16

2K 335 19
                                    

VOTE JANGAN BACA DOANG!
LARANGAN KERAS 😌
Btw typo merajalela

Pagi ini, dikediaman Rasendra, sang pemilik rumah sekaligus kepala keluarga tengah kalang kabut dengan rambut mencuat sana sini dan baju leceknya, tak lupa wajah bantalnya menghiasi rupanya yang sudah sedikit mengkerut, celana sebatas lututnya sedikit miring, belum lagi modelnya seperti Patrick.

Dia menjelajahi rumahnya dengan sesekali merangkak dan menungging untuk melihat kolong meja dan lemari. Barangkali, sosok yang ia cari berubah menjadi butiran debu.

Apa yang membuatnya panik?

Apa lagi jika bukan sesosok putih menyerupai tuyul menuyul itu, apa lagi sekarang menghilang.

Demi apapun Rasendra panik bukan main, ia baru bangun tidur, meneriaki anaknya yang saat di panggil tak kunjung menyaut. Padahal hari weekend ini sangat cerah secerah wajahnya, hm...

Akhirnya setelah berkali kali mengelilingi rumahnya, Rasendra membangunkan anak anaknya yang lain, membantunya mencari bocil tua itu.

Velanda yang baru tertidur sebentar setelah sholat subuh kembali segar, dia ikutan panik dan membuka tutup panci di dapur dan gentong di belakang rumah.

Sedangkan yang di cari...













"Om tiang om?"

"Gede banget buset. Simulasi jadi tiang ya? Hm..."

"Besok kalo dah mati panjangnya keknya di lebarin 50 cm."

"Liat liat, masa aku aja cuma sebatas perut doang?! Aku tersyakiti pake syin!"

"Eh... Iya gak sih?"

"Om kalo setinggi gaban celananya semana? Itu baju kalo di pake aku jadi daster keknya om."

"...diem bae om."

"Masa iya ganteng ganteng bisu."

"Astagfirullah maafkeun!!!"

Astraga terus mengoceh di depan om om yang ia tak kenal, sosoknya tinggi gagah dengan setelan jaz hitam mengkilap, topi dan kacamata juga berwarna hitam. Astraga tak bisa begitu melihat ekspresi nya, jadi, dengan piyama bergambar buah buahan di padukan dengan cardigan putih juga topi berwarna orange tanpa tau malu dia mengoceh sana sini.

"WOY BINO!"

"HALO BENG BENG! kenapa ngas ngos? Kek di kejar babi ngepet."

"Omong omong tentang babi ngepet aku mau jadi babinya, jalan jalan soalnya muehehe."

Velanda beristighfar dalam hati, ia tak boleh mengatai adiknya, dosa. Tapi kemudian-

"Heh habis dari mana kamu teh? Maneh bikin panik orang rumah! Keluar gak pake baju tebel, ngoceh kek orgil ke yang nggak kenal, belum cuci muka, itu kodok sana sini." -dia menjewer telinga adiknya sedikit keras.

"SAKIT! Nanti abang kena KPT tingkat tinggi loh!"

"KPT? KTP kali ah." Velanda kemudian melepaskan tangannya dari telinga sang adik yang sudah memerah.

"KPT, Kasus Kepenjeweran Telinga."

Si tengah Rasendra berbalik kemudian dengan wajah datarnya. "Gua jamin ayah kalo denger itu ngabrut."

Ngakak brutal

Astraga cemberut, ia menengok ke belakang yang sudah tak ada siapa siapa lagi. Kemana si tiang itu? Bukannya tadi masih berdiri gagah di depannya, dia memutar Pandangannya untuk mencari. Dan melihat tiang tepat di samping tubuhnya.

"Wih jangan jangan ini, ada siluman new, gak tanggung tanggu kekuatannya listrik lagi."

Mari siapa yang mau donorin otaknya buat si Albino.

TBC

Haiii, hahaha
Mo cerita

Aslinya kemarin abis nipu mau up, tpi ada narasi sm dialognya g sengaja ke apus, otk lngsng blank🗿🔪

Agaknya karma krna menipu

Btw maaf pendek, sengaja
Cuma mau mampir:)

Si AlbinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang