"mungkin kalian memang mencintainya dan menempatkan dia di hati kalian. Tapi jika aku adalah orang yang menjadi cintanya dan memiliki hatinya, Kalian bisa apa?" -Jevano
"sebaliknya, apa kenyataan nya juga sama?, apa kau juga mencintai dirinya sepert...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
$$$$
"Kok lu ga peka sih?, Itu tuh kak Mark nya lagi salting, masa gatau" ucap Yena yang tiba-tiba saja datang ntah darimana dan menepuk pundak Jeno.
"Yena?, Kenapa di sini?" Tanya Jeno, pasalnya gadis itu datang dengan setelan pakaian yang rapih, berbeda dengan saat dia bertanding dengan Eric di Arena.
"Tadi mampir dulu ke Arena, niatnya mau ketemu Lo berdua sama si dower, eh ternyata malah gaada, karena laper ya udah dong gue nyari resto yang masih buka di sekitaran sini, eh malah nemu lu berdua" jawabnya santai lalu duduk di sebelah Mark.
"Sam kemana?, Dia ga ada di Arena, di sini juga ga ada" tanya Yena.
"Kencan sama Eric, ga tau kemana tuh orang berdua" jawab Jeno seadanya yang hanya di balas anggukan oleh Yena.
"Eh?, Itu telor bentuk lope?, Gua mau pesen juga dong kak" ucap Yena ke Mark saat melihat Mie di hadapannya.
"Kok gua?, Pesen aja sendiri" balas Mark malas.
"Lo kan baru dapet duit banyak, traktir gue lah, ga salah kan traktir sepupu sendiri" ucap Yena yang setelahnya malah menunjukkan tangannya dengan bentuk meminta.
"Duit nya aja deh, gua pesen sendiri" Mark pun akhirnya mengalah dan memberikan 2 lembar uang berwarna merah.
Tak lama ada 2 orang yang turun melewati tangga, sepertinya mereka berdua baru saja selesai makan di lantai 2 dan turun untuk pulang.
"SAM!!" Teriak Yena saat melihat Sam yang sedang menuruni tangga dari lantai 2, setelahnya memberi gestur tangan untuk menyuruh sang saudara agar menghampirinya.
"Loh?, Kok Lo pada ada di sini?" Tanya Sam heran.
"Ck, harusnya gue yang nanya, Lo ngajak anak orang kencan kok kesini?, Lo ga tiba-tiba jatuh miskin cuma karena taruhan kan?" Balas Yena dengan wajah julid nya.
"Yeuu, kok jadi gua yang di salahin sih anjir?, Jam segini susah nyari tempat kali, ya udah gua kesini aja, mumpung nih tempat buka 24 jam" jawab Sam seadanya.
Sementara keduanya masih berdebat ria dengan saling melempar argumen, Eric justru menghampiri Jeno yang malahan masih makan dengan nikmatnya tanpa peduli dengan keadaan sekitar, bahkan mungkin Jeno tidak tau kalau Eric ada di sini.
"Oi!" Sapa Eric dengan menepuk pundak saudaranya itu.
"ANJ– uhuk... Uhukk.... Uhukkk.... T-tolong" kagetnya yang justru setelah nya malah membuat dirinya tersedak.
"E-eh, nih, minum cepet!" Eric yang panik pun langsung mengambil minuman yang ada di meja dan memberikannya ke Jeno.
Jeno pun meneguk minuman itu dengan rakus untuk meredakan rasa sakit di tenggorokan nya karena tersedak makanan tadi.
"LOH KOK MINUM GUE MALAH DI ABISIN WOI!?" Ucap Yena begitu melihat bahwa minuman yang telah di minum Jeno adalah miliknya, dan lagi minuman itu benar-benar habis sekarang.
"Akhirnya lega..." Ucap Jeno setelah merasa tenggorokan nya tidak sesakit tadi.
"HEH!" Ucap Yena yang tak terima minuman nya di habiskan oleh Jeno.
"Santuy, ku nge traktir gua minuman ga bakalan buat Lo bangkrut mendadak, lagian duit Lo kan banyak, jangan pelit" balas Jeno.
"Yeuu, seenaknya Lo kalau ngomong, sadar diri ya anying Lo kan juga dari keluarga kaya, ga usah merendah gitu dong" sinis Yena.
"Dah ah, daripada dengerin Lo ribut terus mending gw pergi duluan, yok Sam!" Ucap Eric dan langsung menarik tangan Sam Begitu saja.
"Hah?, Lu mau ngajak gua kemana?, Heh!" Tanya Sam heran tiba-tiba saja di tangan nya di tarik oleh Eric.
"Check-in Hotel. Jen, bilang ke bunda gua nginep di rumah temen yak!" Balas Eric seadanya yang hanya di balas anggukan oleh Jeno karena pemuda itu kembali asyik sendiri menghabiskan makanannya.
Sayang kalau ga habis, apalagi ini Indomie yang di iklan nya aja 'Seleraku', jadi kalau gak habis ya sayang benget lah.
"Yen, sodara lu uke atau seme sih?" Tanya Mark secara tiba-tiba.
"Seke, tergantung lawan mainnya aja, dia pasti bisa menyesuaikan diri kok" balas Yena malas dan pergi untuk membeli minum, karena tadi minumannya sudah habis, untung Jeno masih mau ganti pake duit.
$$$$
Ok, sekarang udah pagi, waktunya bagi banyak orang untuk memulai dan menjalani aktivitas nya seperti biasa.
Iya, biasa, kan emang gaada hal yang spesial kayak hari ultah atau perayaan, jadi ya biasa-biasa aja.
Kayak si pria tampan yang sekarang baru bangun dengan masih memperlihatkan muka bantal nya, tentunya itu Jeno yang baru bangun setelah di bangunkan oleh sang mama.
Ternyata semalam dia tidak memasang alarm karena baterai hp nya habis, dan sekarang jelas dia masih mengantuk karena dia baru sampai ke rumahnya saat pukul 1 malam.
Eric?, Ya kalian tau sendiri lah...
Jeno pun akhirnya bersiap-siap untuk sekolah, dia mandi dan memakai seragam sekolah nya seperti biasa lalu turun dengan membawa tas nya ke bawah untuk sarapan.
Saat duduk, orang tua Jeno keheranan melihat Jeno yang sudah rapih dengan setelan seragam sekolah nya, rambut nya yang sudah di tata rapih dan wajahnya yang sudah semakin terlihat tampan setelah mandi.
"Jev?, Kok udah rapi aja pagi-pagi begini" tanya sang papa yang Sedang menunggu untuk mereka sarapan bersama dengan setelan kerja nya yang sudah rapih.
"Loh?, Kan Jevan mau sekolah, papa ini gimana sih?" Balas Jeno.
"Kamu udah buka nyalain hp kamu belum?" Sekarang mama Jeno yang bergantian menanyai sang anak.
"Udah tuh, Sekarang udah jam 6 lewat malah, tapi kok tumben ya grup kelasnya Jevan sepi?" -Jeno
"Gaada info apa-apa di grup kelas kamu?" -Mama Jeno
"Iya pa, tumben, biasanya mah paling anak-anak kelas rame nge chat kalau ada info atau bahas hal Random aja" -Jeno
"Coba liat kalender hp mu dulu deh Jev" Jeno pun hanya menuruti sang mama dan mengecek kalender di hp nya.
"LAH?, INI HARI SABTU?" Kagetnya begitu melihat tanggal di kalender hp nya yang menunjukkan bahwa hari ini adalah hari Sabtu, alias ia libur.
"Makanya papa tanya in, papa kira tadi kamu emang ada urusan lain mau ke sekolah, makanya papa cuma nanya sekali doang tadi" jelas sang papa.
Jeno pun langsung kembali ke kamarnya untuk ganti baju dan kembali melipat dengan rapih baju Sera nya, sengaja langsung cepat-cepat ia ganti karena takut seragamnya kotor.
Soal seragam, karena tadi Jeno ga liat kalender, jadi dia pakai seragam putih biru, yang kebetulan di gunakan di hari Senin dan Jum'at.
"Ada-ada aja anak kamu itu mah" ucap sang papa geleng-geleng kepala saat melihat Jeno yang tadi langsung lari ke kamarnya.
"Heh!, Anak kamu juga itu loh pah, jangan sembarang!" Balas Mama Jeno sambil tangannya yang masih sibuk menaruh sarapan di meja makan.
$$$$
Update malem-malem begini kira" bakal ada yang baca kgk ye?
