Pagi hari cerah, gerombolan siswa siswi memasuki gerbang sekolah yang kini terbuka dengan lebar, sama dengan dua pasang kekasih yang tengah dimabuk asmara.
Alip memarkirkan motornya dengan sempurna diarea parkiran yang sudah disediakan.
"Bisa gak?" tanya Alip melihat Rara yang kesusahan untuk melepas helm.
"Hehehe, susah," jawaban Rara.
Alip menggelengkan kepalanya lalu tangannya beralih untuk membuka pengait helm yang ada dikepala Rara, "susah, hm?"
"Hehe, makasih Alip," senyum Rara mengembang membuat sepasang mata melihat kearahnya.
Alip mengetahui bahwa banyak orang yang melihat gadis manisnya, berdecak, "jangan senyum!, lu jelek," dalih Alip, mulut Alip berkata jelek namun didalam hatinya kekasihnya itu sangat menggemaskan.
"Ih, orang cantik gini," sahut Rara tak terima.
"Ayo masuk, banyak buaya disini," ajak Alip kepada gadis itu untuk segera memasuki kelasnya.
🍞🍞
Suasana hening menyelimuti kelas Alip, karna pelajaran kimia yang membuat semuanya mendesah bosan.
Ada yang si ambis sedang memperhatikan guru didepan, ada si kang tik tok yang sedang menscroll sampek bawah, ada si frienzone yang hanya bisa melihatnya dari kejauhan, dan ada si kang molor yang sedang tidur.
Brak
Tangan gempal milik guru itu mengebrak meja milik Evan yang sedang tertidur pulas.
"Evan disekolah itu untuk belajar bukan untuk tidur," tegur Bu Asih guru yang tengah mengajar dikelas Alip.
"Saya ngantuk buk," jawab Evan dengan santai.
"Makanya jangan kebanyakan begadang!" tegas guru itu.
"Bukannya saya begadang buk," elak Evan merubah posisinya menjadi tegap.
"Lalu?"
"Tadi malem gak disuruh tidur sama ayang," jawab Evan yang menuai banyak tawa dikelasnya.
"Hahahhaha."
"Ayang yang mana Van?"
"Hah, yang mana?"
"Emang si Evan punya ayang?"
"Haha, dasar prenjone."
Suara teman sekelasnya membuat Evan mendengus kesal.
"Kalian tega kawan kawan melukai hati kecil yang mungil ini," ucap Evan dramatis membuat seisi kelas ingin memuntah.
"Diam!" bentak guru berbadan gempal.
"Fadel!" panggil Bu Asih, dan Fadel yang merasa dirinya dipanggil langsung menegakkan badannya.
"Kepalanya diangkat jangan ditaruh diatas meja!" tegur guru itu.
"Lagi gak semangat buk," bela Fadel dengan lesu.
"Ini masih pagi, harus semangat dong."
"Gak semangat karna belum disemangati sama ayang buk," jawab Fadel dan lagi lagi membuat Bu Asih itu menggeleng nggelengkan kepalanya penat.
"Ckck, contoh itu teman kamu, dia selalu menghadap kedepan," puji guru itu kepada pria yang sedari tadi hanya diam, ya itu adalah Abi sahabat Alip and the geng, yang dipuji hanya memuat bola matanya malas.
🍞🍞🍞
"Alip, mampir dulu beli roti ya!?" teriak Rara saat kedua sudah berada dijalan untuk pulang kerumah.
"Gak usah teriak, pengeng kuping gue!" sahut Alip karna Rara teriak tepat di telinga Alip, teriaknya sangat kencang sampai sampai bisa menembus helm yang Alip pakai.
"Iyaa," jawab Rara lalu memeluk pinggang Alip.
"Tapi mampir dulu ya," rayu Rara yang dibalas deheman oleh Alip.
Selang beberapa menit mereka kini sampai ditoko roti dekat rumah Rara. Alip memarkirkan motornya lalu menggandeng tangan Rara untuk masuk kedalam.
Suasana sangat ramai, Alip dan Rara memutuskan untuk duduk ditempat yang tersisa.
"Mau pesan apa mas, mba?" tanya seorang pelayan itu dengan ramah.
"Pesen yang biasa tiga porsi ya mba," baru saja Alip ingin membuka mulutnya tapi lebih dulu Rara menjawab.
Alip menatap kearah Rara, "buat siapa aja tiga porsi?" tanyanya.
"Buat Alip satu buat Rara dua," jelas Rara diiringi cengengesan diakhir kalimat.
Alip hanya bisa menggeleng nggelengkan kepalanya, "ck, yaudah pesen tiga mba," finally Alip menuruti permintaan Rara.
"Makasih Alip," senyum Rara mengembang sempurna.
"Iya," jawab Alip.
Mereka menunggu pesanannya sambil bermain ponsel masing-masing. Sementara mereka didalam ada dua orang yang sedang mengawasi keduanya.
"Target ditemukan bos," ucap salah satu dari seseorang yang bersembunyi yang tengah menelpon seseorang diseberang sana.
"Bagus, kerjakan apa yang gue suruh," jawab seseorang yang ada di sebrang sana.
"Siap bos."
🍞🍞
"Alip hati hati dijalan ya," pinta Rara saat motor Alip terparkir sempurna didepan pintu rumahnya.
"Iya, bawel," jawab Alip malas.
"Ih, udah dibilangin Rara gak bawel ya," kesal Rara sambil menggembungkan pipinya membuat ia semakin menggemaskan.
Balasan Alip hanya mendehem.
"Rara masuk dulu ya, gerah mau mandi," pamit Rara tapi tangannya dicekal oleh Alip.
"Kenapa?" tanya Rara bingung.
"Cium dulu," pinta Alip sambil mengetuk ketuk pipinya.
"Gak mau," tolak Rara cepat membuat Alip mendengus kesal, "ayo," rengek Alip.
"Gak mau Alip bau," ucap Rara yang jelas saja itu adalah hoax, heloo seorang Arkana Alip Baskara bau tidak ada ceritanya.
"Mana ada," saut Alip tak terima.
"Sana pulang," usir Rara membuat Alip melototkan matanya sempurna, "lu ngusir gue," tanya Alip ulang.
"Iya," jawab Rara santai.
"Oke, gue ngambek sama lo," ucap Alip sambil menaiki motornya lalu keluar dari area rumah Rara.
Rara berdiri didepan rumahnya hanya berkekeh melihat kelakuan manja pacarnya itu.
🍞🍞
Alip mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, "sialan, rem gue kenapa," gumam Alip.
Brak
🍞🍞
Helo ges, kembali lagi dengan istrinya Nana jaemin 🙌
Konfliknya tipis tipis aja dulu ye gak.
Sekian terima jaemin enciti 🙌

KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend galak
Novela Juvenil••• Maira Kanti Atmaja. Cewe polos plus bego yang tiada hari tanpa roti. "Alip itu nomor tiga, yang pertama itu bunda, yang kedua itu roti, nah yang ketiga itu baru Alip." Arkana Alip baskara. Cowo galak yang punya dendam kesumat dengan roti, yang b...