Forbidden - HJW

547 26 0
                                    

Pair : Haruto x Jeongwoo

Werewolf and Vampire AU.
Warn! 2k+ words




Travis mungkin tidak tau kapan terakhir kalinya ia bersantai memandangi lautan dengan sebegitu tenangnya. Bukannya apa, tapi ia merasa bahkan ini pertama kalinya ia merasakan udara segar lagi sejak sekian lama. Kakinya bermain menendang pasir dan kembali menerjang air yang berada di sana.

Hari sudah semakin sore dan disinilah ia berada. Tanpa alas kaki, dengan jaket hitam yang ia sampirkan di pundaknya.

Apakah ia menunggu matahari terbenam?

Tentu saja. Tidak juga. Tidak, tidak begitu.

Bagaimana caramu menjelaskannya? Perasaan itu ketika orang-orang sedang memikirkan jika ia tengah merindukan seseorang.

"Trave?" Hanya satu orang saja yang bisa memanggilnya dengan panggilan itu.

"Hai, Justin" Disitulah lelaki yang ditunggunya sedari tadi, ia berdiri tidak jauh dari dirinya dan menatapnya dengan tatapan sedih.

"Kenapa kau memanggilku kesini? Kau tau sangat sulit untuk pergi keluar teritoriku" Suara kekehan berat terdengar.

"Lalu apa bedanya denganku?" Justin ikut tertawa, tidak ada yang salah dengan perkataan keduanya. Karena itulah hanya mereka yang paham candaan satu sama lain.

"Duduklah, jangan sampai kulitmu terbakar karena mataharinya" Tanpa aba-aba, Travis menarik lengan Justin untuk duduk di pasir tersebut dengannya. Travis juga langsung menyampirkan jaket miliknya untuk menjadi pelindung wajah dan sedikit lengan Justin.

"Bagaiman kabarmu?" Kali ini Justin lah yang membuka pembicaraan.

"Entah baik atau tidak, aku tidak tau" Jawaban itu terdengar ambigu, tapi begitulah cara mereka berkomunikasi. Katakan saja, itu adalah keunikan keduanya. Keunikan hubungan keduanya.

Keduanya saling diam untuk waktu yang cukup lama. Matahari sudah mulai tenggelam yang berarti mereka bahkan tidak berbicara apapun hingga waktu keduanya berakhir.

Dan seperti biasanya, keduanya akan menutup pembicaraan dengan tatapan dan senyuman kepada satu sama lain.

"Matahari akan tenggelam, ayo kembali" Travis mengangguk, mengekorinya dari belakang dan mengantarkannya hingga ke depan sebuah hutan kecil yang berada tak jauh dari tempat mereka.

Justin menatapnya sebentar, melepas jaket yang ia gunakan kemudian tersenyum hangat kepada Travis. "Hei, aku harap aku mencintaimu, Travis"

Sebuah pernyataan yang tidak disangka namun tidak juga disangkal.

"Aku juga berharap aku mencintaimu" Hanya itu kalimat yang keluar walau sebenarnya ia merasa sesak ingin mengeluarkan semuanya.

Kenapa ia tidak bisa mengucapkan apapun ketika bersamanya?

Jaket hitam itu akhirnya kembali ke tangannya, membiarkan lelaki bertaring tadi masuk ke dalam hutan tersebut- tentunya agar ia bisa kembali ke teritorinya.

Travis berbalik, ia bahkan tidak berusaha mengejarnya.

Ia sudah cukup egois hanya dengan begini.

Biarkan kakinya ini mengarahkan dirinya kembali ke bebatuan yang berlawanan arah dari hutan tersebut.













.

.

.













Random Treasure ShipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang