[OdaZai - Dark Era] Yang Pertama Dan Terakhir

154 13 2
                                    

Warning: YANG HOMOPHOBIC, MENYINGKIRLAH!

==================================

*ODA POV*

"Odasaku! Besok belikan coklat yang banyak ya!!!"

Sebuah pesan yang penting datang dari mulut anak-anak sejak pagi. Sakura, satu-satunya anak perempuan disana mengatakan kalau besok adalah hari valentine.

Aku tidak terlalu tahu banyak soal hari kasih sayang. Karena sebelum menjadi kacung Port Mafia, aku merupakan assassin handal yang selalu fokus pada pekerjaan. Yang kuketahui adalah bagaimana cara menghabisi nyawa seseorang dengan cara diam-diam dan tidak menarik perhatian. Bukan mengekspresikan kasih sayang di hari khusus seperti itu.

Dari apa yang kuketahui setelah bertanya pada beberapa rekan kerja serta anak-anak adalah, aku harus memberikan sesuatu pada orang yang berharga di hari valentine. Biasanya hal yang diberikan memiliki unsur coklat. Sebuah cara unik untuk mengekspresikan kasih sayang.

Tapi... orang yang berharga bagiku bukan hanya satu. Ada anak-anak, ossan pemilik kedai, Ango, dan banyak lagi. Haruskah aku memberikan coklat pada mereka semua? Kurasa tidak. Karena belum tentu mereka semua menyukai coklat.

Aku memikirkan hal itu sambil bekerja. Menyapu halaman di kediaman salah satu sub eksekutif, menjinakkan bom, menangkap pencuri yang membuat onar di daerah kekuasaan Port Mafia, bahkan mencari kucing milik orang penting di organisasi. Untungnya, semua itu dapat kuselesaikan sebelum matahari terbenam. Setidaknya aku masih memiliki waktu untuk membeli hadiah.



✴✴✴


Keesokan harinya, aku datang ke kedai untuk memberikan coklat pada anak-anak. Mereka sangat senang sampai berteriak dan memberikan serangan pelukan padaku. Kali ini murni pelukan, bukan rencana penyerangan yang biasa disusun oleh Kousuke.

Selanjutnya, aku memberikan bumbu khusus untuk membuat kare pada paman pemilik kedai. Awalnya ia menolak... tapi karena aku sudah terlanjur membelinya, tidak mungkin kubuang kan? Pada akhirnya beliau menerimanya meski merasa tidak enak karena harus memakai uangku.

"Selanjutnya kau mau kemana, Odasaku-chan?" Tanya orang itu seraya menghidangkan seporsi kare di depanku.

"Hm... mungkin menemui Ango." Jawabku sebelum menyantap kare dengan semangat.

"Bukan menemui Dazai-chan?"

"Di jam seperti ini dia masih tidur karena misi tengah malam kemarin. Aku tidak bisa sembarang mengganggu eksekutif Port Mafia."

"Hahaha... kau benar juga."

Aku melanjutkan perjalanan setelah makan dan meninggalkan uang di meja tanpa sepengetahuan paman itu. Kali ini menuju gedung Port Mafia.

Orang yang sudah bangun di pagi hari seperti ini adalah Ango. Biasanya ia langsung bekerja setelah meminum kopi atau minuman penambah energi. Ah, tidak. Aku bahkan lebih sering melihatnya tetap terjaga hingga pagi tanpa makanan karena terlalu fokus bekerja. Daripada memberikan coklat yang berkemungkinan besar membuatnya mengantuk dan tidak fokus bekerja, akan lebih baik jika aku membelikannya bento untuk sarapan.

"Odasaku-san? Ada keperluan apa sampai datang kesini?" Ango tampak kebingungan melihatku masuk ke ruang kerjanya.

"Kau sibuk?" Tanyaku seraya berjalan menghampirinya.

"Eh... tidak juga. Ada sesuatu yang anda inginkan?"

"Ini." Aku menaruh kotak bento tepat di atas dokumen yang menumpuk di mejanya.

"Bento?"

"Hari ini valentine. Anak-anak bilang aku harus memberikan sesuatu untuk orang terdekat. Tapi karena coklat membuat orang merasa nyaman dan mengantuk, aku tidak bisa memberikan itu padamu." Penjelasanku disambut dengan anggukan oleh Ango.

"Terima kasih, Odasaku-san." Katanya sebelum membuka kotak dan menyantap isinya dengan rasa syukur.

"Kau tidak tidur lagi semalam?" Tanyaku setelah menemukan beberapa botol minuman penambah energi yang sudah kosong di dekat kursinya.

"Bos memberikan pekerjaan yang banyak sejak kemarin. Mana mungkin aku bisa tidur dengan tenang?"

Aku hanya bisa mengangguk saja. Semakin tinggi jabatan seseorang, maka semakin besar pula tanggung jawab dan kewajiban yang harus dijalankan. Itu berlaku bagi semua orang. Tidak terkecuali Dazai. Meski ia tampak selalu bersantai dan bermain-main, tapi sebenarnya itu hanya kamuflase saja. Bicara soal Dazai... apa anak itu sudah bangun ya?

"Menurutmu Dazai masih ada di kediamannya?"

"Hm... sekarang jam 9. Tentu saja belum. Dia baru keluar dari gedung sekitar 2 jam yang lalu." Jelas ango.

Biasanya Dazai akan pergi dan menyelinap ke rumahku saat pulang kerja di jam seperti ini. Apa mungkin dia melakukannya lagi?

"Wakatta. Kalau begitu aku harus pulang sekarang."

"Ah. Tolong pastikan Dazai-kun beristirahat kali ini, Odasaku-san."

"Aku mengerti."

Sebenarnya banyak hal yang kukhawatirkan dari Dazai. Ia selalu saja melakukan sesuatu yang tidak terduga. Tidak jarang aku menemukannya tidur bersamaku di ranjang saat pagi. Padahal aku selalu mengunci pintu dan jendela sebelum tidur. Lalu... saat ditanya, ia selalu tersenyum dan berkata "aku selalu bisa tidur dengan nyenyak saat bersama Odasaku. Dia tidak pernah membuat alasan lain yang lebih masuk akal.

Sebenarnya aku tidak akan protes pada tindakannya. Hanya saja, ia bisa datang dan menginap di rumahku jika memang ingin tidur disini. Bukan menyusup seperti assassin.

Benar saja, aku menemukannya sedang tertidur di ranjangku. Tidurnya sangat nyenyak bahkan sampai tidak menyadari saat aku mengambil coklat untuknya di kulkas lalu ikut naik ke atas ranjang untuk memeluknya.

"Hmn..." Dazai bergumam sebentar sebelum ikut memelukku.



'Benar-benar menggemaskan.'



"Tidak mau bangun?" Tanyaku.

"Tidak mau..." Gumamnya, masih menutup mata.

"Kau yakin?"

"Iyaaa..."

Sayang sekali, padahal aku ingin menjadi orang pertama dan terakhir yang dilihatnya setelah membuka mata.

*DAZAI POV*

"Iyaaa..." Jawabku dengan malas.

Setelah itu, tidak ada suara lagi. Odasaku hanya memelukku dalam diam. Setidaknya sampai sesuatu yang dingin menyentuh pipiku, membuatku sepenuhnya terjaga.

"Odasaku---- eh?"

Apa yang ada di depanku saat ini membuat semua rasa kesalku hilang. Karena... Odasaku sengaja membangunkanku untuk memberikan coklat.

"Selamat Hari Valentine, Dazai." Katanya. Laki-laki itu menatapku sambil tersenyum kecil.

Jujur, Odasaku memang jarang sekali tersenyum. Tapi bukan berarti dia tidak bisa melakukannya. Pria itu kadang tersenyum padaku untuk mengekspresikan rasa kasih sayang. Benar-benar orang yang sederhana dan unik. Maa... aku suka yang sederhana dan unik seperti dia.

"Terima kasih, Odasaku." Aku hanya bisa membenamkan wajahku di tubuhnya karena terlalu malu. Tindakan Odasaku selalu saja membuatku semakin menyukainya setiap hari.

"Tetap tidak mau bangun?"

"Tidak."

Hari itu, aku bermalas-malasan seharian bersama Odasaku sampai siang. Setelahnya kami pergi berjalan-jalan. Tentu kami tidak akan terkena masalah karena aku yang akan membicarakan hal ini kepada Bos. Lagipula, hari ini valentine. Bos pasti akan menghilang seharian dan tidak mungkin bisa dihubungi dengan mudah. Odasaku bilang kalau dia akan membuat kunci cadangan untukku agar bisa masuk melewati pintu tiap kali datang ke rumahnya. Selain itu, mungkin besok ada kurcaci berambut orange yang datang ke ruanganku sambil marah-marah karena mengerjakan banyak tugas hari ini. Maa, itu tidak masalah. Yang terpenting Odasaku adalah orang pertama dan terakhir yang kulihat hari ini.
 


終わり
__________


WildWolf0303🐺

BSD SPECIAL VALENTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang