10.

1.9K 129 59
                                    

haloooo, aku up nih! jangan lupa vote sama coment ya 😁

selamat membaca.

happy reading.

* * * *

Naya mendongak dan tidak lagi memainkan ponsel nya. Wanita paruh baya itu membeku dan terdiam di tempat saat melihat siapa tamu nya.

"I-ini beneran kamu?" tanya wanita paruh baya itu dengan gugup.

Kalian pasti sudah menebak itu siapa. Yap benar! wanita paruh baya itu adalah Sarah. Bisa di sebut bunda Sarah.

Naya tersenyum ramah lalu mengangguk.

Tanpa aba-aba Sarah memeluk Naya erat, Sarah sangat menyayangi Naya. Sarah sudah menganggap Naya seperti anak nya sendiri.

Sarah masih memeluk Naya, dan terus berguman.

"Akhirnya kamu kembali juga" lirih Sarah sambil merenggangkan pelukan nya.

Sarah mengecup kepala Naya, lalu berkata

"B-bunda minta maaf ya sayang. Maaf banget, sebesar-besar nya. perlakuan Gio sama kamu dulu memang kurang ajar, bunda bener-bener minta maaf" ucap Sarah penuh dengan penyesalan.

"Tapi tenang, Gio udah bunda hukum kok" ucap nya enteng.

Naya tersenyum, "Udah gapapa, lupain aja. Itu kan udah lama" ucap Naya ikhlas.

Tidak salah jika Sarah memilih Naya menjadi calon menantu nya. Sikap keibuan Naya yang membuat Sarah percaya dengan mengurus Gio. Ah seperti nya tidak cuman itu, masih banyak lagi.

Naya mengalihkan pembicaraan, "Oh iya, bunda ada perlu apa manggil aku kesini?" tanya Naya tanpa basa-basi.

Sarah menjadi ragu untuk meminta tolong kepada Naya, takut Naya menolak untuk perihal Gio saat kemarin.

"Kalo gak kebaratan, kamu sanggup gak buat balikan lagi sama Gio?"

Naya dibuat kebingungan, jika ia disuruh untuk menamani Gio saja ia mau. Tapi ini? terdengar sangat lancang dipendengaran Naya, yang tadi nya ia ingin menjauhi Gio, malah sebaliknya!

Naya gagap tidak bisa berbicara lebih. Takut salah bicara, dan ingin menolak pun merasa tidak enak. Huh, bagaimana ini.

Sarah tau pasti Naya akan menolak permintaan nya. Tapi tidak apa, masih ada waktu.

"Balikan?" tanya Naya.

Sarah mengangguk mantap.

"Kalo itu sih kek nya gak bisa deh bun, tapi kalo nemenin Gio doang, aku mau-mau aja kok" ucapnya sedikit tidak enak.

Nah kan, tebak Sarah benar. Pasti Naya akan menolak permintaan nya itu.

"Yaudah deh, gapapa kalo gitu"

"Oh iya, katanya Gio mau ketemu sama kamu. Dia udah nungguin dikamar nya, cepet gih temuin" kata Sarah.

Naya mengangguk lalu pergi menuju kamar Gio. Seingat Naya, kamar Gio ada di lantai dua, jadi ia menaiki tangga terlebih dahulu. Sebenarnya, ada lift sih dikarena kan ia ingin melihat-lihat rumah ini dulu, jadi ia jalan lewat tangga. Ada yang berubah atau tidak, pikirnya.

Dan ternyata iya, rumah ini berubah drastis, yang dulu yang mewah, sekarang semakin mewah. Mansion besar ini seperti istana.

Sampai di pintu kamar Gio, ia pun mengetuk dengan pelan, tiba-tiba ia menjadi gugup.

Tok. . Tok . . Tok . .

Tidak ada sautan, ia pun membuka pintu itu, bukan nya lancang, tapi ia ingin segera cepat-cepat pulang. Tidak nyaman rasanya lama-lama di rumah ini.

EX GIRLFRIENDWhere stories live. Discover now