haloo, saya up nih, jangan lupa vote + komen + follow ya, thanks ☀️
selamat membaca
happy reading
* * * *
Reygan dan Regar terlihat tergesa-gesa, berlari ke arah parkiran sekolah. Terlihat jelas mereka sangat khawatir dan panik. Naya yang tiba-tiba menghilang dan tidak memberi kabar, jelas membuat mereka khawatir.
Mereka pikir Naya pergi menggunakan mobil mereka, ternyata tidak.
"Ini mobil masih ada! Terus Naya pergi nya pake apa?" tanya Regar dengan penuh tanda tanya.
Reygan mengusap wajah nya frustasi. Jika daddy nya tau ini, ia dan Regar pasti kena amuk. Tapi tak di pungkiri bahwa mereka juga sangat khawatir.
"Coba lo telpon lagi, siapa tau sekarang ponsel nya udah aktif?" suruh Reygan.
Regar mengecek ponsel nya lagi, belum sempat menelpon Naya, ada pesan singkat muncul dari Naya.
Nayaa
abang jangan khawatir, aku tadi pergi buru-buru, enggak sempet ngabarin, oh iya! aku izin kerumah tante Sarah ya.
Regar bernapas lega, huftt.
Regar menunjukan pesan singkat itu kepada Reygan. Ia juga lupa, kan tadi pagi Naya sudah izin kepada nya untuk pergi kerumah tante Sarah.
"Lo jangan bilang dulu ke daddy sama mommy, takutnya entar mereka malah marahin Naya, yang pergi gak bilang-bilang." kata Reygan serius.
Regar mengangguk-angguk saja. Benar juga kata kembarannya itu.
️ ______________________
Naya menyimpan kembali ponselnya setelah mengabari abang-abang nya itu. Ia melirik kearah Gio yang sedang anteng memainkan ujung bajunya, sambil mendumel tidak jelas, Naya yang melihat itu gemas sendiri.
"Gio" panggil Naya.
Gio menatap Naya lalu, "Hm?"
"Gue pulang dulu ya?" izin Naya hati-hati, takut nanti Gio mengamuk lagi.
Gio mendelik tak suka saat Naya izin ingin pulang sekarang. Ia masih ingin berduaan dengan Naya.
"Gak" Jawab nya singkat.
Lalu memunggungi Naya dan menarik selimutnya hingga menutupi kepala nya, nah kan, pasti Gio marah, pikirnya.
"Kapan-kapan lagi deh gue main kesini" bujuknya.
Gio masih tetap diam, tak ada niatan untuk menjawab perkataan yang di lontarkan barusan oleh Naya.
Ditambah lagi ia tidak suka saat Naya menggunakan kosa kata lo/gue.
"Gak! Gak boleh pulang" ucap Gio sambil menggeleng keras.
Buru-buru ia mendekati Naya takut jika gadisnya itu pergi tiba-tiba.
"Ga boleh" ucap nya lagi sambil bibir bergetar dan mata berkaca-kaca.
Huft, mungkin kali ini Naya akan mengalah, untuk sementara.
"Oke oke, gue gak bakalan pulang sekarang, Tapi janji ya, nanti izinin gue buat pulang" bujuk nya sekali lagi.
Gio hanya mengangguk, dan menyenderkan kepala nya ke pundak Naya. Ia memainkan tangan gadisnya itu, hening tidak ada percakapan.
Tapi, tiba-tiba Gio bertanya seperti ini kepada Naya, "Kamu udah maafin aku kan?" tanya Gio sambil mendongak kan kepala nya agar ia melihat wajah Naya.
"Hm" jawab nya singkat. Ia juga tidak tau.
Tidak puas dengan jawaban nya itu, ia bertanya sekali lagi, "kamu pasti bohong! Kamu belum maafin aku kan? Aku harus gimana biar kamu bisa maafin aku?" ucap dia serius.
"Udah lah lupain, gak usah di bahas!" ketus Naya.
Benar, sebaiknya ia tidak perlu membicarakan ini sekarang. Ia butuh waktu yang tepat.
Ia mengalihkan pembicaraan, "Besok mommy Sela nikah ya?"
"Iya"
"Besok aku bakal dateng" ucap Gio.
"Terserah"
Yang dimaksud Naya itu, iya atau apa? terserah?
"Maksudnya?
"Terserah lo, mau dateng atau enggak juga" ketus Naya.
Naya ini kenapa? Tadi saja dia berbicara lembut, tapi sekarang gadis itu berbicara judes dan galak.
Sejauhkah ini perubahan Naya? Yang iya tau hanya lah, Naya adalah gadis lemah lembut dan penurut.
"O-oh iya" ucap Gio mengangguk-angguk saja.
* * * *
Suara recokan berasal dari kantin, segerombolan anak anak geng motor sedang berdiskusi entah membicarakan apa.
"Harus lapor sama Gio ini mah! Harus di kasih pelajaran, biar mereka kapok!" ucap Nathan emosi. Tidak akan ia biarkan mereka hidup tenang, karna sudah berani mengeroyok Dika tanpa sebab.
Saat kemarin Dika datang ke markas dengan wajah di penuhi luka lebam. Dika di keroyok oleh geng sebelah, entah karna apa.
"Gak usah" ucap Dika singkat.
"Lah? Gak bisa gitu dong! Lo mau di amuk sama Gio? Gio juga sama kaya kita! Gak akan ngebiarin sahabat nya kesakitan kaya gini!" ucap Nathan sembari menunjuk ke arah nya.
Dika pasrah, jika sudah begini ia tidak bisa ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Udah! Ga usah ribut!" relay Reygan.
"Kok bisa-bisa nya kita kecolongan gini?" tanya Regar penasaran.
Perasaan, Alastar tidak pernah membuat onar dengan geng sebelah.
"Cupu banget, berani nya keroyokan, cuih" sarkas Arkan yang sedari tadi diam saja. Ia juga sama, Sama-sama emosi.
Geng yang tidak tahu asal usul nya itu, yang telah berani menghajar Dika tanpa alasan. Dika bisa saja melawan, namun ia kalah jumlah, dirinya yang hanya sendiri dan kalah melawan sepuluh orang asing itu.
* * * *
halooo 🤯
aku update nih , jangan lupa vote + comen + dan follow ya 🥰
eh, sorry banget ya kalo rada ga nyambung, soalnya nya aku kehabisan ide 😔
kalo ada typo, tandai ya
maaf banget kalo ga sesuai ekspetasi kalian 😃
cerita ini bagus nya di lanjut apa engga?? bantu jawab ya!
up?
YOU ARE READING
EX GIRLFRIEND
Teen Fiction- Follow sebelum baca ⚠️Di larang plagiat⚠️ -- Aku kembali bertemu dengan nya, apakah aku bisa untuk tidak menatap mata setajam elang yang membuatku jatuh kedalam jurang kebahagiaan dan kesedihan - Naya Xavella Alegra Ternyata, kau sama sekali tidak...