[FukuMori/Zenki Soukoku - Dark Era AU] Tempat Persembunyian

197 13 0
                                    

Lihat senyuman mereka di cover. Presyesss banget!.

Kebetulan wolf pernah dapet masukan dari Victoria_Alexandra32 yang milih FukuMori. (tahun lalu sih... Yah, daripada ga dikerjain sama sekali.) Jadi ya... semoga terhibur.

Timeline: Dark Era (sama kayak fanfic yang kedua)

_______________ ✴✴✴ _______________

Hubungan kami memang terlalu rumit.

Menjadi musuh saat bekerja.

Juga menjadi rival saat berada di depan Natsume Sensei.

Tapi bukan berarti kami tidak bisa menjadi teman saat keadaan sedang tenang.

_____________________________________


"Mori Sensei, sampai kapan kita harus melakukan ini?"

Pertanyaan yang jawabannya sudah jelas terlontar dari bibir tipisnya. Fukuzawa-dono, masih dengan wajah tidak sukanya menaruh kotak yang dibungkus furoshiki tepat di pangkuanku.

"Bukankah Fukuzawa-dono sudah tahu jawabannya? Hal ini akan terus terjadi tiap tahun." Jawabku sambil tersenyum.

Kami berdua memiliki kebiasaan setelah saling mengenal. Yaitu memberikan hadiah di hari valentine dan white day. Bagaimanapun kondisinya, seburuk apapun hubungan kami, kebiasaan itu harus tetap dijalankan.

"Kita ini sudah sama-sama dewasa. Terlebih lagi posisimu---"

"Posisiku sebagai bos Port Mafia tidak akan terganggu hanya karena aku menemui anda. Lagipula, sebagai murid dari Natsume Sensei kita harus akur 'kan?" Potongku.

Kubuka kain berwarna ungu itu dengan hati-hati. Tahun ini dia memberikanku daifuku, bukan sekotak coklat. Yah, yang terpenting adalah niatnya kan? Lagipula Fukuzawa-dono pasti tidak bisa membeli coklat karena sudah habis di toko manapun.

"Lagi-lagi alasan itu." Gerutunya.

Ia jadi terlihat seperti kucing anggora putih yang sedang merajuk karena keinginannya tidak dituruti.

"Maa, maa. Daripada menggerutu, lebih baik meminum teh denganku. Lagipula aku tidak mungkin bisa menghabiskan semua ini sendirian." Tawarku.

Seperti biasa, Fukuzawa-dono selalu setuju meski harus menghela nafas di awal. Ia pun duduk dengan tenang dan menungguku selesai membuat teh.

Saat ini, aku dan Fukuzawa-dono berada di rumah tradisional peninggalan Natsume Sensei. Karena lokasinya di daerah terpencil, tidak ada yang mampu melacak jejak kami Berdua. Aku pergi sendiri tanpa pengawalan, begitu pula dengan pria besar ini.

Keadaannya memang sudah berbeda. Karena aku seorang bos Mafia dan orang di depanku merupakan pimpinan dari Agensi Detektif Bersenjata. Pekerjaan kami jelas sangat berbeda. Tapi itu kami lakukan untuk melindungi Yokohama dari berbagai serangan musuh.

Aku sangat tahu jika Fukuzawa-dono membenciku. Terutama setelah kami mempertebutkan Yosano-kun. Tapi melihatnya tetap datang dan memberikan hadiah di hari valentine padaku seperti ini... rasanya sungguh menyenangkan.

"Ha'i, omatase."

Segelas ocha kuhidangkan di depannya bersamaan dengan sepiring daifuku yang tertata rapih. Kenapa ocha? Tentu saja karena orang ini terlalu pemilih dan selalu menolak jika aku menghidangkan teh yang biasa kuminum. Tak lupa, sepasang tusuk gigi yang terbuat dari perak juga kuhidangkan di nampan.

Yaah... Meski terlihat manis seperti ini, kami juga masih saling waspada satu sama lain. Tidak ada salahnya bersikap waspada kan?

Setelah memastikan bahwa teh yang kuhidangkan dan daifuku yang dibelinya tidak mengandung racun, kami baru bisa menikmati sore dengan santai di ruang tengah sambil mendengarkan musik klasik lewat gramophone. Pemandangan alam yang terlihat di jendela juga memanjakan mata, menambah ketenangan diantara kami.

"Bagaimana keadaan...Yosano-kun?" Tanyaku setelah cukup lama diam.

Fukuzawa-dono terlihat melirikku sebentar sebelum menjawab.

"Sudah jauh lebih baik. Ia dan Ranpo jadi sangat dekat."

"Apakah dia bisa tersenyum sekarang?"

"Begitulah."

"Sou ka... Baguslah." Meski apa yang menimpa gadis itu di medan perang sangatlah buruk, aku tidak bisa mengatakan kalau aku menyesal. Karena kemampuannya memang menjadi senjata yang hebat untuk kemenangan kami.

Tapi ada satu hal yang kusesali.

Seandainya saja aku bisa membuatnya tersenyum, bukan menghancurkan hatinya berkeping-keping.

Maka mungkin ia tidak akan membenciku dan memiliki trauma sedalam itu.

"Bagaimana dengan dua anak yang dulu kau ceritakan?" Pertanyaan Fukuzawa-dono membuyarkan lamunanku tentang masa lalu.

"Hhaaah~ tidak perlu ditanyakan lagi. Mereka berdua tidak akan pernah bisa akur. Mereka bahkan saling berteriak di ruangan ku. Tidak... Dua orang itu pernah bertengkar hingga gedung Port Mafia bergetar dan salah satu diantara mereka hampir mati." Keluhku sambil memijat pelipis.

Dazai-kun dan Chuuya-kun memang memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Memang mereka mirip dengan kami di bagian kerjasama. Tapi soal sifat saling benci... Sepertinya tidak bisa disamakan oleh kami sekalipun.

Aku harus mengeluarkan banyak biaya untuk memperbaiki gedung Port Mafia yang sering rusak karena pertengkaran mereka. Belum lagi pengobatan Dazai-kun yang nyaris mati karena kekuatan besar dari Chuuya-kun.

"Hhaaah---"

Tanpa sadar aku menghela napas dengan kuat.

"Sepertinya kau memang tidak pandai mengurus anak kecil." Fukuzawa-dono berkomentar dengan wajah datar. Tapi aku yakin sekali kalau dia sedang mengejekku.

"Yah... Sepertinya anda juga akan kesulitan jika jadi aku."

"Tapi, perkembangan mereka jadi lebih cepat?" Tanya orang itu lagi.

"Tentu saja, Fukuzawa-dono. Seperti apa yang dikatakan Natsume Sensei. Berlian hanya akan menjadi lebih bagus jika asah dengan berlian." Jawabku sambil tersenyum tipis.

Semilir angin berhembus lewat jendela. Jika anginnya sudah sangat dingin di siang hari, maka akan jauh lebih dingin di malam hari.

"Nanti malam pasti lebih dingin." Gumamku.

"Begitulah."

"Waah... Kalau begitu aku akan pulang besok. Hari ini kereta juga pasti akan penuh dan terlambat."

"Aku juga akan melakukannya."

"Eh?! Benarkah? Fukuzawa-dono juga akan menginap?"

Melihatnya menganggukkan kepala, aku hanya bisa tersenyum dan mengepalkan kedua tangan.

"Jaa, anda harus membantuku merapikan tempat ini sebelum malam." Ujarku.

"Bukankah biasanya aku yang melakukan itu?"

"Eee, sonna! Biasanya aku yang merapikan tempat ini."

"Itu hanya imajinasimu saja, Mori Sensei."

"Hah? Fukuzawa-dono bilang apa tadi? Sepertinya ada lalat lewat di dekat telingaku."

Yah... Memang sudah banyak hal yang berubah diantara kami. Aku dan dia sama-sama bertambah dewasa dan memiliki lebih banyak tanggung jawab. Tapi itu tidak menutupi fakta bahwa kami adalah murid dari Natsume Sensei yang harus tetap menjaga komunikasi dengan baik.

FIN
_______

Yosh, sisa 4 lagi.

14 Februari 2023

WuldWolf0303🐺

BSD SPECIAL VALENTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang