Kiss Me

3.2K 314 50
                                    

note : contains kissing narration

*

Dua bulan sebelum prom night, Jake sudah memutuskan untuk segera keluar dari sekolah lebih awal. Bahkan kalau bisa dia tidak perlu mengikuti acara itu. Menurutnya hanya buang-buang waktu dan percuma saja membuat memori di sana kalau tidak bisa pergi bersama orang yang dia mau.

Ya, hanya satu orang yang Jake ingin ajak ke prom night untuk pertama dan terakhir kalinya di SMA. Hanya saja itu tidak mungkin. Karena orang yang Jake inginkan sangat sulit digapai.

Namanya Lee Heeseung. Selalu menduduki peringkat pertama di segala bidang, di kelas, di ekskul, di hati guru, bahkan di hati siswa. Perangainya begitu mengesankan jadi tidak heran semua orang menaruh hati padanya tak terkecuali Jake.

Tiga tahun selama sekolah, Jake hanya bisa mengagumi Heeseung dibalik punggungnya. Ketika Heeseung menulis jawaban PR Matematika yang paling sulit di papan tulis, atau ketika pelajaran olahraga saat Heeseung harus memutari lapangan sekolah sebanyak tiga kali. Jake tidak pernah membiarkan Heeseung melihatnya sedang jatuh hati.

Satu-satunya interaksi yang Jake ingat ketika mereka sama-sama ikut olimpiade sains, mereka harus bekerjasama sebagai tim dan akhirnya berhasil menang juara pertama. Setelahnya, mereka pun sama-sama melupakan satu sama lain. Dalam artian, Baik Heeseung maupun Jake tidak ada inisiatif untuk berinteraksi kembali setelah itu.

Yah, jadi inilah yang akan Jake lakukan. Meninggalkan masa sekolah setenang mungkin. Tanpa interupsi prom night, sampai pada suatu hari......

"Jake, pilihin dong yang bagus." ujar Sunghoon, teman sebangkunya selama tiga tahun terakhir. "Gue bingung mau pake kemeja atau sekalian tuxedo."

"Sesuka lo aja kenapa? Kan temanya juga lebih formal tahun ini."

"Lo pake apa nanti?"

"Kapan?

"Prom night dong."

"Piyama."

"Jake jangan bercanda deh."

"Serius kalau malem kan pake piyama bukan tuxedo, terus selimutan dah lu di kasur."

"Jake...." kata Sunghoon dengan serius. "Lu yakin nggak bakal ke prom?"

Jake menggeleng. "Nggak Hoon, ngapain juga sih. Cuma dansa-dansa, makan, ciuman, kalau khilaf larinya ke hotel kan?"

"Gue nggak gitu ah." Sunghoon membela diri. "Orangtua Sunoo strict banget, gue harus pulangin dia tepat waktu."

"Ya iyalah dia masih kelas 11 bukan senior kayak kita."

"Lu beneran nggak akan pergi? Sama Nichol atau EJ kek, mereka juga pergi as friends."

"Bacot banget mereka as friends"

Sunghoon terkekeh. "Iya sih mereka sus menurut gue. Eh, ajak aja Riki, anak klub sains lo itu."

"Riki masih kelas 10 woy, lebih muda lagi dari Sunoo. Jangan ah anak orang kasian."

Tiba-tiba tangan Sunghoon memukul Jake cukup kencang.

"Sakit woy! Sunghoon lu kenapa sih?!" pekik Jake.

"Gue tau kenapa lu ga mau pergi." kata Sunghoon yang sekarang jadi melupakan soal pakaian prom night nya. "Jangan bilang lo masih pengen sama dia... Oh My God Jakey, gue bener kan? Ngaku nggak lo!"

Wajah Jake tiba-tiba memerah, bibirnya gemetar, ia cepat-cepat membuang muka dari Sunghoon. "Apa si lu ngga ngerti gue."

"Jake, gue literally sebangku sama lo dari jaman kita ospek siswa baru sampe sekarang udah mau keluar. Apa yang nggak gue tau dari lu? Terus ini, lu betah amat mendem perasaan lo selama ini. Gue aja kepanasan liat Sunoo dipepet banyak orang dari dia jadi anak baru."

Once Upon a LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang