9

207 34 35
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍬 Yuuji sekarang paham

Aku sedang berjalan berdua dengan choso karena sukuna sedang bersama dengan kaito membuat aku bete.

"Ayolah yuuji jangan cemberut terus." Ucap Choso.

"Kesal tahu sukuna kalau manja dengan niisan pasti akan bertahan selama seminggu lebih." Keluhku.

"Kakakmu sukuna kan jarang manja jadi biarkan dia begitu jangan jadi egois yuuji." Ucap Choso.

"Tapi kan aniki aku juga mau dipeluk niisan." Ucapku.

"Sukuna itu anak paling pendiam diantara kita berempat jadi kalau dia manja berarti dia sangat lelah untuk menjadi mandiri sebelum waktunya." Ucap Choso.

"Maksud aniki?" Bingungku.

"Kau tahu sebenarnya aniki sering melihat tatapan mata sendu dari sukuna saat yuuji dan kaito tertawa bersama-sama." Ucap Choso.

"Jadi aniki dan niisan membuat rencana akan membagi dengan rata kasih sayang dengan membuat jadwal bergiliran menemani kalian berdua setiap akhir pekan." Ucap Choso.

"Jadi itu alasannya." Ucapku.

"Begitulah lagipula touchan terlalu sibuk bekerja jadi kurang memperhatikan kita semua." Ucap Choso.

"Touchan kerja untuk kita juga." Ucapku.

"Begitulah." Ucap Choso.

"Jadi yuuji harus paham ya bukannya kaito tidak menyayangimu lagi namun kaito harus membagi rata kasih sayangnya." Ucap Choso.

"Hehehe iya aniki." Tawaku.

"Yuuji kita borong supermarket yuk mumpung aniki gajian." Usul Choso.

"Ayo gas!" Pekikku.

"Mau ke bioskop atau ke toko game?" Tanya Choso.

"Toko game!" Pekikku.

"Ok siap." Ucap Choso.

Choso membawaku ke supermarket dan ucapan choso benar kalau choso benar-benar memborong supermarket bahkan semua dagangan di supermarket habis oleh choso membuat kasir melongo akan hal itu.

"20 juta yen cukup kan?" Tanya Choso.

"Eh sebentar tuan!" Pekik Kasir.

"Kelamaan kalau dihitung manual." Ucap Choso.

"Nomor rekening disini berapa aku transfer saja langsung nanti kalau kurang bisa hubungi nomorku." Ucap Choso.

Choso mengetik sesuatu di hpnya dan menaruh tanda pengenalnya di kasir lalu kasir langsung terburu-buru mengemas semua barang-barangnya.

✔️ Itadori Triples (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang