Under The Mistletoe

1.5K 163 2
                                    

notes : 

- contains kissing

- arsip dari ficlet twitter (mungkin udah pernah ada yang baca)


*

Natal tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natal tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu. Kalau dulu Jaeyun merayakannya dengan orangtuanya, sekarang dia merayakannya berdua saja dengan sang suami, Heeseung.

Menikah dengan Heeseung adalah keputusan terbesar sekaligus paling membahagiakan di hidup Jaeyun. Setelah dilanda kebimbangan yang cukup panjang dan menimbang banyak resiko dalam kehidupan setelah pernikahan, Jaeyun tetap memutuskan untuk menikahi Heeseung Juni lalu. Ya, 6 bulan setelah menikah, keduanya tetap berbahagia.

Seperti hari ini. Heeseung dan Jaeyun bekerja sama mendekorasi rumah mereka dengan pohon natal, memasang lampu dan menggantungkan banyak kaus kaki di perapian rumah. Ketika Jaeyun selesai meletakkan bintang di puncak pohon natal, ia bergegas menghampiri Heeseung yang masih sibuk merapikan sesuatu di depan pintu mereka.

"Mistletoe?" Tanya Jaeyun saat melihat tumbuhan yang menggantung di depan pintu kamar mereka.

"Ya. Bagus kan?" tanya Heeseung yang bangga dengan hasil kerjanya

"Harus banget ya?" tanya Jaeyun dengan ragu. "Mas, kamu tahu nggak sih kalau mistletoe itu tanaman beracun?"

"Masa?" tanya Heeseung dengan nada lucu, "Kok bisa?"

"Ya itu faktanya. Aku baca di artikel, kalau mistletoe nggak seindah yang orang kira. Cuma di romanticize aja." tutur Jaeyun.

"Tapi ini cuma plastik doang, sayang. Jadi nggak apa-apa dong?"

"Copot aja deh Mas. Atau pindahin..." pinta Jaeyun sambil berlalu ke dapur. "Aku nggak mau romantisasi tanaman beracun.

Heeseung tertawa dengan keluhan suaminya yang lucu. Tapi, bukannya melepaskan mistletoe dari gantungan, Heeseung malah masuk ke kamar dan merebahkan diri di kasur

"Loh, Mas kok nggak dicopot?!" Seru Jaeyun.

"Kamu aja ya, badan Mas pegel banget, hehehe."

"Huh emang kebiasaan."

"I love you Sayang!" Seru Heeseung dari kamar.

Jaeyun melangkahkan kakinya dengan malas menuju kamarnya dan Heeseung untuk melepas mistletoe plastik yang menggantung di atas pintu.

Jaeyun harus berjinjit untuk meraih mistletoe tersebut tapi usahanya sia-sia karena tidak bisa dijangkau dengan hanya berjinjit.

"Mas Heeseung! Susaaah..." Rengek Jaeyun.

Di dalam kamar Heeseung menahan tawanya karena sejak tadi dia hanya mengawasi Jaeyun dari celah pintu yang terbuka sedikit. Suaminya itu memang lucu kalau sudah merajuk.

"Mas aja yang lepasin Jaeyun capek!"

Jaeyun menyerah. Dia pun mendorong pintu kamar tersebut hingga terbuka lebar. Namun sebelum ia berhasil masuk ke dalam kamar, Heeseung menghadangnya dengan sebuah ciuman spontan di bibir.

Seketika tubuh Jaeyun membeku tepat dibawah gantungan mistletoe. Dengan gerakan yang lembut, Heeseung merengkuh tubuh Jaeyun dalam pelukannya tanpa melepas pagutan mesra dari bibirnya.

Refleks, Jaeyun pun jadi berjinjit lagi untuk bisa menyeimbangi ciuman itu. Tangan Jaeyun mencoba mendorong wajah Heeseung supaya lebih rendah namun Heeseung tidak bergeming. Dia tetap pada posisinya supaya Jaeyun terus berjinjit saat menciumnya—sebuah trik yang selalu membuat Heeseung puas.

Lain halnya dengan Jaeyun. Ketika ciuman itu semakin dalam dan intim, mulut Jaeyun otomatis terbuka dan ia makin tidak sabar. Lalu dengan cepat Jaeyun menarik wajah Heeseung dengan tangannya sekali lagi supaya pemuda itu tidak membuatnya berjinjit.

Heeseung menyeringai di tengah-tengah ciuman mereka, kemudian membiarkan Jaeyun memandu ciuman yang kini berubah jadi lumatan halus yang candu.

"Hmm..."

"Mmh..."

Keduanya mulai melenguh dan kehabisan napas. Tangan Jaeyun masih melingkar nyaman di leher Heeseung sementara jari-jari Heeseung sibuk menyisir bagian belakang rambut Jaeyun.

Jaeyun yang melepaskan ciuman itu. Ia menatap suaminya lekat-lekat dengan sepasang puppy eyes yang selalu menarik perhatian Heeseung.

Heeseung tersenyum lembut, tatapannya yang teduh membuat Jaeyun jadi mengurungkan niatnya untuk marah.

"See? Mistletoe isn't that bad." Kata Heeseung.

Jaeyun mengerucutkan bibirnya, lalu berkata, "Kamu yang nyosor duluan!"

"Lho, kan kamu yang tadi manggil aku, ya aku datang dong ke sini" Balas Heeseung yang masih ingin menjahili suaminya.

"Kamu emang sengaja. Biar aku yang lepasin sendiri supaya modus nya lancar!"

Heeseung mengasak rambut Jaeyun dan mencubit pipinya dengan gemas, "Maaf, kamu terlalu lucu. Yaudah sekarang lepasin nih mistletoe nya. Mas udah nggak mau"

"Ya iya orang tujuannya juga buat nyium aku doang!" Keluh Jaeyun sambil berusaha mengambil mistletoe itu lagi. Kali ini dia melompat lebih tinggi. Entah bagaimana ciumannya dengan Heeseung memberikannya tenaga lebih untuk melompat.

Heeseung hanya mengawasi Jaeyun sampai akhirnya dia berhasil melepaskan mistletoe plastik itu dan membuangnya asal ke lantai.

Setelahnya, Jaeyun memandangi Heeseung cukup lama. Membuat yang lebih tua jadi bingung.

"Ada apa, Sayang?"

"Mau lagi..."

"Gantungin mistletoe lagi?"

"Bukan ihh...Mau...."

Jaeyun tidak meneruskan kalimatnya. Alih-alih bicara, dia justru melingkarkan lagi tangannya di leher Heeseung sambil menarik pemuda itu ke pelukannya, lalu mencium lagi bibir sang suami.

Heeseung tidak menolak. Tapi dia tetap tidak ingin merendahkan wajahnya untuk Jaeyun. Walaupun Jaeyun berhasil memagut bibir sang suami, pemuda itu harus berjinjit lagi dan itu membuatnya sedikit kesal.

"Ih, Mas udah tau aku susah buat—Ahhh!"

Tiba-tiba saja Jaeyun sudah digendong oleh Heeseung seperti koala. Kaki Jaeyun ditopang dengan tangan Heeseung kemudian memeluk pinggangnya, sementara Jaeyun berusaha menjaga posisinya sambil memeluk sang suami.

"Kasian kecilku harus jinjit. Gendong aja ya?"

Wajah Jaeyun memerah yang kemudian dihadiahi ciuman kupu-kupu di wajahnya oleh Heeseung.

Jaeyun kaget ketika Heeseung mulai menutup pintu kamar mereka dan berjalan menuju kasur.

"Mas...Kok?"

"Jaeyun, lanjut di kasur aja ya?" Pinta Heeseung.

Seketika, Jaeyun paham maksudnya. Kemudian, ia merengek minta turun. "Ih enggak. Aku belum masak! Mau turun aja!"

Heeseung tertawa dan tidak menghiraukan rengekan Jaeyun. Alih-alih menjawab, Heeseung malah makin erat menggendong nya dan membawa Jaeyun ke kasur mereka berdua.

Waktu tidak terasa berlalu hingga mereka baru keluar kamar saat jam makan malam tiba, tanpa masakan apapun.

Oh, well, just another typical Christmas holiday from Lee family 😄

Once Upon a LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang