Mbfg -16🍞

1.9K 110 6
                                        

"Kok bisa si kelek abangnya si Rara?" tanya Evan penasaran.

"Ya bisa lah," jawab Alip malas.

"Perasaan si Rara itu anak tunggal dah," ucap Evan masih belum percaya.

"Bukan Abang kandung, tapi Abang sepupu," jelas Alip membuat semuanya hanya mengangguk mengerti.

Selang beberapa jam Alip disana ia memutuskan untuk menjemput Rara yang sedang keluar bersama dengan Lita.

Alip memarkirkan motornya diparkiran mall yang tadi sudah di sherlock oleh Rara.

Alip melihat dua gadis yang sedang menikmati makanan, ya itu adalah Rara dan Lita. Tanpa membuang waktu Alip langsung menghampiri keduanya.

"Hei," sapa Alip membuat kedua gadis itu menengok kebelakang.

"Alip udah sampek," ucap Rara yang dibalas deheman oleh Alip.

"Udah?" tanya Alip dengan menududukan bokongnya kekursi sebelah Rara.

"Udah," jawab Rara tak lupa dengan senyum manisnya, membuatnya semakin imut sampai sampai Alip mencubit pipi gembul milik Rara.

"Gemesin," ucap Alip mengelus ngelus pipi Rara yang tadi ia cubit.

"Ih, sakit tau," protes Rara.

"Assalamualaikum, haloo, disini masih ada orang, kalo kalian lupa," ucap Lita yang sedari tadi diabaikan oleh kedua makhluk yang sangat bucin.

"Loh, gue kira lu udah pergi," sahut Alip membuat Lita mendengus kesal.

"Gui kiri li idih pirgi, halah kuntul," kesal Lita lalu bangkit dari duduknya.

"Gue duluan ya Ra," pamit Lita.

"Iya hati hati ya Lita," sahut Rara dan Lita hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Punya ongkos gak lu?" tanya Alip membuat Lita melirik sinis kearahnya.

"Wah, lu ngeremehin gue lu, kenalin Lita calon istrinya jaemin si aset negara," sahutnya tak terima.

"Santai kali, gue cuma nanya doang," ucap Alip sambil meminum minuman Rara.

"Nyenye," dari pada darah tinggi jika berlama lama disitu Lita langsung pergi meninggalkan dua senjoli itu.

"Ayo pulang," ajak Rara.

Alip dan Rara berjalan beriringan menuju tempat parkir.

Alip memasangkan helm Rara hingga berbunyi.

Klik

"Udah?" tanya Alip melihat Rara menaiki motornya.

"Udah," jawab Rara.

"Kalo udah turun," ucap Alip membuat Rara bingung.

"Oh," Rara bingung lalu ia menuruni motor langsung.

Melihat gadisnya itu menuruni motornya Alip langsung penepuk jidatnya, karna Alip hanya bercanda.

"Naik!" suruh Alip membuat Rara mendengus kesal.

"Tadi disuruh turun, sekarang disuruh naik," dumel Rara sambil menaiki motor Alip lagi.

Alip melesatkan motornya dengan kecepatan sedang, sampai beberapa menit kemudian motornya terparkir disebuah gedung apartemen.

"Kok ke apartemen?" tanya Rara bingun sambil menuruni motor.

"Ayo masuk," ajak Alip yang selesai melepaskan helmnya dan helm Rara.

Keduanya berjalan menaiki tangga hingga sampai diapatemen milik Alip. Alip memiliki apartemen karna itu adalah hadiah dari bundanya saat menginjak usia 16 tahun.

"Sini," pinta Alip yang sedang rebahan diatas kasur miliknya.

Rara berjalan mendekat kearah Alip, ia mendudukkan dirinya disamping ranjang Alip.

Alip mendengus ia lalu menarik tangan Rara lalu mendekapnya dengan posisi tidur.

Rara yang terkejut langsung mendorong dada bidang milik Alip.

"Ih, Alip lepasin," ucap Rara yang terus saja mendorong dada Alip tapi itu nihil kekuatannya tak sebanding dengan milik laki laki itu.

"Diem," ucap Alip dengan suara dingin khasnya membuat Rara langsung terdiam.

Beberapa menit masih sama dengan posisi itu, Rara mengelus lembut rambut Alip, menikmati sensasi itu mata Alip kini terpejam dengan damai.

"Kangen," keluh Alip dengan mempererat pelukannya.

Rara berkekeh melihat tingkah Alip yang berubah menjadi manja, "kan ini udah ketemu," jawab Rara sambil menjauhkan tangannya dari rambut Alip.

"Elusin terus," pinta Alip mengambil lagi tangan Rara dan meletakkannya di atas kepalanya.

Dengan senang hati Rara mengelus ngelus rambut Alip meskipun tanganya sedikit terasa pegal.

"Alip mau makan gak?" tanya Rara yang dibalas gelengan oleh Alip.

"Tapi Rara laper," keluh Rara yang meraskan cacing cacing dalam perutnya terus meminta jatah.

"Tapi masih pengen peluk," bantah Alip dengan suara pelan, membuat Rara harus mengalah.

"Lima menit lagi ya," ucap Rara yang dibalas anggukan semangat oleh Alip.

Lima menit sudah berlalu, Rara melihat Alip yang sudah terlelap tidur dalam pelukannya. Ia perlahan lemepaskan dekapan Alip, membiarkan Alip tertidur.

Melepaskan pelukan itu cukup menguras tenaga Rara. Kini Rara berada didapur untuk mencari makanan untuk mengisi perutnya.

Ternyata disana hanya ada mi instan yang tersisa, Rara memutuskan untuk memasaknya saja.

Grap

Rara merasakan ada tangan kekar yang memeluk pinggangnya dari belakang.

🍞🍞

Konfliknya ada dipart selanjutnya ya ges😽😽

Bye sekian terima jaemin enciti 🙌

My boyfriend galakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang