Dasar bocah

5 0 0
                                    

INI CERITA BOYLOVE PERTAMAKU, KUHARAP CERITA INI BISA AKU BUNGKUS DENGAN CUKUP MANIS & A LITTLE SPICY UNTUK KALIAN SEMUA HEHE...

BTW AKU SEDIKIT BINGUNG SETIAP BIKIN COVER, BAKAT SENI KU HANYA BIS MELIHAT SESUATU YANG INDAH, TAPI BEGITU BIKIN SENDIRI AKU MALAH NGE-HENG, 

SO... HERE MY STORY :D

∆∆∆

Morgen hanya diam sejak dia kembali berjalan memutar ke arah tempat yang dekat dengan rumahnya. Dipangkuannya terdapat seorang anak yang menangis tersedu-sedu. sesekali anak tersebut histeris, sedetik kemudian anak tersebut diam dan mematung.

Bukan, bukan maksud Morgen mendiamkan perempuan kecil tersebut, dia sudah berusaha, dia juga sudah membelikannya es krim untuk menghentikannya menangis. Tapi semuanya sia sia, anak perempuan yang berusia kurang dari 10 tahun tersebut masih saja tak berhenti tersedu-sedu, bahkan sebagai ganti dirinya yang sudah berbaik hati ini dia malah mendapati seragamnya lengket, dengan warna putih dan coklat berkat es krim yang dilemparkan bocah ini kepadanya.

Dia benar-benar kacau.

Yah setidaknya hal itu tidak terlalu parah seandainya seorang pria tua tidak dengan tanpa sengaja membanjiri dia saat menyiram tanaman di depan halamannya dengan selang.

Setidaknya anak tersebut aman tanpa basah karena dia sudah melindungi anak tersebut sambil memeluknya.

Yah dia tak sia-sia.

setidaknya usahanya berguna.

Hiks... hiks...

"Ayolah gadis manis, kau terlihat lebih cantik kalau tidak menangis seperti itu... Apa kau mau permen?" Morgen menggelengkan kepalanya, entah kenapa dia malah terdengar menjadi seorang penculik yang menggoda anak kecil untuk menurutinya.

"Cia mau pulang hiks" Gadis itu menyebut diri sendiri dengan nama

"Kita sudah mau sampai Cia."

"Cia mau pulang!" dan sekali lagi anak itu histeris.

Morgen membuang nafas pasrah, dia memang polisi, jadi sudah sewajarnya dia mengantarkan anak yang tersesat ini kembali ke rumahnya. Tapi itu bukan pekerjaannya, maksudnya saat itu dia sedang bertugas untuk misi mencari seorang pengedar yang diperkirakan melarikan diri ke pinggiran kota seperti ini.

Yah, Morgan Himel atau biasa dipanggil Oge oleh yang lain adalah seorang kepala penyelidik bidang narkotika, di kota Homburg, salah satu kota terbesar di negaranya. Karena sebuah misi dia dan timnya ditugaskan untuk menyelidiki Kota Soyhete, salah satu kota besar tapi tidak penuh dan terasa sangat damai.

SIngkat cerita dia menemukan gadis itu sedang menangis di belakang rumput liar, setelah dia berpisah dengan semua krunya untuk investigasi, untuknya anak ini menggunakan sebuah gelang yang tertulis sebuah nama panti asuhan tak jauh dari tempatnya berada. Lagi pula kalau di bawa ke kantor polis, jaraknya malah lebih jauh dari pada jaraknya saat itu dengan tempat si anak, jadi Morgen memutuskan untuk mengantarkannya sendiri.

Sayang sedari tadi banyak hal sial yang menimpanya.

Akhirnya setelah sekian menit yang melelahkan tadi dirinya bisa bernafas lega sekarang, si tatapnya bangunan sederhana dengan cat putih dan biru langit yang lumayan besar. Tempat itu agak jauh dari rumah lainnya dan lebih terasa luas karena sebuah halaman yang besar. Ada sedikit tanaman hias dan mawar. Saat Morgen masuk dia bisa melihat bangunan lain yang ditutup dengan plastik buram di atasnya-sebuah kebun mini yang terletak di seblh bnagunan utama.

Morgan bisa saja melepaskan anak di pangkuannya sekarang dan beralih untuk pergi meninggalkan gadis itu berlari masuk kedalam tempat tinggalnya. Tapi itu sama sekali tidak sopan, dan dia juga harus memperingatkan para pengurus panti itu untuk lebih menjaga anak-anak asuh mereka supaya tidak tertinggal atau bahkan kabur dari tempatnya.

He's Like a Flower Thorn (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang