Chapter :: [02]

522 72 6
                                    

$$$$

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

$$$$

Sekarang di kelas Jevano sedang Jamkos sampai jam pulang nanti, dan sekarang murid-murid di kelasnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Tentu nya karena jamkos, murid-murid biasanya memilih untuk ke kantin, mengobrol atau berghibah dengan temannya, bermain game, dan yang lainnya, tapi ada juga anak ngambis yang lebih milih baca buku dan mempelajari materi, sangat rajin memang.

Siapa ni yang suka ngambis?, Pastinya bukan saya sih -Author

Namun, kali ini Jevano memilih untuk tidur saja, katanya sih kan kalau tidur kita ga melakukan dosa, jadi lebih baik tidur aja daripada malah nabung dosa ya kan?

Lagi enak-enak nya tidur dan bermimpi, eh ada aja yang gangguin, kayak apa gabisa gitu sehari aja ga ada yang ganggu dia?, Jevano tuh capek tau.

Brak

Meja sebelah Jevano atau lebih tepatnya meja milik teman sebangkunya di gebrak oleh seorang perempuan yang ntah siapa tiba-tiba saja datang dan membuat keributan itu, membuat Jevano yang nyaman tertidur harus terpaksa bangun dari tidurnya.

"Woy dekel belagu, bangun cepet" ucapnya dengan muka sinis, namun di balas muka Jevano yang seperti biasanya, tentu saja Jevan membalasnya dengan wajah datar.

"Ada apa?, Kalau ga penting mending ga usah ya kak, saya mau istirahat" -Jevano

"Jadi adek kelas ga usah belagu Lo!, Mentang-mentang Lo adek kelas bukan berarti gua takut ya sama Lo!, Lagian kok bisa sih Mark suka sama orang miskin kayak Lo, jijik banget ewh" ucap perempuan itu yang di ketahui namanya adalah Lily, anak dari salah satu donatur terbesar di sekolah.

"Atas dasar apa Lo ngatain gua miskin ha?, Emang Lo pernah gitu liat gua mulung sampah?" Balas Jevan santai.

"Cih, gausah belagu Lo jadi dekel, masuk jalur beasiswa aja bangga, paling kerjaan orang tua Lo mulung sampah" ucapnya meremehkan.

"Apa buktinya?, Lo punya bukti nya ha?" Akhirnya Jevano bangun dari kursi nya dan menatap wanita di depannya ini.

"Ck, kenapa perlu bukti?, Oh, gua tau, Lo bisa hidup enak Sekarang Karena ibu Lo ngejalang?, Iya kan?, Kok gak malu sih punya ibu kerjaan nya jadi Lonte di bar?" -Lily

"Aduhh, kayaknya gua yang harus nanya sama lu deh, kok ortu Lo ga malu punya anak kerjaan nya tulang labrak?, Gapunya prestasi apapun?, Cuma modal wajah sama badan bagus percuma dong kalau munafik, mending Lo ke club aja sana, pasti laku kok di beli sama om-om kaya" -Jevano

"Cowo kok mulut nya lemes?, Apaan itu?" -Lily

"Cewe kok gapunya harga diri sampai ngatain orang tua adek kelasnya yang bahkan ga ada bukti?, Bahkan kalau gua mau bisa aja gua beli tubuh dan harga diri Lo sekarang juga, tapi maaf aja ya, gua ga nafsu" matanya kini mulai mengintimidasi, tatapan datarnya telah berubah, jelas saja ia tak suka jika ada orang yang mengatai orang tuanya, apalagi sang ibunda.

"GAUSAH SOK-SOK AN DEH LO, GUA LEBIH TUA DARI LO YA ANJING" teriaknya berusaha mengintimidasi Jevano, namun nyatanya bahkan Jevano tak bergerak sedikitpun, malahan mata nya memperlihatkan tatapan kebencian.

"Loh?, Kok di bales ga mau?, Kan Lo yang mulai duluan, lagian kok berani nya cuma sama adek kelas sih?, Pake modal orang tua nya donatur sekolah, ga malu?, Lagian kalau lu bukan cewe sih pastinya gua udah main fisik sama Lo, tapi sayangnya gabisa karena pada dasarnya Lo emang Lemah" ucapnya meremehkan.

"Belagu banget jadi adek kelas, emang Lo bisa menang ngelawan gua?, Lo cuma sendirian disini anjing" -Lily

"Loh?, Berani kok bawa temen sih kak?, Sendirian dong, pengecut ah" Jevano

"Sialan, awas Lo!" -Lily

Ya, Jevan tau bahwa setelah ini ia akan masuk ke ruang BK, tentu saja tanpa ada yang membela dirinya.

$$$$

Tebakan Jevano benar, sekarang dia di panggil untuk ke ruang BK karena masalah tadi, Lily melaporkan kepada guru BK bahwa Jevan telah menghinanya di hadapan murid-murid yang membuatnya malu, dia juga membawa saksi yaitu temannya yang tadi menyaksikan kejadian itu.

Namun tentunya, mereka tak membicarakan persoalan tentang Lily yang memulai duluan dan memancing Jevano, dan sudah pasti temannya itu akan berpihak padanya untuk membuat kesaksian palsu terhadap kejadian itu.

Teman sekelas Jevan?, Mereka memilih untuk tidak ikut campur karena bisa saja mereka akan langsung di keluarkan dari sekolah nantinya.

"Jevano, kenapa kamu bisa seperti itu?" Tanya sang guru BK

"Saya hanya membalas perkataan nya, lagipula saya masih bisa tahan jika penghinaan itu hanya ditujukan kepada saya, tapi jika itu sudah menyangkut orang tua saya, apa saya masih harus diam?" Balas Jevan, dia sudah muak dengan sekolah ini, dimana hukum yang berlaku di sekolah ini akan tumpul untuk yang menengah ke atas, tapi akan tajam untuk yang menengah ke bawah.

"Tapi tetap saja tidak boleh berkata seperti itu Jevano!, Jangan berpura-pura menjadi korban di sini!" Tegas sang guru BK

"Kenapa hanya saya yang salah?, Bagaimana dengan dia?, Dia juga telah menghina orang tua saya!" Balas Jevan tak mau kalah.

"Tidak ada bantahan, besok bawa orang tua kalian ke sekolah, kita akan berbicara langsung dengan beliau!, Sekarang kalian kembali ke kelas kalia-"

"Tunggu!" Saya sang guru belu menyelesaikan ucapannya, Mark datang menghampiri mereka.

"Ada apa Mark?" Tanya sang guru

"Bukannya ini tidak adil?, Kenapa Jevan tidak membawa saksi?, Kenapa hanya Lily?, Dan bahkan kalian belum mendapatkan penjelasan tentang masalah itu dari pihak Jevan, ini tidak adil!" -Mark

"Ini bukan urusan kamu Mark, kamu tidak usah ikut campur, lebih baik kamu kembali sekarang!" -guru BK

"Tapi-" -Mark

"Kembali atau saya kan laporkan kamu kepada kepala sekolah kalau kamu membuat masalah?" -Guru BK

Mark pun hanya bisa pasrah dan mengikuti perintah dari guru BK tersebut, dia harus menjelaskan kepada ibunya agar tidak salah paham.

"Sekarang kalian kembali ke kelas masing-masing, bilang ke orang tua kalian untuk datang ke sekolah ini besok!"

Lalu Jevano, Lily, dan temannya itu pun akhirnya keluar dari ruang BK sesuai dengan perintah sang guru untuk kembali ke kelas mereka masing-masing karena sebentar lagi adalah jam pulang.

"Liat?, Gua menang, Jevano. Makanya lu ga usah belagu, bukan berarti karena Lo adek kelas jadi gua bakal baik sama Lo, kalau Lo ngambil apa yang harusnya jadi milik gua, tentunya orang itu harus dapet pelajaran, paham?" Ucap Lily meremehkan saat mereka telah keluar dari ruang BK.

"Kata siapa Lo menang kak?, Kita liat besok. Kalau begitu, gua juga ga bakal segan cuma karena Lo kakak kelas gua" Balasnya.

$$$$

Ini masuknya konflik bukan si?

Maaf aja yah kalau ga berasa, masih amatir soalnya hehee

Ok, see you next time~

Ok, see you next time~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lily as 'OC'

My Heart is Your's! • NoMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang