27 The Program

14 1 0
                                    

"Kenapa Alissa?kamu tidak bisa menjauhiku seperti itu."

"Aku sudah berjanji pada kak Dylan, dia sangat menyukaiku."

"Lalu jika dia menyukaimu, apa kamu juga menyukainya?."

"Tentu saja, karena saat ini aku hanya akan melihat pada orang yang menyukaiku."

"Tapi kamu menyukaiku Alissa, kau hanya memanfaatkan Dylan agar bisa melupakanku padahal Farras satu-satunya dihatimu!."

"Iya!kau benar!aku menyukaimu bahkan sangat menyukaimu!lalu jika aku menyukaimu apa kamu juga menyukaiku?tidak kan?!, semua akan sia-sia Farras maka dari itu aku akan mengakhirinya, aku akan berhenti sampai disini dan kau akan tenang karena aku tidak akan mengganggumu lagi."

"Baiklah jika itu maumu, aku harap kau dan Dylan bisa menjadi pasangan, dan kau!jangan pernah temui aku lagi!selamanya!."

Farras dan Alissa bertengkar hebat di parkiran kampus, itu semua karena Farras merasa kesal pada Alissa yang selalu mengabaikannya tanpa sebab bahkan terus menghidar darinya. Tangis Alissa pecah ketika Farras meninggalkannya dengan kata-kata terakhirnya yang membuat hati Alissa hancur, mana bisa dia tidak melihat Farras sehari saja, dia bisa gila, Farras terlihat cemburu ketika Alissa bersama Dylan tapi Alissa sudah terikat janji akan memberi kesempatan untuk Dylan.

Beberapa bulan kemudian.

"Alissa bangun nak tadi temanmu menelpon telepon rumah, dia bilang kamu tidak menjawab telepon darinya makanya dia menelpon rumah kita."

"Teman yang mana nek?."
Jawab Alissa yang masih berbaring di tempat tidurnya.

"Namanya Dylan, katanya siang ini dia akan berkunjung kemari."

Alissa pun bangkit dari tempat tidurnya dan segera menelpon Dylan.

Mereka sudah janji untuk bertemu siang ini dirumah Alissa.

"Boleh kan nek kalau kak Dylan main kemari?."

"Tentu saja boleh, memangnya siapa Dylan itu?dia temanmu?atau pacarmu?bukankah kau menyukai Farras?kenapa memacari orang lain?."
Tanya neneknya bertubi-tubi.

"Kak Dylan bukan pacarku nek, kami hanya teman dekat tapi dia menyukaiku."
Jawab Alissa jujur.

"Dia menyukaimu tapi kau menyukai Farras, kasihan sekali dia."

Ucapan neneknya membuat Alissa merenung, pikirnya benar juga selama ini Dylan adalah sad boy di dalam hubungan ini, Alissa tidak akan membiarkan orang lain bernasib sama seperti dirinya apalagi orang itu sebaik Dylan. Cukup Alissa saja yang sangat tersakiti karena cinta bertepuk sebelah tangan, jangan sampai orang lain merasakan hal yang sama.

"Nenek akan pergi ke pasar, baik-baik dirumah jangan berbuat yang macam-macam."

"Tidak akan nek, kak Dylan bukan seperti cowok-cowok yang nenek pikirkan."

"Oke, nenek pegang ucapanmu tentang si Dylan itu."

"Siap boss."

Nenek Alissa berat hati meninggalkan cucunya sendiri dirumah dengan pria yang Alissa bilang sedang tertarik dengannya, walaupun ada banyak asisten rumah tangga tetap saja, mengawasi Alissa secara langsung membuatnya lebih tenang.

Tidak lama setelah sang nenek pergi, sebuah mobil hitam yang sangat Alissa hapal telah sampai di depan rumahnya, itu adalah mobil Dylan. Alissa pun berlari dari dalam rumah untuk menyambut kedatangan Dylan.

"Selamat siang tuan putri!."

"Tuan putri?kak Dylan kau ini bisa saja."

Alissa terkejut ketika dia membuka pintu ternyata ada Dylan yang wajahnya sembunyi dibalik bunga mawar yang ia bawakan khusus untuk Alissa dan Alissa sangat malu ketika Dylan menyebutnya tuan putri.

Farras & AlissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang