02

4.3K 281 8
                                    

DILARANG SIDERS‼️

UTAMAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA‼️

RAMAIKAN KOMENTAR‼️

HAPPY READING☠

Bugh

Bugh

Pukulan bertubi-tubi ia layangkan pada asisten kepercayaannya dan semua bodyguard yang ia pekerjakan.

Mereka hanya diam tanpa membalas, karena itu adalah kesalahan mereka yang lalai menjaga cucu dari Tuannya. Siapa yang tidak terkejut saat mendengar berita bahwa cucunya jatuh dari tangga hanya karena ingin makan mangga.

Dan ucapan terakhir sebelum Kafeel kehilangan kesadarannya, Raphael menegang dengan tubuh kaku. Cucunya itu belum mengikhlaskan kepergian abangnya, apalagi abangnya itu adalah orang terdekatnya setelag kakek Raphael.

Bagaimana bisa mengikhlaskan, kalau kematiannya aja ada didepan matanya sendiri, jika bukan karenanya abangnya masih ada disampingnya.

"DASAR TIDAK BECUS!! HANYA MENJAGA CUCU SAYA BUKAN ORANG LAIN, KALIAN BERANINYA LALAI DALAM TUGAS YANG SAYA BERIKAN!!" bentak Raphael marah.

Mereka hanya menunduk dengan perasaan bersalah. Raphael memejamkan matanya untuk meredakan emosinya.

"Saya berikan kalian kesempatan terakhir, dan jalankan hukuman kalian!!" ucap Raphael pelan.

Mereka menganggukkan kepalanya dan bicara dengan tegas, "Baik, Tuan. Terimakasih sudah memberikan kesempatan kedua bagi kami!!"

Setelah mengatakan apa yang harus ia katakan, Raphael memasuki kamar rawat VVIP. Ia melihat tubuh mungil cucunya terbaring dengan perban dikepalanya. Untuk kesekian kalinya ia melihat tubuh cucunya terbaring lemah seperti saat ini.

Kakek mana yang tidak sakit melihat cucunya terbaring lemah, apalagi kedua orang tua Kafeel tidak menyayanginya dan hanya dia seorang yang tersisa.

Katakan jika Kafeel adalah kelemahan Raphael, yah itu adalah kebenarannya. Seharusnya seorang ketua mafia tidak punya kelemahan apapun. Tapi jika menyangkut keamanan cucunya yang terancam maka dia tanpa basa-basi langsung menghancurkan mereka.

Jari jemari Kafeel bergerak, Raphael yang melihat itu tersenyum tipis. Ia percaya bahwa cucunya ini adalah anak yang kuat tidak tahan banting meskipun harus bolak-balik rumah sakit.

Perlahan kelopak matanya terbuka sedikit demi sedikit. Mata emerald itu melihat ke sekililing ruangan itu dengan wajah datarnya lalu beralih menatap seorang pria paruh baya yang duduk disamping ranjangnya.

Raphael terlihat sangat senang tapi dia juga terkejut dengan mata emerald itu. Siapa dia? dia bukan Kafeel yang selalu menatapnya memohon dan manja padanya. Mata itu menatapnya dingin dan datar, Auranya sangat berbeda dengan yang dimiliki Kafeel.

"Siapa kamu?" tanya Raphael pada anak kecil itu.

"Leander," jawabnya datar.

"Leander?" gumam Raphael bingung, mata emerald terus menghunuskan tatapan tajam padanya. Tatapan itu mengingatkannya pada seseorang. Jangan bilang kalau dia...

"Ya. Saya orangnya," ungkap Leander tepat sasaran.

Mata Raphael seketika melotot kaget, bagaimana bisa?

KAFEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang