Happy reading sayang-sayangku:D
Sudah dua hari Ragas atau Juna baru berada dirumah sakit dan menjalani kehidupan seorang Arjuna Stevano, hingga saat inipun tidak ada satu orang yang datang menjenguknya.
Jika kalian bertanya kenapa, tentu karna Juna hidup sendiri dikota ini sementara keluarganya tinggal dikota yang berbeda. Bisa dibilang Juna ini merantau kekota ini. Bukan merantau bekerja tetapi untuk mengasingkan diri. Entah apa alasannya karna Juna asli pun tidak memberi tahunya.
Ngomong-ngomong ingatan mengenai kehidupan Arjuna Stevano sudah berada dikepalanya. Juna asli memberinya dua hari yang lalu, tepat beberapa saat setelah Juna baru bangun dari mimpinya.
Dari ingatannya, Juna asli memiliki keluarga yang harmonis. Memiliki orang tua lengkap yang menyayanginya, dia juga memiliki seorang kakak lelaki yang umurnya hanya berbeda dua tahun darinya.
Kepribadian Juna asli juga tak jauh beda dengannya. Bisa dibilang keduanya acuh bahkan cenderung tak peduli dan kurang peka. Sifat yang tidak begitu jauh dengan sifatnya dikehidupan terdahulu.
Dan hari ini Juna sudah diperbolehkan pulang. Kata dokter ia tak mengalami luka yang serius hanya cedera dibagian kaki kirinya. Juna lama mengalami kecelakaan kecil hingga bisa masuk rumah sakit, ah bukan kecelakaan hanya terserempet mobil akibat ketidakhati-hatian Juna saat menyebrang. Sebenernya sudah dari kemarin pun Juna sudah boleh pulang namun entah apa isi kepala Juna baru hingga pagi ini pun masih berada dirumah sakit.
Dengan tampang malas Juna beranjak dari brankarnya menuju kamar mandi, ia harus siap-siap pulang. Pulang keapartemen bukan kerumahnya.
Juna tampak mempesona dengan setelan santai yang membalut tubuh atletisnya. Memang wajah Juna tidak bisa dikategorikan tampan tetapi sangat tampan!
Baik dikehidupan sekarang maupun yang terdahulu wajahnya memang semenpesona itu. Alis rapi nan tebal, bulu mata lentik namun tidak terlalu panjang, bibir tebal merah alami yang teramat menggoda iman, hidung mancung serta netra biru kristal miliknya yang teramat mempesona. Ah sial mungkin definisi sempurna ada pada Arjuna Stevano.
Mungkin Tuhan sedang bahagia saat menciptakan makhluknya yang satu ini.
Dengan messy hair-nya, Juna melangkah keluar dari ruang inapnya. Ia berjalan santai menuju parkiran rumah sakit. Sepanjang lorong belasan pasang mata menatap kagum kearahnya, ayolah siapa yang akan melewatkan pemandangan indah dari salah satu mahkluk Tuhan yang satu itu.
Tak sedikit pula, para wanita kurang belain menatap penuh minat kearah Juna yang tak dihiraukan Juna. Jangankan dihiraukan,dilirik saja tidak.
Sebuah tesla berwarna putih tampak terparkir apik didepan lobi rumah sakit tersebut. Disampingnya terdapat seorang pria berpakaian serba hitam lengkap dengan kacamata diwajahnya. Tampangnya yang sedikit menyeramkan membuat beberapa orang yang berlalu lalang menatap segan kearahnya.
"Selamat pagi tuan muda" Sapa pria serba hitam tersebut.
Seseorang yang dipanggil tuan muda yang tak lain dan tak bukan adalah Juna hanya mengangguk singkat.
"Mari tuan" ucap pria itu kembali sembari membuka pintu penumpang untuk atasannya.
Juna memasuki mobil tersebut tanpa sepatah kata. Tatapannya datar seolah tak ada semangat sedikit pun.
Mobil yang dikendarai pria itu melaju meninggalkan halaman rumah sakit. Juna menatap datar jendela mobil sembari memikirkan suatu hal.
Sekilas ia melirik pria yang mengemudi "Jangan sampai mereka tau gue masuk rumah sakit" ucapnya.
Pria itu mengangguk "Mereka tidak mengetahuinya tuan, saya memang belum melapor mengenai kejadian yang menimpa anda sebelum mendapat persetujuan dari anda sendiri" Jelas pria itu.
"Bagus" balas Juna mengangguk puas.
Diwaktu yang sama namun tempat yang berbeda tampak seorang pemuda tampan ah ralat manis. Pemuda manis yang tampak bertarung dengan beberapa orang dihadapannya.
Tidak hanya satu pemuda tapi belasan bahkan puluhan pemuda SMA dengan dua seragam yang berbeda tampak saling beradu jotos diatas lapangan yang bergitu luas. Diantara mereka bahkan ada yang tampak membawa balok kayu sebagai senjatanya.
"Sialan" Umpat pemuda manis itu saat mendapat bogeman mentah disudut bibirnya.
"Cowok lemah kaya lo mending gausah tawuran kek gini" Cemooh lawan dari pemuda itu.
Pemuda manis ber-nametag Zaidan Allandra berdecih pelan, ia meludah tepat disamping wajah lawannya itu.
"Gue cowok lemah, yakin lo?" ucap Zaidan atau Idan membogem kencang wajah tengil dihadapannya.
"Bahkan cowok yang lo sebut lemah ini bisa bikin lo sekarat atau gak bikin lo tidur tenang ditanah" ucapnya menggebu sembari terus menonjok brutal lawannya yang sudah terkulai lemas dibawahnya. Ia tak terima direndahkan.
Jangan salahkan Idan, salahkan saja cowok tengik itu yang memancing emosi seorang Zaidan Allandra bahkan merendahkan harga dirinya. Jika sudah begitu jangan harap lolos darinya.
"Idan bego! Itu anak orang udah mau mati podoh!" pekikan pemuda berseragam sama dengan Idan membuatnya menoleh.
"Bacot lo Gar, kan anak orang gapapa lah" balasnya santai kemudian menginjak kuat dada cowok dibawahnya hingga cowok itu terbatuk-batuk.
Pemuda yang yang dipanggil Gar itu menepuk keningnya kuat.
"Anjing sakit" umpatnnya.
"Bego" ucap seorang pemuda disampingnya.
Gar atau Egar menoleh menatap julid cowok tampang disampingnya.
"Apasi lo?!"Cowok itu melengos meninggalkan Egar sendiri "Seret temen lo noh, udah kek kingkong lepas" ucapnya.
"Bima bego! Itu temen lo juga ya!"
"Astaghfirullah gak boleh ngomong kasar ntar jodohnya mirip dakjal" lanjutnya berbicara sendiri.
"Anak anjing sini lo pulang gak liat apa itu musuh udah sekarat" Egar menarik kerah baju bagian belakang yang dikenakan Idan dengan kencang.
Idan yang tak siap mendapat tarikan hampir saja terjengkang kebelakang, ia menghempas tangan Egar yang menarik seragamnya "Lepas anying!" umpatnya kemudian melengos meninggalkan Egar sendiri.
"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah" Egar mengelus dada teposnya bersabar.
Tbc:
Hai hai guys:))
i'm back huhuNext? vote dulu dong hahay
see you love💞
6 February 2022
—Hendery gf💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna (bl)
FantasyRagas tak pernah menyesal mati saat itu, sebaliknya ia sangat berterimakasih. Kematian yang mengantarkan jiwanya berpindah ketubuh Arjuna. Kebahagiaan-kebahagian yang tak pernah ia dapatkan kini ia rasakan saat menempati tubuh Arjuna. Start : 23 Ja...