CODE 1515

2.5K 184 36
                                        

content warning :

- mentioning gun

- implying character's death

- mentioning fire

- harshwords

*

*


Jake nyaris tidak berkedip ketika psikiaternya terus menanyakan pertanyaan yang sama.

"Jake, apa kamu tidur nyenyak malam ini?"

Jake tidak menjawab, ia justru tenggelam dalam lamunan yang memunculkan sekelebat memori di benaknya. Seluruh peristiwa traumatis itu tergambar jelas, bahkan Jake masih bisa mengingat suaranya juga, satu-satunya hal yang tidak mungkin bisa ditembus oleh psikiaternya.

Namun, psikiaternya itu tidak bodoh. Ia tahu Jake masih memendam rasa sakitnya.

"Jake, saya tahu kamu masih terganggu sama pikiranmu sendiri, dan saya tahu kamu tidak tidur—."

"Oh ayolah, Dok." Jake akhirnya menjawab dengan emosi. "Kalau gitu kenapa masih tanya?"

Sang psikiater memajukan badannya untuk mengamati Jake lebih dekat. Kursi mereka berseberangan di tengah ruangan yang sangat sunyi. "Jake, sudah kewajiban saya untuk bantu kamu keluar dari trauma itu. Ini sudah 6 bulan. Pihak HYPHEN tidak akan berhenti memanggilku untuk jadi konsultanmu sampai kamu benar-benar pulih."

"Park Sunghoon... that bastard" ucap Jake dengan jengkel. "Dia kan yang nyuruh dokter kemari?"

"Tindakan dia tepat, demi menyelamatkanmu dan mengembalikan akal sehatmu."

"Doctor Yunho, I am fine."

"You're not fine."

Jake menatap tajam psikiater di depannya itu, sambil mengepalkan kedua tangannya di atas pahanya. Badan Jake bergetar menahan reaksi trauma di tubuhnya dan efek dari bayangan traumatis nya itu.

Diamnya Jake menjadi sinyal untuk Dokter Yunho bicara lagi, "Jake.. Ada 5 tahapan seseorang saat berduka. Pertama—"

"—oh jangan itu lagi!"

"—Pertama. Penyangkalan atau denial. Kamu akan menyangkal bahwa kejadian itu tidak terjadi. Kamu berusaha mengesampingkan itu, tapi duka itu tetap ada."

"Dok—"

"—Kedua..." Dokter Yunho masih melanjutkan. "Marah. Setelah kamu menyangkal kamu nggak bisa mengekspresikan hal yang sebenarnya terjadi, akhirnya kamu marah sampai akhirnya akal sehatmu menyadarkanmu supaya harus kembali kenyataan."

"—lalu aku akan melakukan penawaran pada diriku sendiri. Mempertanyakan segala hal kenapa aku tidak membiarkannya tetap hidup dan berandai apa jadinya kalau dia tidak mati, lalu itu semua akan membawaku ke fase keempat, depresi." lanjut Jake. "Aku sudah melalui itu semua oke?"

"Kamu belum melewatinya. Kamu masih berputar di sana." sanggah Dokter Yunho. "Selama enam bulan kamu berkutat dengan tahap ketiga dan keempat. Jake tolonglah, Heeseung tidak akan menginginkan ini. Dia mati bukan untuk membuatmu jadi tidak berdaya."

"Doctor, I swear to God if you say his name like that..."

"Tapi dia memang sudah mati Jake." Dokter Yunho nyaris berteriak. "Kamu sudah menyadari itu kan? Tapi kamu belum benar-benar bebas dari peristiwa itu."

"Dokter, bagaimana aku bisa melupakan seseorang yang selalu berada di sampingku, meregang nyawa di depanku?"

"Setiap orang akan melewati peristiwa besar yang bisa membuatnya lebih kuat, Jake. Apapun bentuknya, mungkin inilah yang kamu lewatin sekarang."

Once Upon a LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang