13. Bukti

2.1K 410 25
                                    

1 Januari.

Di mana tidak hanya sekedar detik, menit, hari dan bulan saja yang berganti, tapi juga tahun.

Tanggal merah di kalender, orang-orang biasa merayakan bergantinya tahun dengan pergi berlibur atau sekedar berkumpul bersama teman serta kerabat. Membuat acara kecil yang dipenuhi tawa di dalamnya. Melihat eloknya kembang api yang meledak menghiasi langit malam untuk menyambut resolusi baru bagi sebagian besar orang.

Ya. Tahun baru. Dimana sudah banyak rencana yang dibuat untuk menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Pagi ini, saat sinar mentari menembus celah-celah jendela dan saat mimpi telah mengembalikan kesadaran, di dalam kamar yang rapi bernuansa putih dan pink, satu sosok gadis bersama selimutnya masih berada di atas tempat tidur, berusaha mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya menyatu.

Matanya mengerjap, lalu maniknya bergerak ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7.

Nyaris saja dia terkejut dan melompat dari tempat tidur karena melihat jam sudah siang, sebelum akhirnya otaknya benar-benar tersadar jika hari ini tanggal merah.

Gadis itu pun bisa dengan santai mendudukkan diri sembari diam sejenak, membiarkan otaknya mempersiapkan diri untuk kembali bekerja.

"Hoam." Oh ya, tidak lupa menguap.

Lalu hendak dia turun, berniat berjalan ke kamar mandi untuk membasuh muka, akan tetapi baru telapak kakinya yang menginjak lantai, tidak sengaja matanya melihat ke arah meja nakas, dimana ada sebuah kotak yang dibungkus kertas kado.

Dahinya berkerut seraya mengambil kotak itu.

Awalnya dia benar-benar tidak menyadari hari ini hari apa selain tahun baru. Tapi setelah melihat kartu ucapan yang ada di atas kado ini, dia baru ingat bahwa hari ini tidak sekedar tahun baru, tapi juga hari ulang tahunnya.

Selamat ulang tahun, adek. Begitulah tulisannya.

Bibirnya praktis mengukir senyum. Matanya yang tadi sayu, kini melebar penuh haru. Bisa-bisanya dia sampai melupakan hari ulang tahunnya sendiri, padahal hari ini berbarengan dengan hari libur.

Ya. Maya Desti Prameswari, pada hari ini usianya baru menyentuh angka 16.

Setiap tahunnya, pasti dia mendapat hadiah dari orang tua dan kedua abangnya, meski di situasi yang sulit.

Dan dia hafal betul siapa yang selalu pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

Helmi.

Terkadang Maya heran sama abangnya yang satu itu. Apa dia mengatur alarm di jam 12 malam? Satu kali pun, Helmi tidak pernah lupa akan ulang tahun Maya.

Gadis itu membuka kado tersebut dan melihat sebuah boneka di dalamnya.

Senyum pun semakin lebar terukir. Kemudian bergegas dia keluar kamar untuk menuju ke kamar Helmi.

"Abang." Maya membuka pintu kamar Helmi, namun langkahnya berhenti saat dia tidak mendapati siapapun di ruangan tersebut.

"Bang Helmi," panggilnya lagi, Barangkali Helmi ada di toilet.

Namun sayangnya, tidak ada sahutan dan suara sedikit pun.

Maya memilih tetap masuk ke dalam kamar lalu mendudukkan diri di kasur abangnya, memangku kado yang dia pegang.

Kini, sambil memperhatikan boneka yang masih berada di dalam kotak, dia diam membiarkan tubuhnya diselimuti keheningan.

Tidak tahu pasti sejak kapan, rumah jadi lebih dingin dibandingkan sebelumnya. Di dalam, ada mamanya, ada Om Dendi, ada Bibi dan embak, tapi Maya merasa semakin ditekan dengan kesepian.

RUNTUH (Rumah Yang Ingin Utuh) | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang