Lee Jaeyun

2.4K 151 20
                                    

Benda mungil itu masih diusap lembut oleh Jake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benda mungil itu masih diusap lembut oleh Jake. Jari manisnya mungkin sudah terasa hangat karena terus-terusan diusap. Cincin perak yang melingkar indah di sana adalah alasannya. Jake masih tidak percaya ini terjadi, tapi disinilah dia. Berdiri di depan patio dengan pemandangan indah pantai pasir putih dan matahari terbenam.

Oh, dan tak lupa. Sang pemberi cincin. Lee Heeseung.

Heeseung melingkarkan tangannya di pinggang Jake, ia menggunakan sedikit tenaga sampai Jake jadi agak berdempet dengannya. Satu senyum manis berhasil terulas dari bibir yang lebih muda. Ditatapnya sang pasangan hidup—sang pewujud janji sehidup semati. Jake masih tidak percaya ini terjadi.

"Mau dicubit lagi?" Tanya Heeseung.

Jake menggeleng sambil tertawa, "Kamu tahu aja aku masih nggak percaya sama semua ini."

Tapi bukan Heeseung namanya kalau tidak jahil. Tangannya kini bergerak ke arah lengan Jaeyun dan mencubitnya.

"Ahh! Ih sakit, Mas!"

"Biar kamu berhenti mikir kalau semua ini mimpi. Nggak ada lagi mimpi, Sayangku. Semua ini nyata kamu harus percaya."

Padahal sudah banyak waktu Jake habiskan untuk berhadapan langsung dengan Heeseung, tapi makin ke sini, tatapan yang lebih tua membuat tubuhnya lemas. Sorot matanya begitu tajam namun memikat—penuh cinta sarat makna.

Refleks kedua tangan Jake melingkar di leher Heeseung, yang lebih tua sigap menangkapnya. Kini mereka berdua berhadapan dengan jarak yang nyaris nihil. Dua tangan Heeseung yang lebar memeluk pinggang Jake dengan sempurna, kini hanya hangat yang mengelilingi keduanya.

Angin laut saat matahari terbenam membuat rambut panjang Jake ikut bergoyang. Poninya jatuh berantakan tepat di wajahnya, dengan satu tangan Heeseung berhasil menyibak surai lembut itu hingga ke belakang telinganya. Lagi-lagi senyum manis Jake sukses membuat hati Heeseung menjerit tak karuan.

I want to kiss him so bad. Batinnya berbisik.

"Jake," panggil Heeseung dengan lembut. "Kamu bahagia?"

"Menurut kamu gimana?" Tanya Jake.

"Hmm, can't tell. Your pretty face is distracting me."

"Gombal." ledek Jake sambil menepuk pelan dada yang lebih tua. "Tapi karena aku suka kamu manggil aku cantik, aku bahagia."

"Masa?"

"Beneran."

"Kalau kamu bahagia, hati kamu lagi nggak karuan sekarang. Kamu nggak denger detak jantung aku kenceng gini?"

"Nggak kedengeran wlee..."

Heeseung langsung menarik satu tangan Jake ke area dadanya. Jake bisa merasakan jantung suaminya itu berdetak begitu cepat. Kedua mata Jake membulat besar dan mulutnya terbuka saking terkejutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once Upon a LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang