45 8 2
                                    

Yaowen POV

Sesekali aku melirik adik dari sahabat Gegeku yang sekarang berjalan disebelahku.Aku lihat dia sangat tampan tidak kalah dengan kakaknya.Namun,dia juga terlihat menggemaskan membuatku gemas hingga ingin menjadikannya adikku.

Namanya tidak asing ditelingaku karena Ma ge pernah menyebut nama adiknya itu,namun baru kali ini aku melihat wajahnya bahkan  bertemu langsung dengannya.Satu hal yang terlintas saat melihat dirinya yaitu dia terlihat rapuh dan  tepat saat melihat matanya kulihat  banyak  hal yang disimpannya hingga  membuatku penasaran .

Tidak banyak yang Ma ge ceritakan soal Junlin kepadaku.Satu hal yang aku tau Junlin adalah adik kesayangannya.Ia sangat menyayangi dan overprotektif terhadap adiknya tersebut dan hal itu terbukti dari sikap Ma Ge tadi.

Pernah tanpa sengaja aku menguping pembicaraan Ma ge dan Ding ge.Aku sangat terkejut ketika mendengar bahwa Junlin memiliki kelainan pada jantungnya dan masalah yang serius pada mentalnya.

Aku masih teringat saat Ma ge meminta saran pada Ding ge soal Junlin yang sangat tertutup dan begitu pendiam .Hal tersebut membuatku bertekad saat bertemu dengannya ,aku ingin menjadi teman dekatnya dengan begitu  ia bisa   terbuka denganku sehingga Ma ge tidak khawatir lagi.

"Lin kau selama ini bersekolah dimana ?" Tanyaku memecah keheningan karena sedari tadi dia hanya diam.

"A- aku homeschooling sejak dulu ge" jawabnya singkat .

"Loh kenapa tidak bersekolah di sekolah yang sama dengan Ma ge saja ?"  Tanyaku terkejut dengan pernyataannya.

Kulihat dia hanya tersenyum dan tampak berpikir .Aku menunggu jawabannya dengan sabar  hingga akhirnya kita sampai didepan kelasnya sehingga mau tidak mau pembicaran kami selesai sampai disini .
Aku sebenarnya masih penasaran dengan pengakuannya namun aish sudahlah aku bisa bertanya dengan Ding ge saja.

"Nah,ini kelasmu Junlin .Aku tidak bisa masuk karena masuk ke kelas lain tanpa izin laoshi dilarang .Kau masuk sendiri tidak papakan ?Tanyaku memastikan.

"Iya ge.Terimakasih" jawabnya sambil membungkuk sopan.Hal ini membuatku salah tingkah melihatnya membungkuk padahal kami berada ditingkat yang sama walaupun dia lebih muda dariku .

"Tidak masalah .Jangan seformal itu .Kita berada ditingkat yang sama anggap saja seumuran.Hahaha " ucapku tertawa renyah diakhir kalimat.
Aku lihat dia mengangguk lucu sebelum aku pergi.

"Oh iya jangan lupa nanti kita kumpul di aula lantai 1 pukul 9.Jangan sampai terlambat Junlin.Sampai bertemu nanti "teriakku sambil berlari ke kelasku.
.
.
.
.
.


Junlin POV

Setelah kepergian Yaowen Ge aku melangkah masuk ke kelasku.Baru  selangkah didepan pintu dan belum berniat masuk lebih kedalam.Aku lihat ruangan ini sangat luas dengan fasilitas yang  dilengkapi teknologi modern cukup lengkap.
Sibuk mengamati kelas baruku aku tak sadar  menghalangi pintu hingga  seseorang memegang bahuku kuat.

"Hey bocah pendek ,mau sampai kapan Lo berdiri disini ha?" Ucap pemuda bertubuh gempal dengan perawakan tinggi  dan mata tajam memandang remeh diriku.

"A-ah maaf ge " ucapku gugup sambil membungkuk meminta maaf karena bersalah sudah menghalangi jalannya .

" hahaha lo kelihatan naif  banget ya.Bong kita punya sasaran empuk disini" ucapnya memanggil satu temannya yang bernama Bong.

" Iya bos.Gue lihat dia polos juga,jadi gak sabar ingin  bermain - main dengan anak polos ini" ucap pemuda bernama Bong  yang tak kalah tinggi darinya dengan tubuh yang lebih kurus .

Aku begitu takut ketika melihat smirk kedua pemuda itu.Tampak mereka sangat bahagia ketika mengejekku .Entah mengapa firasatku tidak enak ketika berhadapan dengan mereka.

Firasatku terbukti saat mereka tiba - tiba mendorong diriku masuk hingga hampir terkantuk meja sebelum pemuda berwajah dingin menolongku.

"Apa yang kalian lakukan padanya ? Kita sama - sama murid baru apa kalian sudah berniat menjadi preman dikelas ha?" Tanya pemuda berwajah dingin yang  sudah menolongku.

"Kau tidak usah ikut campur " ucap pemuda bertubuh gempal marah

" Tentu saja ini urusanku karena dia temanku.Pergi sana jangan ganggu dia." Ucapnya membuatku terkejut saat tiba - tiba dia merangkul ku dan mengatakan bahwa dia adalah temanku.

"Dasar suka ikut campur .Ingin kupukul ha?" Ucap si pemuda bernama Bong bersiap - siap melayangkan tinjunya namun dengan mudah ditangkis pemuda dingin ini.

"Kau mau main - main denganku ha? Asal kalian tau aku adalah pemegang sabuk hitam taekwondo .Kalian ingin merasakan tinjuku ha? "

Setelah pria dingin mengatakan hal itu.Si pemuda gempal dan Bong diam dan bergegas masuk ke kelas dengan kesal .Sedangkan pemuda dingin itu merangkulku masuk serta mendorongku duduk semeja dengannya.

"Te-terimakasih " ucapku berterimakasih sambil menunduk .

"Sama - sama .Lain kali lawanlah saat kamu dirisak jangan hanya diam " katanya memperingatkan.

"I-iya ge"

"Aiya ,apa aku setua itu hingga kau memanggilku seperti itu padahal kita seumuran " Ucapnya  kesal membuatku merasa bersalah.

"Aku masih berumur 13 tahun ge" ucapku malu- malu

"Oh my God, kau pasti anak akselerasi ya. Aku lebih tua 2 tahun darimu tapi kita seangkatan jadi panggil aku Haoxiang saja .Kau sendiri siapa namamu?" Tanyanya

"Namaku He Junlin ge.Ah,maaf maksudku Haoxiang " ucapku gugup

Kulihat dia hanya mengangguk kemudian tertidur dimeja  bertumpu pada tangannya .Setelahnya hanya hening.Aku bingung harus melakukan apa .

Kulihat dihandphoneku  menunjukan pukul 08.50 .Masih tersisa 10 menit lagi sebelum berkumpul di aula .Aku memanfaatkannya untuk sarapan saja.

Kulihat bekal yang disiapkan Bi Lai adalah bubur dengan dimsum yang sangat harum.Hal itu membuatku tiba - tiba mual karena aroma dimsum sangat menyengat dihidungku  ditambah bubur itu  membuatku tampak seperti orang yang benar - benar sakit saja.
.
.
.
.
.


Haoxiang POV
Aku terbangun saat mencium bau harum merebak masuk keindra penciumanku .Perlahan aku menengok kesebelahku. Tempat anak yang tadi kutolong  bernama Junlin itu ternyata yang  membawa makanan seharum itu.Ku lihat dia menutup bekalnya sebelum aku melihat apa isinya .

"Ibumu yang menyiapkannya ? Kenapa tidak dimakan?" Tanyaku saat melihat dia menutup kembali bekalnya sebelum aku melihat isinya.

"Aku sudah tidak punya ibu" jawabnya lirih .
Hal itu membuatku merasa bersalah.

"maaf  aku tidak bermaksud " ucapku tepat setelah itu bel berbunyi menandakan bahwa para murid baru harus segera turun ke aula untuk upacara penyambutan.
.
.
.
.
.
.

Dibalik mata indah itu terbesit lara yang tak tampak
Sepahit apapun dunia ini
Senyum adalah topeng  paling sempurna
Tersenyumlah seberat apapun beban yang sedang kau pikul
Berbahagialah selalu sahabatku
Bagilah takut dan cemasmu padaku
Senang hati kudengar dan kuterima curahan hatimu

.
.
.
.
.
.

Stay safe and happy all ❤️
See you next time :)


Why Just 98% ?Where's Your 2%?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang