Bagian : 4

6.8K 544 16
                                    























Segerombolan cowok badung Andromeda High School berjalan angkuh dikoridor, gerombolan pemuda tampan yang mencuri perhatian para kaum hawa.

Dipimpin oleh seorang cowok tampan yang setengahnya nyerempet ke cantik, Zaidan Allandra. Siapa yang tidak mengenal cowok itu. Si pentolan ASH (Andromeda High School) yang berwajah manis namun sangar. Si cowok bermulut pedas yang sulit sekali untuk didekati, namun hal itu tidak berlaku untuk Egar Gusandi dan Abima Andreas. Dua teman atau sahabat seper-komplotan Idan berbuat kenakalan.

Dan hari ini dengan seragam acak adulnya Idan melangkah paling didepan diikuti teman-temannya menuju ruang keramat bagi sebagian siswa, ruang bk tentu saja. Karna apa? Tentu karna masalah tawuran kemarin, entah siapa yang mengadu hingga kejadian itu terdengar oleh pihak sekolah. Yang pasti Idan beserta teman-temannya sudah siap untuk mendapatkan hukumannya.

Ayolah berani berbuat, maka harus berani menerima resikonya.

Idan bersama beberapa temannya memasuki ruangan yang diklaimnya menjadi ruangan favoritnya disekolah ini. Ibu Lira sebagai guru bk di ASH memijat pelipisnya pusing melihat siswa yang tampangnya sangat familiar memasuki ruangannya.

"Zaidan~" Panggil Bu Lira dengan lembut tetapi wajahnya terlihat menyeramkan.

Idan meringis pelan "Saya buk hehe" Sahutnya sambil cengengesan.

"Tau dimana letak kesalahan kamu beserta teman-teman kamu ini?"

Semua cowok yang berada disana menjawab semangat.

"TAU BUK"

"Kalau gitu kenapa tawuran mulu sih? Ibu capek ngurusin kamu sama temen-temen kamu ini" Keluh Bu Lira sembari menelisik wajah murid-murid yang ada diruangan nya itu, ah ternyata masih ada beberapa siswa diluar. Ini ruangannya yang menyempit atau mereka yang nyari masalah kebanyakan?

Entahlah.

"Gak tawuran gak seru buk" Sahut Egar dengan permen kaki dimulutnya.

"Betul buk, sebagai siswa yang baik hati dan pengertian kita semua sengaja tawuran. Soalnya kita nyadar kalo kita semua gak ada yang berprestasi nah dari itu makanya kita nyumbangin sedikit kenakalan kita disini. Buat kenang-kenangan buk" Terang Idan sok bijak.

Bu Lira menahan nafas sejenak, ia harus memikirkan rencana resignnya.

"Saya nyerah ngadepin kalian, sekarang saya minta kalian berdiri dilapangan hingga bel istirahat bunyi" ucap Bu Lira pasrah.

"Sama-sama, sekarang kalian cepet pergi saya sesek nafas liat tampang kalian"lanjutnya.

"Iyalah sesek nafas, soalnya ketampanan saya diatas standar buk" Ucap Egar.

Egar penis, pede dan narsis:)

"Keluar Allahuakbar! Cepet berdiri dilapangan!" Ucap Buk Lira mulai emosi.

"Kalem buk ini kita pergi kok" ucap Idan sembari menggeret kedua sahabatnya pergi diikuti kawanannya yang lain meninggalkan Bu Lira yang merosot lemah duduk dikursinya.










Dilain tempat, dari ketinggian seorang pemuda tampak memandangi kumpulan awan dengan tatapan dingin. Tak ada sedikitpun ekspresi pemuda itu hanya ekspresi datar yang menghiasi wajah rupawannya.

"Permisi tuan, sebentar lagi kita akan mendarat" Ucap Pria berjas hitam membuat Juna mengalihkan pandangannya.

Juna hanya mengangguk, sudah beberapa jam setelah ia memutuskan untuk kembali kekota asalnya. Sebenarnya ini bukan keinginannya mutlak tetapi ada satu hal yang harus ia pastikan dikota asal Juna asli.

Arjuna (bl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang