17

2.5K 371 26
                                    

Uhuk

Uhukk

Suara itu terus menemani rumah minimalis milik Rasendra. Sudah seminggu lebih malah. Celotehan celotehan yang biasanya nyaring sekarang tak ada, hanya suara yang sedikit pelan dan serak. Tingkahnya yang usil dan heboh mendadak kalem.

Siapa lagi kalo bukan si Astraga manusia albino.

Hampir 2 Minggu dia terus terusan batuk dan flu. Walaupun badannya tak panas dan bocah itu tak mengeluh pusing. Sudah di beri obat dan vitamin pun tetap tak hilang. Rasendra murung jadinya karena tak mendengar tingkah ajaib sang anak bungsu.

Uhuk

"Bobo'an sini." Genanda menepuk pahanya agar sang adik merebahkan kepalanya. Astraga menggeleng, "Nggak ah, kalo tidur batuk mulu."

Genanda lalu tak menyaut lagi, ia merangkul Astraga dan sedikit mengusap dadanya.

"Waktunya makannnnn...." Itu suara Velanda, yang membawa mangkuk dan air hangat di tangannya. Ia menghampiri kakak adik tsb dan duduk di sebelah Astraga.

"Sarapan dulu."

Eh bisa di bilang sarapan kah saat waktu menunjukkan waktu jam 10.13?

Astraga tak peduli, dia mengambil mangkuk yang di sodorkan abangnya. Ternyata berisi bubur yang di blender bersama ati ayam. You know ati ayam?

Kok yang makan cuma Astraga? Karena yang lain sudah. Saat waktu sarapan tadi, Astraga sedikit tersedak yang membuatnya terbatuk hebat dan lumayan lama. Mukanya sampai merah padam, lagaknya seperti orang ingin muntah, matanya juga berair. Tentu semua panik, sang bibi pembantu juga ikutan panik. Karna itu, Astraga jadi malas makan dan hanya menyender di sofa.

Syukurnya, sekarang tidak lagi. Lihatlah dia memakan buburnya dengan lahap. Karena hangat dan lembut, aman lah di tenggorokan.

"Coba nyanyi dek." Ujar Velanda setelah Astraga menyelesaikan makannya.

"Suara aku lagi cetar membahana nih, nanti abang bisa jadi tuna rungu."

"Astagfirullah:')" Velanda sabar kok, "I loveeee yooohhhh."

"I lovee not yoooohhh."

Uhuk

Uhukk

"Eh? Haha..." Meski tertawa, Velanda tetap mengusap tengkuk adiknya.

Genanda yang menepuk punggung Astraga menggeleng seraya berdecak. "Jangan di gituin ah, kasian."

Velanda masih tertawa, dan melanjutkan "Unconditional, Unconditionally...I will love you Unconditionally."

"Bobo aja yuk Aga nya sama ayah." Rasendra bersuara dari arah dapur. Sedang mencuci alat alat yang tadi untuk membuat bubur.

"Masa jam segini tidur?" Suara seraknya menyorot protes.

"Masa jam segini tidur? Kata adek yah!" Velanda mengulangi dengan sedikit keras agar Ayahnya terdengar.

"Nggak papa, kamu kan tidurnya keganggu mulu." Rasendra menyahuti, dan sosoknya kemudian nampak sedang menuju ke sini. Berdiri di depan si bungsu dan menarik tangan yang lebih kecil darinya dengan pelan.

"Sana." Genanda membantu dengan sedikit mengangkat agar adiknya itu lekas berdiri.

"Bobo yang nyenyak..." Velanda memberi lambaian tanpa ada balasan.

^^^

"Nina bobo, oo nina bobo, kalau tidak bobo di gigit kebo..."

"Yang epic dikit napa yah..."

"Yaudah, ekhem! Kasih ayah, kepada beta, tak terhingga sepanjang masa-"

"Itu lagu minyak kayu putih."

"Pok ame ame belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalo malem minum susu, susu susu basi-"

"Skip."

"Tak gendong kemana mana euy, tak gendong kemana mana-"

"Yang nyanyi udah innalilahi. Skip."

"Mending kamu tidur."

"Ya aku emang mau tidur, tapi ayah nyanyi. Nggak ada yang like, dislike semua. Jelek. Suaranya juga."

Hati mungil Rasendra tercabik-cabik, tersayat-sayat, terremas-remas, tertusuk-tusuk pokoknya ter ter ter rasanya.

"Yaudah denger nih, ini lagu dari jawa. Nembang Durmo.

Dipun sami, ambanting sariraniro
Cegah dahar, lan guling
Dara pon sudo
Nepsu kang ngombro ombro
Re-"

"Nggak enak."

:')

Sabar pak, anak ndiri kok

"Yaudah nggak usah nyanyiin deh."

"Aku juga nggak minta nyanyiin."

...

Sekali lagi, SABAR.....

Rasendra kemudian cepat cepat memeluk anaknya yang sedang tidur membelakangi, dipeluk erat tubuh kecil itu karena gemas dan kesal.

Uhuk

Uhuk

Nah ini yang Rasendra waspadai. Astraga bilang, saat batuknya keras dan terus menerus, itu karena ada yang mengganjal dan sedikit menekan di tenggorokan. Seperti ada bulatan kecil dan menekan, kalau di tahan tenggorokannya jadi sakit. Kalau batuk pun juga akan sakit sebab terasa di paksa mengeluarkan sesuatu.

Solusinya minum, walaupun terkadang tak manjur.

Rasendra yang biasanya mengoleskan minyak telon, sekarang beralih ke minyak kayu putih. Mengoleskannya di dada atas dan bawah secara rata. Membantu anaknya minum dan sedikit menepuk dadanya agar batuknya lekas reda.

Kembali berbaring dan memeluk Astraga yang sudah menghadapnya. Katanya hidungnya mampet sebelah kanan, jadi menghadap kiri deh.

Kasian sekali:(

Rasendra berdo'a semoga anak kesayangannya ini yang mirip tuyul dan tingkahnya kaya dedemit cepet sembuh.

Amiin

TBC

Hawhaw, mau scane sakit
Soalnya ai jg lg sick🛐
Kek gitu sama😭

Si AlbinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang