14 After heartbreak

13 0 0
                                    

Beberapa hari setelah kepergian sang ibu Alissa hanya mengurung dirinya di dalam kamar, mungkin semua orang mengiranya masih sangat sedih karena di tinggal ibunya tapi yang sebenarnya terjadi Alissa sudah sangat ikhlas karena dia berpikir ibunya sudah tenang di surga dan tidak merasakan sakit lagi. Alasannya belum mau keluar kamar adalah karena dia tidak tahan melihat suasana rumahnya yang penuh kenangan bersama ibunya, mungkin Alissa bisa mengikhlaskan kepergian sang ibu tapi dia tidak bisa move on dari semua kenangan bersama ibunya.

Saat ini pun Alissa masih dalam masa pemulihan karena kecelakaan yang menimpanya tepat di hari ibunya meninggal, sungguh ujian yang bertubi-tubi.

Di lain tempat ada Farras yang sedang sibuk mengurus kuliahnya dan juga mengurus pendaftaran kuliah untuk Alissa. Ya, Farras sudah mengatur semuanya agar Alissa bisa kuliah bersamanya di kampus yang sama. Mungkin inilah yang bisa membuat Alissa senang di saat hatinya patah karena ujian hidup yang menimpanya, Farras bekerja sama dengan ayahnya Alissa untuk mendaftarkan Alissa di universitas yang sama dengan Farras melalui pendaftaran mandiri tanpa beasiswa.

Hari ini Farras akan mengunjungi Alissa untuk memberitahu tanggal tes yang akan di adakan universitas. Semua ini Farras lakukan kerena amanah yang diberikan oleh Tante Mei ibunya Alissa, selain itu Farras juga merasa iba melihat semua yang terjadi pada Alissa.

Tepat sore hari Farras datang mengunjungi Alissa, dia bertemu dengan ayahnya Alissa sebelum bertemu dengan Alissa, ayahnya Alissa bilang sudah hampir seminggu Alissa tidak keluar kamar tidak tahu apa alasannya.

"Mungkin Alissa masih sedih om, bolehkah aku bicara dengannya?."
Ucap Farras yang sedang bicara soal Alissa dengan ayahnya Alissa.

"Tentu Farras, tolong berikan semangat untuk Alissa."
Ayahnya Alissa terlihat sedih mengucapkan nya, Farras jadi ikut merasa sedih.

Ayahnya Alissa mengantar Farras sampai di depan kamar Alissa, sebelum masuk Farras mengetuk pintu lalu terdengar suara kecil dari balik pintu itu yang menyuruh untuk masuk.

"Farras, kau datang."
Alissa yang sedang duduk di kursi belajar langsung berdiri melihat kedatangan Farras, seperti biasa dia selalu senang kalau melihat Farras walaupun akhir-akhir ini dia sama sekali tidak kepikiran tentang Farras.

"Bagaimana keadaanmu Alissa?."
Farras menghampiri Alissa.

"Seperti yang kau lihat, aku baik dan sangat sehat."
Ucap Alissa dengan senyum berbeda.

Farras bisa lihat dari matanya Alissa sangat sedih, dia bukan Alissa yang riang seperti biasanya.

Farras mengelus kepala Alissa yang di perban, itu membuat Alissa sangat terharu dan tak bisa menahan air mata yang sejak tadi ingin meluncur.

"Aku merindukannya Farras, aku tidak bisa hidup tanpanya katakan padaku aku harus apa?."

Farras membawa Alissa kedalam pelukannya, Alissa menangis di pelukan Farras.

"Ada aku Alissa."

Karena tidak tahu harus berkata apa tanpa sengaja Farras mengucapkan kalimat berupa harapan untuk Alissa.

"Benarkah?."
Tanya Alissa menatap dalam mata Farras.

"Aku akan temani kamu, seperti yang aku katakan waktu itu."

Senyum tipis terlihat pada wajah yang berurai air itu sedikit membuat Farras tenang, jujur saja dia sangat kasihan pada Alissa tapi dia juga tidak mau memberi harapan lebih untuk gadis itu, Alissa sangat menyukai Farras dan kalau Farras terus-menerus memberi harapan dia takut Alissa salah paham dan menganggapnya lebih.

"Baiklah sekarang aku ingin bicara padamu."

Farras mendudukkan Alissa di tempat tidur sementara dirinya duduk di kursi belajar Alissa, dia ingin bicara serius tentang kuliahnya Alissa.

Farras & AlissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang