Secret Admirer (MJ)

243 13 1
                                    

Mashiho itu pengagum hujan, dan dia selalu ada setiap kali hujan datang.



---



Ini hari biasa, dimana Mashiho pulang sendirian setelah lelah beraktifitas di sekolahnya. Biasanya dia memang keluar sekolah bersama dengan beberapa temannya kemudian mereka akan berpisah di pertigaan di depan sana.

Mashiho selalu mengambil bus untuk pulang ke rumahnya. Orang tuanya atau kakaknya, Jihoon tidak bisa menjemputnya karena mereka memiliki kesibukan masing-masing.

Tidak apa, itu bukan masalah besar kalau kata Mashiho.

Mashiho mendongak saat sebuah rintik air membasahi dahinya.

Rupanya gerimis tengah membungkus kota. Padahal dirinya belum tiba halte tujuan.

Sayang sekali, tapi tidak apa.

Mashiho suka hujan, baginya hujan itu menenangkan, penuh emosi dan memiliki banyak arti.

Orang-orang di sekitarnya mulai mencari tempat untuk berteduh dari gerimis yang mulai semakin deras, hanya Mashiho yang tetap berjalan sambil memikirkan filosofi hujan itu sendiri. Mungkin dirinya tidak terpikirkan untuk sekedar berteduh atau mengambil payung lipat yang ia simpan di tasnya.

Beginilah Mashiho, seorang pengagum hujan.

Tiba juga langkah kakinya di halte yang dimaksud. Di halte tersebut tidak banyak orang sebenarnya, hanya ada sekitar 2 orang yang duduk berjauhan ditambah dirinya yang baru saja datang.

Mashiho memutuskan untuk tetap berdiri, memasang earphone di telinganya dan memutar musik acak yang mungkin akan sesuai dengan suasana yang ia sedang berada di dalamnya sekarang.

"Permisi, boleh aku pinjam bolpoin-mu?"

Seseorang tiba-tiba berujar tepat di sebelahnya. Mashiho terperanjat, ia menoleh ke arah orang tersebut.

"Ah- i-iya"

Buru-buru, Mashiho mengambil bolpoinnya dari saku tasnya. Ia selalu menyimpan satu cadangan disana.

"Makasih banyak, aku bawa dulu boleh?"

Mashiho mengangguk. Setelah orang itu duduk tepat di sebelahnya, Mashiho tertegun sambil memperhatikan hujan lagi.

Dia datang.

Orang yang selalu muncul di hadapannya ketika hujan.

Bukan berarti mereka tidak bertemu ketika hari sedang cerah, mereka juga bertemu, tapi sangat jarang. Mungkin jika dihitung jari, Mashiho hanya akan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya saja.

Kalian ingin berkenalan dengan orang itu?

Mashiho melirik lelaki yang baru meminjam bolpoinnya tadi. Dari jarak mereka sekarang, ia bisa melihat dengan jelas form yang sedang diisi olehnya.

Nama : Kim Junkyu

Lelaki yang memiliki suara memikat hati.

Mashiho menyebutnya begitu, karena pertama kalinya Mashiho melihatnya itu di halte yang sama saat ia sedang menyanyikan sebuah lagu tanpa menyadari kehadirannya.

Uniknya, Mashiho hanya akan melihatnya ketika hujan saja. Pernah sekali dia muncul ketika sedang cerah, tapi dia hanya datang untuk mengambil barangnya yang tertinggal.

Mereka tidak pernah berinteraksi sebenarnya, sebagian besar yang terjadi selalu Junkyu sibuk menggumamkan lagu-lagu yang terputar di ponselnya sedang Mashiho akan sibuk mendengarkannya tanpa niat menyapa atau berkomentar.

Bahkan untuk sekedar tersenyum padanya, Mashiho masih belum berani.

Bus yang ditunggunya datang, Mashiho langsung beranjak untuk menaiki bus tersebut.

"Eh, kamu lupa bolpoinnya"

Mashiho menoleh ketika ada yang menahan tangannya. Desiran aneh tiba-tiba muncul begitu saja di dadanya. Junkyu, orang itu yang memegang tangannya sambil menyodorkan bolpoin yang tadi ia pinjam.

"Nih, makasih yaa"

Lelaki asal Jepang itu rasanya ingin mengubur diri saja. Dia bahkan belum sempat menjawab sama-sama atau apalah itu, tapi dia langsung asal memilih tempat di dalam bus tersebut.

Biasanya kalau sedang hujan, Junkyu mungkin akan menunggu sampai hujan reda, Mashiho belum pernah liat dia ikut naik ke bus sekalipun.

Oke, aman.

"Aku disini boleh?"

Suara itu terdengar lagi. Mashiho udah keringet dingin, dia ngangkat kepala dan benar saja, Junkyu udah berdiri di sana sambil menunjuk tempat duduk kosong yang berada di sebelahnya.

"B-boleh"

Mashiho tuh grogian orangnya, apalagi ini dia dihadapkan oleh seseorang yang ia kagumi.

Tidak ada yang berbicara di antara mereka. Mashiho juga gak berani membuka suara atau sekedar berbasa-basi dengannya. Ia terus lurus menatap luar jendela yang masih terbungkus rintik hujan.

Di saat ia menoleh, ternyata Junkyu malah sudah tidur.

Oh, pelor juga.

Ia melirik kertas yang sedang dipegang Junkyu.

Biodata Pendaftar Agensi X

Ah, jadi dia mau mendaftar ke sebuah agensi. Menurut Mashiho, agensi yang ditujunya tuh lumayan besar. Maksudnya, agensi itu sudah mendebutkan berbagai macam artis yang namanya jelas terkenal dimana-mana.

Junkyu pasti juga bisa menjadi salah satunya.

Dalam diamnya, Mashiho tertegun. Sebentar lagi bus akan tiba di halte tujuannya. Itu berarti ia tidak akan sempat untuk setidaknya berbicara sebentar kepadanya.

Jadi ia mengambil sebuah batang cokelat yang ia simpan di dalam tasnya, ia juga mengambil sebuah sticky note dan menuliskan sesuatu di atasnya.

Ia letakkan cokelat itu di atas kursinya dan berjalan menuju pintu bus.

Begitu turun dari bus, Mashiho rasanya ingin putar balik untuk mengambil cokelat tadi karena malu. Tapi sudah terlanjur.

Ia lanjut berjalan, kali ini dengan payungnya karena hujan mulai bertambah lebih deras dari yang sebelumnya.

Hal-hal menarik selalu terjadi ketika hujan... ya?

---

Junkyu tertawa kecil dalam hatinya.

Lelaki berparas lucu yang tadi ia temui di halte bus sangat menarik.

Meninggalkan cokelat dengan sticky note bertuliskan "Fighting!" untuknya? Lucu sekali.

Apa dia tidak sengaja membaca form pendaftaran yang ia isi di halte tadi?

Mungkin begitu.

Junkyu menatap jendela kamarnya dengan senyuman penuh arti.

Di luar sana masih hujan, dan Junkyu benci hujan.

Setiap kali hujan datang, ia terbiasa meringkuk di kasurnya sambil menutupi telinganya karena ia akan terus menangis jika mendengar suara guntur.

Tapi semenjak hari itu, semenjak hari ia menyanyi di halte ketika hujan tiba, ia terbiasa untuk duduk di halte itu sambil bernyanyi karena ia tau ia tidak sendirian.

Siapa bilang selama ini Junkyu gak sadar ada lelaki bertubuh lebih pendek darinya mendengarkan nyanyiannya disana?

"Mashiho..."

Ia ingat sekali namanya, ini karena bolpoin yang tadi ia pinjam berukirkan tulisan namanya dalam hangeul.

Besok, Junkyu harus berterima kasih padanya.

Dan besok, Junkyu harus bertanya bagaimana caranya menyukai hujan.

- END

Random Treasure ShipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang