Doyoung as Sam
Yedam as KyleKicauan burung mulai terdengar, suara orang berlalu lalang pun mulai mereda, bahkan sekarang udara yang dirasakan pun semakin dingin. Begitupula dengan Samuel yang masih berada di sana, menunggu dengan ketidakpastian yang kian membuatnya khawatir.
"Kau yakin akan menunggu lebih lama?" Sam mengangguk, ia tidak tau jawaban apa lagi yang harus ia berikan selain perkataan tidak pasti antara iya dan tidak.
"Kalau begitu aku akan duluan, jangan menunggu terlalu lama"
Tidak bisa dipastikan.
Begitulah inner Samuel berkata.
Sesuatu yang ditunggunya kali ini, atau mungkin seseorang yang ditunggunya kali ini, ialah sesuatu yang sangat ia tunggu kehadirannya.
Ia masih memerlukan kepastian atas semuanya.
"Kyle... aku semakin ragu kau akan datang"
Wajar jika Samuel memiliki pikiran untuk menyerah, ia sudah menunggu sekitar 5 jam lebih namun orang yang ditunggunya bahkan tak kunjung datang.
Tapi ia tarik kembali pikiran itu, ia tidak bisa menyerah dulu.
Setidaknya tidak untuk sekarang.
Semakin dingin ia rasakan, ia merapatkan jaket yang dikenakannya ke tubuhnya lagi. Sesekali matanya akan melirik jam besar yang berada di taman tersebut.
Lucu sekali, ini sudah hampir tengah malam dan masih tidak ada tanda-tanda ia akan meninggalkan tempat itu ataupun seseorang yang akan datang ke tempat itu.
Sebuah tetesan air lantas dapat ia rasakan. Ia mendongak mendapati rintik-rintik air yang lainnya di atas sana.
Kenapa malah hujan di saat seperti ini?
Dentingan jam besar tersebut kembali menyadarkan Sam, sudah waktunya ia menyerah.
Ia tersenyum miring, kemudian melepas syal yang digunakannya, hendak ia letakkan di salah satu tempat bermain disana. Udara semakin dingin menusuk, bersamaan dengan derasnya air yang jatuh menghantam bumi.
"Sepertinya kau bahkan tidak mau menemuiku lagi"
Dikatanya begitu lantaran apa yang terjadi sekarang memang sama sekali tidak sesuai dengan ekspetasinya. Dan ia sadar, ia salah karena terlalu mendalami fantasinya. Seharusnya ia pun mengingat apa yang sudah ada dalam realita.
Jika lelaki bernama Kyle tidak akan pernah memahami perasaannya dan tidak akan pernah membalasnya walau sedikit saja.
"SAMUEL!!!"
Disaat hujan semakin deras, kenapa ia malah mulai berimajinasi.
Kyle ada disana, menatapnya penuh kesedihan dengan wajah yang entah menangis atau basah oleh hujan. Bajunya mulai basah kuyup yang mana hal itu juga membuat Sam sakit melihatnya.
"Kau-"
"Kenapa kau masih disini?!" Kyle bertanya dengan nada sarat akan keputusasaan. Lantas, apa yang bisa Samuel lakukan?
Hanya tersenyum bodoh seolah tak terjadi apa-apa.
"Kau datang hehe"
Bukannya marah atau setidaknya meluapkan kekesalannya, Samuel malah tertawa pelan dan bahagia melihat kedatangan Kyle. Ia bahkan tidak masalah jika orang yang ada di hadapannya itu akan menolaknya atau bahkan kembali mengabaikannya.
Yang penting ia datang. Semua sudah cukup.
Tanpa aba-aba, Samuel memeluk tubuh kecilnya dibawah rintik hujan yang semakin deras. Ia juga tidak peduli akan rasa dingin yang ia rasakan, ia hanya ingin berbagi kehangatan dengannya sekarang.
"Jika kau lelah, aku bisa mendengarkanmu. Kau bisa bersandar padaku, kau mengerti bukan? Aku sangat mencintaimu, Kyle"
Kyle menarik ujung bajunya. Ia tidak berkata apa-apa tapi hanya mengangguk saja.
Mungkin, tanpa jawabannya pun ia akan tetap mencintainya seperti apa yang sudah terjadi.
-fin
TMI, waktu aku bikin ini itu kayaknya masa-masa aku lagi stress banget sama sekolah deh. Jadi waktu itu emang banyak banget bikin au angst gitu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Treasure Ships
FanfictionIntinya isinya tuh one-shot ship Treasure yang pernah aku buat. Disclaimer : - Many Contains Harsh Words - Cerita origin dari pemikiran sendiri, jangan bawa" rl mereka - Ship yang ada di dalam work ini : Dodam, Junshiho/Mashikyu, Hajeongwoo, Hoons...