Happy reading sayangku:D
Ragas terus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, tak peduli umpatan pengendara lain yang ditujukan padanya.
Emosinya masih belum stabil saat ini, ada kebencian sekaligus kekecewaan yang mendalam dihatinya. Dihianati oleh seseorang yang paling dipercaya tentunya teramat menyakitkan.
Ekspetasi memang tak seindah realita.
Pelukan hangat, itulah yang diharapkannya saat pulang dengan rasa lelah. Gina, wanita yang tadinya sangat dicintainya. Wanita pertama yang menarik serta mengisi relung hatinya.
Benar kata orang untuk tidak mencintai seseorang terlalu berlebihan. Sekalinya terluka itu akan terasa sangat amat menyakitkan. Ragas kuat stir kemudinya, sesekali ia membenturkan kepalanya sendiri disana guna melampiaskan emosinya.
Pikirannya bercabang membuat Ragas hilang fokus hingga tak menyadari ada pertigaan didepan sana dengan sebuah Pajero putih yang melaju berlawanan arah dengan kecepatan tinggi.
Ragas membelalak saat menyadari mobil itu sudah sangat dekat dengannya, dengan panik ia membanting stir tak terkendali.
Namun sayangnya ia terlambat, tabrakan tak terelakkan lagi. Sedan hitam yang dikendarai Ragas menghantam bagian depan mobil tersebut hingga rusak parah.
Brak!
Mobil Ragas terpental dan berguling beberapa kali saat mendapat hantaman kuat dari bagian belakang. Mobil itu hancur tak berbentuk, kepulan asap menguar dari bagian depab mobil itu. Darah segar mengucur dari kepala pemuda yang mengemudikan mobil itu. Ragas merasakan tubuhnya remuk, kepalanya berkunang-kunang. Ia mencoba keluar dari mobil itu namun sayang tubuhnya terasa mati rasa.
Ragas pasrah, jika ini memang akhir hidupnya ia terima.
Perlahan penglihatan Ragas mulai memburam, seruan-seruan para pengguna jalan dan sirine polisi terdengar sebelum akhirnya kesadaran Ragas menghilang.
—Negara X, 03.22 pm.
Seorang pemuda tampan tampak terbaring lemah disebuah brankar mewah. Kedua mata pemuda itu terpejam tanpa ada tanda-tanda akan terbuka. Beberapa alat medis juga tampak terpasang ditubuh pemuda tersebut.
Sepi dan sunyi itulah keadaan ruangan yang ditempati pemuda itu. Tak ada seorangpun disana.
Perlahan jemari pemuda itu tampak bergerak samar, sepasang kelopak mata yang awalnya tampak tenang kini terlihat bergetar samar.
Dengan bersusah payah pemuda itu akhirnya bisa membuka matanya, netra biru jernih itu tampak mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Helaan nafas terdengar begitu kentara diruangan yang sepi itu.
"Sial" umpatnya lirih.
Ragas menatap plafon ruang inapnya kosong. Ya pemuda itu adalah Ragas ah lebih tepatnya jiwa Ragas.
Pikirannya melayang mengingat peristiwa dialam bawah sadarnya, kejadian yang sangat amat mustahil untuk dipercaya namun ia tak dapat mengelak lagi karna fua sendiri yang mengalami ini.
Flashback on:
Ragas mengerutkan keningnya menatap aneh hamparan hijau didepan matanya. Ia celingukan bagai orang bodoh meneliti tempat itu, tempat yang sangat indah namun sangat asing menurutnya.
Sebuah cahaya terang mengalihkan perhatiannya, cahaya tersebut sangatlah terang membuat Ragas sampai menutup kedua matanya.
Perlahan cahaya itu mengabur digantikan dengan seorang pemuda tampan. Pemuda tampan yang 100% wajahnya sama dengannya sambil menatap datar kearahnya. Pemuda itu melangkah mendekati Ragas. Keduanya saling pandang tanpa ada niatan membuka suara lebih dulu.
"Siapa?" Setelah sekian lama diam Ragas akhirnya membuka suara.
"Menurut lo?" Balasnya acuh.
"Muka kita sama, lo adalah gue?" ungkap Ragas.
"Ternyata lo gak sebodoh yang gue kira"Ucap pemuda itu lagi.
"Gue Arjuna Stevano—"
"Nama kita beda" sanggah Ragas.
Juna mendecakkan lidahnya, "Dengerin dulu goblok"
Ragas memutar bola matanya malas, kemudian ia mengangguk pelan.
"Gue Arjuna Stevano kembaran beda alam lo sekaligus nama dari tubuh yang akan lo tempatin nantinya"Jelasnya.
"Gue udah mati, kenapa lo nyuruh gue hidup lagi dengan tubuh yang berbeda pula?" Tanya Ragas kebingungan.
"Takdir" Juna berbalik dan melangkahkan kaki menjauh dari Ragas. Sejenak ia kembali menoleh kearah Ragas yang masih setia menatapnya.
"Gunain kesempatan ini sebaik mungkin, jangan lo sia-siain kesempatan yang gue kasih ke lo"
"Gue pamit dan untuk kehidupan gue lo bakal mengingatnya secara perlahan. Gue serahin semua kehidupan gue sama lo dan semoga lo menyukainya." Dengan senyum tipis diwajahnya tubuh Juna perlahan menghilang terbawa angin, hingga akhirnya benar-benar hilang tanpa bekas.
Ragas masih terpaku ditempatnya, jadi ia bisa hidup kembali?
Hidup untuk yang kedua kalinya? Apakah dosanya begitu banyak hingga ia diusir dan disuruh melakukan kehidupan kedua.
Ragas merebahkan tubuhnya diatas rumput hijau yang bersih itu, pandangan menatap langit biru yang tampak sangat indah. Perlahan mata Ragas tertutup bahkan kesadarannya pun mulai meredup.
Flashback off:
Ah sial takdir macam apa ini, Tuhan seolah menjungkir-balikan kehidupannya yang berantakan.
Tak ada rasa sedih ataupun senang dihati Ragas, hanya ada kekosongan yang terasa. Ia memikirkan kondisi tubuh yang saat ini ditempatinya.
Arjuna Stevano, dirinya sekarang adalah Arjuna Stevano bukan lagi Ragas Sebastian walau wajah serta fisik mereka sama tetapi tetap saja mereka berdua adalah jiwa yang berbeda.
★—————————★
Tbc:
Sempatkan vote atau komen.
Satu vote kalian sangat berarti bagi gue, itu gue anggep sebagai bentuk support dari kalian untuk gue nulis dan ngelanjutin book ini:)see u love💞
©®
5, Februari 2022
—Jisung gf💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna (bl)
FantasyRagas tak pernah menyesal mati saat itu, sebaliknya ia sangat berterimakasih. Kematian yang mengantarkan jiwanya berpindah ketubuh Arjuna. Kebahagiaan-kebahagian yang tak pernah ia dapatkan kini ia rasakan saat menempati tubuh Arjuna. Start : 23 Ja...