Bagian : 5

6.5K 589 26
                                    






Juna mengemudikan mobilnya santai, pikirannya melayang saat terakhir kali ia menyetir hingga berakhir kecelakaan beruntun itu. Sial, ia merasa geli sendiri mengingat alasannya kebut-kebutan malam itu. Hanya karena wanita murahan itu nyawanya melayang.

Ia menginjak kuat tuas gas dikakinya, mobil ferrari la ferrari nya melesat cepat dijalanan yang tampak cukup lengang.

Andromeda High School

Plang besar itu pertama kali menyambut penglihatan Juna. Entah apa tujuan seorang Arjuna Stevano nyasar ketempat itu.

Juna menurunkan sedikit kaca mobilnya, ia melirik seorang satpam yang tampak bertugas. Tangannya terulur mengambil sebuah name card didashboard mobilnya.

Satpam itu menunduk sopan saat mengetahui sosok pemuda dihadapannya itu "Selamat pagi tuan muda"

Juna mengangguk sekilas "Buka gerbangnya"

Satpam tersebut disegera membuka gerbang menuruti ucapan Juna tadi, tak ada bantahan sedikit pun. Ia tak berani membantah ucapan pemuda yang sejatinya adalah tuan muda dari keluarga pemilik sekolah ini.

Juna memarkirkan mobilnya sembarangan, tak peduli itu mengganggu atau tidak. Ia melepas kacamatanya kemudian beranjak turun. Diam sejenak mengamati tempat yang cukup asing dimatanya namun terasa familiar diingatnya.

Dengan wajah datarnya Juna melangkah memasuki lebih dalam area sekolah itu. Entah kemana tujuannya, ia pun tak tau. Koridor sekolah yang terlihat sangat sepi. Ah ia lupa saat ini masih jam KBM.

Pekikan-pekikan beberapa siswa membuatnya berhenti, alisnya mengkerut bingung. Dengan rasa penasaran ia mendekati arah suara itu. Sekali lagi alisnya mengkerut bingung melihat lapangan yang tampak dipenuhi siswa maupun siswi.

Juna melangkah mendekati kerumunan tersebut. Beberapa siswa yang menyadari kehadirannya sedikit bingung, berbeda dengan para siswi yang menatap kagum kearahnya. Entah sengaja atau tidak setiap langkah kaki Juna membuat siswa-siswi disana menyingkir memberinya jalan. Aura pekat dari tubuh Juna membuat siswa-siswi disana segan.

Semua siswa memusatkan perhatiannya pada Juna yang tampak membelah kerumunan. Mereka menatap bingung kearah pemuda tampan dengan pakaian santai tersebut. Berbeda dengan dua cowok yang masih adu jotos ditengah kerumunan. Ralat hanya satu cowok yang menyerang, yang satunya sudah terkapar lemah.

Nerta biru milik Juna menyipit memperhatikan sosok pemuda yang sedang adu jotos disana. Sekilas terlihat raut terkejut diwajahnya namun hanya sepersekian detik berganti seperti semula, datar.

Zaidan Allandra, tujuan utamanya datang kesekolah ini.

"Baby Zai"









Kepalan tangan Idan menggantung bebas diudara, ia mengerjapkan mata saat sebuah suara memasuki indra pendengarannya, suara yang familiar dan dirindukannya.

Dengan spontan kepalanya menoleh, sepasang netra hazel itu bersibobrok dengan netra biru milik Juna yang tengah menatap datar namun jika dilihat ada sorot kelembutan pada tatapan itu.

Mata Zaidan yang tadinya berkabut emosi seketika berubah sendu, Zaidan bergegas membenarkan pakaiannya yang jauh darikata rapi kemudian melangkah cepat menghampirinya Juna itu. Matanya berkaca-kaca. Stev-nya tak menyukai penampilan yang berantakan.

"Stev-"

Zaidan melompat masuk dalam dekapan Juna dan untungnya ditangkap dengan sempurna oleh Juna meski badannya sedikit terhuyung. Memeluk erat pemuda yang sangat dirindukannya tanpa memperdulikan puluhan pasang mata yang menatap berbagai macam tatapan kearah keduanya.

Arjuna (bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang