Bagian: 1

9.5K 693 14
                                    

Seorang pemuda tampak menyetir dengan ugal-ugalan, mobil yang dikendarainya tampak bergerak laju tak terkendali. Sementara sang pengemudi tampak santai tanpa merasa panik sedikitpun.

Ragas Sebastian, nama pengendara tersebut. Jika kalian mengira Ragas sedang mabuk berarti kalian salah. Ragas sepenuhnya sadar hanya saja emosi dalam dirinya begitu membara. Giginya bergemelatuk sehingga terdengar samar-samar decitan. Emosinya begitu membumbung tinggi mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Ragas memukul stir kemudinya kencang melampiaskan emosinya.


Flashback on:

Sore ini Ragas baru saja kembali dari
kegiatan study tour yang diadakan pihak sekolahnya, kegiatan tersebut dilaksanakan dinegara Y cukup jauh dengan negara asalnya. Ia menghirup udara pelan, wajahnya tampak datar tapi jika diperhatikan dengan seksama terdapat pencaran bahagia dinetra hitam pekatnya.

Ragas segera melangkah keluar bandara dengan sebelah tangan menggeret koper bawaannya. Ia tak sabar bertemu dengan kekasih tercintanya setelah hampir lima hari tak bertemu. Rasa rindu yang selama ini ia tahan akhirnya bisa disalurkan juga. Sebuah tepukan dibahunya membuat langkah Ragas terhenti, ia menatap sesosok pemuda seusianya yang kini tengah memamerkan gigi kearahnya.

"Gas nebeng dong, gue gak ada tumpangan nih. Nyokap gue gabisa jemput" Keluhnya pemuda bernama Andre sembari tersenyum lebar kearahnya.

Ragas berdecak pelan, niat hati ingin buru-buru pulang menjumpai kekasihnya malah dihadapkan dengan situasi seperti ini.

Dengan berat hati ia mengangguk mengiyakan, jika bukan karena Andre ini adalah temannya ia takkan mau.

"Masuk mobil gue aja" Ujarnya sambil menujuk mobil sedan hitam yang diantar bawahannya terparkir apik diparkiran bandara.

Andre tersenyum sumringah, ia dengan tidak tau malunya langsung duduk anteng dibangku samping kemudi. Ragas mendengus kesal melihat kelakuan temannya itu.

Setelah mengantar Andre sampai rumahnya, Ragas bergegas mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tujuannya saat ini adalah apartemen miliknya yang saat ini dihuni oleh orang yang sangat ia sayangi.

Dengan cekatan Ragas memarkirkan mobilnya didepan lobi. Ia segera bergegas turun dari mobilnya. Dengan tatapan datar andalannya ia melangkah memasuki gedung bertingkat itu.

Ragas memandang pintu apartemennya sejenak sebelum ia membuka pintu dengan pin yang ia ingat diluar kepala. Matanya mengedar mendapati apartemennya tampak sepi, tak ada tanda-tanda kehidupan disini.

Ia menaruh bungkusan makanan yang ia bawanya dipantry, setelah itu Ragas kembali melangkah ke ruang tamu. Ia mengernyitkan bingung mendapati sebuah sepatu yang tampak asing dipenglihatannya. Tampak seperti sepatu lelaki, dari ukurannya juga tampak berbeda dengan ukuran sepatu gadisnya.

Ah gadisnya, dimana gadis cantik berada.

Ragas merogoh kantung celananya, ia mendial kontak kekasihnya itu. Getaran dari atas meja membuat Ragas menoleh. Itu ponsel Gina, jadi artinya gadis itu ada disini. Gina adalah tipe perempuan yang sangat lengket dengan handphone jadi tidak mungkin ia meninggalkan handphonenya saat bepergian.

Kamar!

Itu dia ia belum mengecek kamarnya. Kamar miliknya yang ditempati Gina. Dengan senyum manis diwajahnya Ragas bergegas menuju kamarnya yang berada dilantai atas. Ia tak sabar memeluk kekasihnya itu.

Deg

Gerakan kaki Ragas terhenti tepat didepan kamar miliknya, senyum diwajahnya sirna begitu saja.

Tangannya mengepal kuat disertai nafas yang memburu. Matanya menajam menatap jijik pemandangan dibalik pintu yang sedikit terbuka itu. Terlihat seorang gadis ah ralat seorang wanita dengan tubuh telanjang mengangkang lebar dengan seorang lelaki bergerak liar diatas tubuhnya. Disampingnya terdapat seorang pria lagi yang tampak asik menjamah tubuh bagian atas wanita itu. Desahan dan erangan ketiganya mengalun memenuhi ruangan itu. Ketiganya tampak sangat menikmati kegiatannya tanpa merasa terganggu dengan kehadiran Ragas dibalik pintu. Dengan wajah gelapnya Ragas menendang kuat pintu tersebut hingga terbuka. Bisa dipastikan jika engsel pintu tersebut akan rusak akibat kuatnya tendangan Ragas.

Ketiga manusia berbeda jenis kelamin didalam sana terlonjak kaget, terlebih lagi sang wanita yang melotot kaget melihat kehadiran Ragas disana. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri yang melupakan jika hari ini adalah hari kepulangan Ragas.

Dengan segera wanita itu mendorong pria diatasnya dan melepas begitu saja tautan milik keduanya, tanpa tau malu ia mendekati Ragas dengan tubuh telanjang serta raut wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin.

"Gas ini gak seperti yang kamu lihat" Ucap gina sembari memegang tangan Ragas, ia menatap Ragas dengan air mata bercucuran diwajahnya.

Air mata buaya.

Ragas menghempas tangan wanita yang berstatus sebagai kekasihnya itu, ia memandang rendah wanita dihadapannya.

"Ternyata ini kelakuan lo dibelakang gue" Ucapnya.

"Uang yang tiap minggu gue transfer buat lo kurang sampe lo ngejual tubuh kaya gini?" tanyanya sarkas.

Gina menggeleng kuat, ia meraih selimut untuk menutupi tubuhnya kemudian bersimpuh dihadapan Ragas.

Ragas berdecih, ia menatap dua lelaki yang kini menatapnya juga dengan pandangan bingung. Ia mendekat kemudian membogem mentah keduanya. Kedua pemuda itu tersungkur setelah mendapat pukulan telak dari Ragas.

"Angkat kaki lo berdua dari sini sebelum gue pisahin kaki sama badan kalian!"

Kedua pemuda itu segera melangkah keluar kamar, mereka tampak ciut berhadapan dengan Ragas. Aura bringas dari tubuh pemuda itu membuat nyali mereka sirna begitu saja.

Kembali lagi dengan Gina yang masih bersimpuh dengan wajah bercucuran air mata. Ia memandang Ragas sendu, ia tau dirinya salah tapi kebutuhannya sangat banyak sehingga mengharuskannya melakukan hal ini, kebutuhan sosialitanya sangat banyak.

"Mati-matian gue selalu jagain lo, tapi dengan seenaknya lo sendiri malah ngejual tubuh lo itu?!" sarkas Ragas.

Emosi Ragas sudah berada di level paling tinggi saat ini,

"Angkat kaki dari sini, dan jangan pernah tunjukin muka lo lagi didepan gue jalang!"

"Kita putus "Lanjutnya kemudian melangkah hendak pergi dari sana.

"G-gak aku gamau putus gas hiks, gak mau gas! A-aku sayang sama kamu gas, aku cinta sama kamu hiks"

"M-maafin aku" ucapnya terisak sembari memeluk kaki Ragas yang hendak melangkah.

Ragas menghempas tubuh mantan kekasihnya itu,

"Gaada yang mananya maaf setelah lo ngelakuin penghianatan"

Ragas melangkah pergi dengan emosi yang masih membara, hatinya teramat sakit saat ini.

Flashback off

Tbc:

vote and komen okay

see you

1 Februari 2022
-Jaehyun girlfriend 💞

Arjuna (bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang