To Do List yang harus Doyoung capai di usianya yang hampir menginjak kepala 3 adalah hamil dan memiliki seorang bayi. Tapi bagaimana bisa dia bisa hamil tanpa menjalin hubungan?
Disisi lain, trauma Jaehyun pada kisah asmara membuatnya enggan menjal...
Morning Call pertama setelah kembali ke rumah sakit ini membuat Doyoung semakin bersemangat mengayunkan langkah menuju hall dimana para dokter berhamburan ke sana. Cukup 3 bulan di tempatkan di rumah sakit kecil di ujung daerah bagian barat, membuatnya merindukan suasana menegangkan pertemuan pagi rumah sakit besar ini.
Di lobi menuju hall, Doyoung menunduk menyapa beberapa dokter senior dari departemen lain. Seulas senyum tersungging mendapati dua sosok sahabat baiknya berjalan santai di depannya.
"Morning!!" Sapaan dibarengi pelukan tiba-tiba di pundak mereka sontak membuat kedua sahabat baiknya itu berjengit kaget.
"Kamjjagiya! Yaaah! Kim Doyoung! Kau suka sekali mengagetkan kami!" Gerutu sang sahabat bersnelli dari departemen ObGyn.
Doyoung hanya tertawa. Dia berjalan menyempil diantara kedua sahabatnya itu. Taeil yang berada disisi kanannya menatap heran. "Kau bahagia sekali? Apa ada sesuatu?"
Doyoung menggeleng imut. "Aniya. Hanya rindu dengan Morning Call. Disana tidak ada hal seperti ini."
Kedua sahabatnya berdecit tak setuju. "Apa hebatnya Morning call? Asal kau tahu saja, sejak Direktur baru kita berganti, Morning Call adalah hal paling tidak ingin dihadiri oleh para Senior disini."
"Waeyo?"
"Kau akan tahu nanti, babe." Ten dan Taeil menyeringai. Doyoung hanya mengangkat bahunya acuh.
Mereka mengambil duduk bagian belakang. Ketiganya mulai asik mengobrol sambil menanti sang direktur datang. Kursi di hall itu hampir penuh saat pintu utama dibuka sedikit kencang. Seorang lelaki tampan dalam balutan suit hitam keabuan bermotif garis berjalan dengan langkah mantap ke atas podium. Visual tampannya bukannya membuat terpesona malah membuat beberapa orang menahan nafas karena aura dominan dan tegasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat pagi." Suara beratnya memenuhi ruangan itu. "Seperti biasa, kita akan membahas beberapa hal yang terjadi seminggu ini. Aku sudah menunjuk departemen mana yang akan membahas kasusnya hari ini. Kalian sudah siap?" Lelaki itu tanpa basa-basi langsung menoleh pada tim yang sedari tadi sibuk disudut barisan depan. Melihat anggukan dari mereka, Lelaki berpangkat direktur itu langsung mengangguk dan hendak turun sebelum dia kembali lagi ke podium.
