN DIAM SEPERTI BATU .DASAR TIDAK BERGUNA"
Teriaknya murka bahkan mengucapkan kata - kata kasar kepada para maid yang ada disana.

"Ma- maa - maaf tuan besar.Tuan muda sepertinya masih tidur karena semalam pulang dari akademi les begitu larut." Ucap maid setengah baya yang memberanikan  diri untuk bersuara agar majikan yang dipanggilnya tuan besar dapat sedikit tenang dan mengerti.

"Hah, dasar bocah tengik. Bilang saja mau bermalas - malasan.Pulang jam 12 dijadikan alasan untuk bangun siang .CEPAT BANGUNKAN DIA SURUH SEGERA TURUN !'

"Ba..baik Tuan biar saya yang memanggil tuan muda untuk segera turun" ucap maid berambut ikal yang masih tampak muda sembari membungkukan tubuh sebagai tanda hormat.Segera setelahnya ia berlalu ,melesat menuju kamar tuan mudanya yang terletak di lantai dua.
.
.
.
.
.
Entah apa yang akan tuan besar itu lakukan kepada putranya yang merupakan biang keladi dari  kemarahannya hingga menimbulkan  kegaduhan pagi ini.
Para maid hanya bisa diam bergelut dengan pikiran sendiri dan berharap semoga tuan mudanya tidak diapa- apakan oleh tuan besar mereka yang tampak begitu tersulit emosi.
.
.
.
.
.

He Junlin POV

PYAR..PYAR...PYAR

"Hah..hah...hah"

Suara  pecahan dan teriakan terdengar begitu keras di telingaku.Membuat diriku terbangun seketika karena kaget bahkan nafasku hingga memburu karena saking kagetnya .

Aku memejamkan mata perlahan karena kepalaku tiba - tiba pening,telingaku berdenging  serta deru nafasku yang masih belum stabil.Aku masih mencoba untuk menenangkan diriku hingga tiba - tiba seseorang mengetuk pintu kamarku.

Tok..tok..tok..tok

"Tuan muda ,apakah anda sudah bangun?" Suara yang begitu aku kenal memanggil dibalik  pintu namun aku tidak  dapat langsung menjawabnya karena dadaku masih begitu sesak untuk sekedar mengeluarkan kata - kata .

Tok
Tok
Tok

"I..iya jie.Aku sudah bangun kok.Ja..jangan masuk .Aku akan segera keluar  " jawabku terbata karena rasanya dadaku masih sesak.Begitu sulit rasanya hanya untuk menarik nafas seakan oksigen sama sekali tidak ada di kamarku.Begitu kalut rasanya saat sesak ini menderaku walau ini bukan pertama kalinya .

Segera mungkin kucari obat yang biasa kugunakan untuk meredakan penyakitmu saat kambuh seperti ini.
Aku tidak ingin maid itu tau keadaanku yang begitu menyedihkan sekarang sehingga aku tidak mengizinkannya masuk.

"Segeralah turun karena tuan besar menyuruh saya untuk memanggil anda.Beliau sangat marah tuan.Oh,iya  panggil saya bibi saja ya jangan panggil saya jiejie saat ada tuan besar .Saya takut dimarahi tuan besar karena bagaimanapun anda adalah majikan saya" ucapnya begitu lirih di akhir.
.
.
.
.
.

Aku paham  betul mengapa maid tersebut mengatakan demikian karena ayahku adalah orang yang sangat tidak suka untuk menormalisasikan hal - hal yang tidak sesuai tempatnya.Bagi sebagian orang mungkin akan menganggapnya sombong karena ia selalu membedakan orang berdasarkan derajat orang tersebut .
Tak jarang ia dengan terang - terangan mengatakan ketidaksukaannya saat bertemu orang yang dirasa tidak sederajat dengannya.

Why Just 98% ?Where's Your 2%?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang