00

8K 384 13
                                    

Hi, kembali lagi dengan Vava. Oh iya masih ingat Kafeel? Iya Kafeel cowok manja yang suka ngedot.

Btw disini aku bakalan nyeritain Kafeel yang tidak pernah aku ceritain di cerita Zayan. Kepribadian lain dari seorang Kafeel. Mungkin bisa disebut alter ego?

Oke langsung baca aja yuk.

Apa judul lagu pembunuhan yang sadis?

Happy Reading☠

Crash

Crash

Cambukan demi cambukan ia terima dipunggung mungilnya. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun itu menerima kekerasan dari kecil oleh orang tuanya karena tragedi yang membuat ia kehilangan sosok kakak laki-laki yang sangat ia sayangi.

"Arghh... Papa sakit..." ringis bocah itu dengan air mata terus berderai.

"Dasar bocah sialan!! Gara-gara kamu, anak saya koma!!" sentak seorang pria paruh baya berumur 35tahun.

"P-papa Afil hiks.. tidak tau apa-apa," ucapnya membela diri.

Bugh

Satu tendangan ia dapat dari seorang yang sangat ia sayangi dan orang itu yang ia panggil papa.

Tubuh bocah laki-laki itu menabrak dinding dengan keras, sedangkan diujung tangga terlihat seorang wanita paruh baya yang nyatanya adalah mama yang telah melahirkannya kedunia ini.

Dia tak bergerak sama sekali, tidak berniat menolong anaknya yang sedang disiksa suaminya.

Tangan bocah itu terulur meminta pertolongan pada mamanya tapi itu hanya angan. Mamanya hanya melihat tanpa membantu.

"Mama hiks... Afil sakit..," tangis bocah itu lirih.

"A-abang..." lirih bocah itu ketika sekelebat bayangan bocah remaja berusia 10tahun itu terlihat dalam kenangan.

"Bangun kamu!!" sentak Pria itu menarik rambutnya sampai dia meringis kesakitan.

"Papa.. sakit.. l-lepas..."

"Apa kau bilang? Lepas! Saya tidak akan pernah melepaskanmu sebelum saya puas menyiksa dirimu!!" sinisnya.

Plak

Plak

Dugh

Tamparan dan tendangan kembali dilayangkan pada tubuh mungil bocah itu, hingga pria itu menjedotkan kepalanya ke dinding hingga keluar darah.

Menjedotkan berkali-kali kepala itu kedinding hingga suara dobrakan pintu utama mengalihkan atensi pria dan wanita itu.

"Abang... Afil ingin terus bersama abang..." Sebelum kehilangan kesadarannya, ia merasakan pelukan hangat seseorang.

"Kafeel maafkan Kakek. Kakek terlambat menolong kamu," bisik Pria berumur 50tahun. Ia menatap iba cucunya keadaannya yang sekarang sangat mengkhawatirkan.

Lalu pandangannya berubah tajam kearah anak dan menantunya. Ia tidak percaya kalau anaknya akan berbuat hal diluar nalar orangtua pada anaknya.

Bugh

satu tendangan ia dapat dari Ayahnya, Pria 50tahun itu berjalan kearah anaknya, Kakinya ia angkat dan menginjak keras dada anak laki-lakinya.

"Kalau kalian tidak becus mengurus anak, biarkan saya yang akan mengurus cucu saya!! Camkan ini baik-baik, Jika suatu saat nanti anak kalian tidak mengenal orangtuanya, itu bukan salah saya. Tapi salah kalian!!"

"Dan satu lagi, kalian mempercayai orang yang salah."

Kakek pergi dari hadapan orangtua bocah itu.
Mereka berdua termenung mendengar perkataan ayahnya.

KAFEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang