Chapter :: [03]

466 69 0
                                    

"udah siap buat kalah ya?, Ternyata Lo berani juga masih bisa Dateng di hari terakhir Lo di sekolah ini" ucap Lily saat melihat Jevano memasuki gerbang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"udah siap buat kalah ya?, Ternyata Lo berani juga masih bisa Dateng di hari terakhir Lo di sekolah ini" ucap Lily saat melihat Jevano memasuki gerbang sekolah.

"Kenapa gua ga boleh Dateng?, Emangnya Lo siapa?, Bukan Lo juga kan yang jadi pemilik sekolah ini?" Balasnya lalu langsung melewati kakel nya itu.

$$$$

Di ruang rapat, sekarang sudah ada kepala sekolah, beberapa guru BK, Lily dan juga temannya yang menjadi saksi, orang tua Lily, dan juga Jevano yang masih menunggu kedatangan orang tuanya yang memang cukup sibuk hingga agak terlambat untuk datang.

"Bagaimana kamu bisa berani menghina anak saya?, Apa maksudnya saya malu punya anak yang sempurna seperti dia?, Tau apa kamu seenaknya berbicara seperti itu?" Ucap ibu Lily tak terima saat tau bahwa anaknya di hina.

Jevano hanya diam, dia tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan dari seseorang yang berstatus sebagai ibu dari kakak kelasnya itu.

"Ibu, tolong tenang, kita akan membicarakannya nanti saat orang tua Jevano sudah tiba" ucap sang kepala sekolah.

"Saya ga mau tau, pokoknya anak ini harus di keluarkan dari sekolah!, Saya ga mau anak saya punya adik kelas seperti ini, atau saya kan menarik kembali uang yang telah saya donasikan kepada sekolah ini!" Ucap Ibu Lily tegas, ia jelas tak rela anak perempuannya di hina seperti itu.

"Tolong tenang dulu, kita akan membicarakannya nanti, kita tidak boleh main hakim sendiri" balas sang kepala sekolah.

Tak lama setelahnya sosok Ayah dan Ibu Jevan masuk ke ruangan itu, di susul dengan kedatangan Jericho secara tiba-tiba setelah orang tua Jevano meminta maaf atas keterlambatan mereka.

Namun, kedatangan kedua orang tua Jevano membuat para guru dan kepala sekolah kaget bukan main, yang ternyata mereka adalah pemilik dari sekolah ini.

"Bapak, Ibu, tolong ajarkan anak kalian sopan santun yang baik, bukan untuk menghina putri saya!, Saya tidak terima!" Ucap ibu Lily begitu melihat kehadiran orang tua dari Jevano.

"Maaf sebelumnya, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas perlakuan putra kami, namun kami tidak bisa percaya begitu saja apalagi tidak adanya bukti kuat atas kejadian ini" ucap Mama Jevan menjelaskan.

"Itu benar, adanya saksi saja itu tidak cukup, kecuali adanya bukti yang lebih kuat agar kita semua bisa menentukan siapa yang salah" lanjut sang suami setelah istrinya itu selesai berbicara.

"Apalagi yang harus di buktikan?, Anak saya sudah menanggung malu karena anak kalian!" Balas Ibu Lily.

"Tante sabar dulu, saya sudah punya bukti yang saya ambil melalui ruang piket, rekaman CCTV tempat kejadian, itu cukup kuat bukan?" Ucap Jericho.

"Kalau begitu mari kita lihat rekaman CCTV terlebih dahulu, Ibu tolong tenang dulu" ucap sang kepala sekolah.

Jericho pun mempersiapkan rekaman yang akan di tayangkan dengan menggunakan proyektor agar semua orang di ruangan itu dapat melihat.

'mampus gua' batin Lily

Rekaman pun mulai di putar, memperlihatkan kejadian asli yang sebenarnya terjadi, jangan lupakan CCTV kelas Jevan yang memang canggih hingga mampu menangkap suara.

Setelah melihat, belum ada yang berbicara, semuanya masih terdiam karena terkejut dengan apa yang sebenarnya terjadi, sementara Jevan masih santai dan diam juga dengan senyuman tipis di wajahnya.

Jevan maju menghampiri laptop yang tersambung pada proyektor yang menayangkan video rekaman dari CCTV, mengambil Flashdisk yang ia simpan di saku bajunya kemudian ia sambungan ke laptop nya, mencari File video lain untuk di tayangkan.

"Maaf sebelumnya, tapi saya hanya mengatakan sesuai dengan fakta yang ada saat itu, mungkin terlalu kejam, tapi saya sangat tidak suka jika ada yang menghina anggota keluarga saya" ucap Jevano lalu menekan tombol play untuk memulai video yang kini ada di layar besar.

Video yang menunjukkan sang kakak kelasnya itu memang benar-benar pergi ke club untuk bersenang-senang, bukan hanya itu namun dia juga menggoda banyak pria tua dan melakukan hubungan intim dengan banyak pria di sana.

"Bagaimana?, Apa setelah ini saya masih harus keluar dari sekolah ini?" Tanyanya begitu video itu selesai di tayangkan.

"GAK!, VIDEO ITU JELAS-JELAS PALSU!, AKU GA MUNGKIN KAYAK GITU!, KALIAN PERCAYA AKU KAN??" Elak Lily dengan wajah paniknya.

"Mau ngelak gimana lagi sih kak?, Itu wajah kak udah keliatan jelas, beruntung karena gak kesebar, tapi tetep aja kalau sampai video itu menyebar luas buka kakak doang yang bakal nanggung, tapi juga bakal mengotori nama sekolah!" Balas Eric santai.

Sementara orang tua Lily masih shock setelah melihat tayangan video tadi, mereka tak percaya bahwa putri kesayangannya mereka bisa melakukan hal itu.

"Maaf sebelumnya Pak, Buk, tapi anak kalian harus dikeluarkan, saya tidak ingin nama sekolah ini kotor karena ada murid yang memiliki kelakuan seperti itu, soal uang yang telah ibu donasikan akan 100% kami kembalikan keseluruhan yang yang telah kalian berikan untuk sekolah ini" jelas ayah Jevan tegas.

"Dan kamu, karena kamu sudah menjadi saksi palsu dan memihak pada Lily, kamu akan di skors dan di berikan surat peringatan" lanjut beliau.

"Seperti nya keputusan akhir sudah ada, terima kasih atas waktu luang nya untuk hadir di sekolah ini, Bapak dan Ibu sekalian" ucap sang kepala sekolah.

"Untuk kamu, karena kemarin kamu tidak mendengarkan penjelasan dari Jevan terlebih dahulu dan langsung percaya pada Lily, kamu saya pecat!" Lanjut sang kepala sekolah sanbil menunjuk ke salah satu guru BK yang kemarin memanggil Jevano ke ruang BK.

"Maaf sebelumnya Pak, karena telah bertindak sesuka hati tanpa bukti, lain kali kami pasti akan lebih berhati-hati lagi, maaf sekali lagi" ucap sang kepala sekolah kepala Ayah Jevan yang hanya di balas anggukan.

$$$$

Besoknya, berita telah menyebar luas ke seluruh penjuru sekolah tentang Lily yang di keluarkan dari sekolah, tentu banyak murid yang senang karena berita itu apalagi murid yang merupakan korban bully dari Lily akhirnya mereka bisa bebas.

Soal ayah Jevan dan Jericho yang merupakan pemilik sekolah masih di sembunyikan, tentu nya sang ayah melakukan itu agar sang anak tidak di perlakukan spesial dan tetap menjadi murid biasa yang mendapatkan konsekuensi saat ia berbuat salah.

Saat ini Jevan sedang berada di kantin seperti biasa dengan kedua temannya dan juga 1 adiknya, mereka hanya makan siang seperti biasanya dengan Sean yang heboh soal berita itu dan juga Jericho yang tak kalah hebohnya berpura-pura bahwa ia gak terlibat sama sekali saat kemarin.

Tapi acara makan-makan itu harus berhenti sejenak saat tiba-tiba saja Mark datang menghampiri Jevano dan bilang akan meminjam Jevano sebentar kepada teman-temannya.

"Ada apa?" -Jevano

"Ayo ikut gua." -Mark

$$$$

SETELAH INI SAYA NULIS NAMA NYA KEK BIASA AJA LAH, GAUSAH "JEVAN" TAPI "JENO"

Jadinya aneh kgk si?, Nama nya di ganti gitu kek apaan tau.

Yaudah lah

Btw double up nii, gimanaa??

See you~

My Heart is Your's! • NoMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang