[Dazai X Reader] A Souvenir

110 9 1
                                    

Author's Note: sebuah ide singkat datang dari Farah_luth. Terima kasih ya. Wolf sampe ngebut bikin ini duluan. Dan untuk MomozonoSora, tunggu abis ini ya. Wolf ga tau ini angst-fluff nya bakal pas sama seleramu atau ga. Tapi aku bakal berusaha semaksimal mungkin di oneshoot selanjutnya.

______________________________________

"Bolehkah aku mendapat ciuman darimu?"

_____________ ✴✴✴ _______________

Namanya Dazai Osamu. Seorang pria misterius yang datang untuk tinggal di sebelah rumahmu sejak enam bulan lalu. Banyak orang yang bilang kalau dia adalah seorang aktor karena wajahnya yang rupawan. Tapi karena tidak terlalu terkenal maka hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Lagipula tidak mungkin ada aktor yang tinggal di desa tanpa asisten atau pengawal. Setidaknya ia akan membawa supir atau pelayan. Bukannya datang seorang diri dengan memakai bus. Barang-barang yang ia bawa juga diangkut oleh temannya memakai mobil pengangkut barang.

Ia tidak mungkin seorang aktor atau orang terkenal.

Dazai orang yang ramah, murah senyum, senang membantu orang lain dan peduli pada sekitar. Hanya satu saja sifat buruk yang dimilikinya.

Ia akan minum sejumlah besar alkohol hingga terlalu mabuk tiap malam dan melakukan sesuatu yang buruk untuk menyiksa diri sendiri.

Entah membenturkan kepala ke pohon, berusaha mengubur diri, melompat ke sungai, atau melukai diri dengan pecahan botol sake.

Sebagai pemilik kedai yang menyaksikan itu selama berbulan-bulan, tentu kamu tidak bisa tinggal diam. Entah sejak kapan, kamu mulai menemaninya minum sambil menjaga kedai sake. Sekalian memastikan kalau pria itu tetap hidup saat pagi.

"[Y/n]-chan tahu rasanya kehilangan?" Gumam pria brunette sambil melihat gelas kosong di tangannya.

Pertanyaan itu sungguh aneh. Karena Dazai tidak pernah mengutarakan isi hati dan pikiran pada siapapun sebelum ini. Selain itu, dari sekian banyak pertanyaan, kenapa topiknya suram begini?

"Kehilangan? Aku tahu rasanya." Jawabmu.

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

Senyum tipis muncul di bibirmu. Di desa terpencil ini, tidak ada yang lebih mengerti soal kehilangan selain kamu. Karena kamu adalah satu-satunya orang yang selamat saat keluargamu di bantai. Sepasang orang tua, satu adik laki-laki dan satu kakak perempuan tewas terbunuh dalam semalam. Saat itu kamu baru saja pulang dari rumah teman dan harus melihat pemandangan mengerikan di rumah.

"Keluargaku tewas di rumah ini karena perampok. Ayah, ibu, dan kakak ku mati kehabisan darah. Sementara adikku dicekik sampai mati. Dan dia tergeletak tepat dimana Dazai-san duduk sekarang." Jelasmu.

"Kapan hal itu terjadi, [Y/n]-chan?"

"Dua belas tahun yang lalu."

Pria bersurai dark brown itu menatapmu, pupil matanya sedikit mengecil karena terkejut.

"...Hidup sungguh sangat tidak adil." Gumamnya setelah beberapa saat terdiam.

"Dazai-san, aku tahu rasanya sangat sulit. Tidak seorang pun ingin berpisah dengan sosok berharga dalam hidupnya. Tapi... Seseorang harus siap untuk melepaskan saat ia mulai menganggap orang lain spesial." Ujarmu.

Kalimat yang kamu ucapkan memang terkesan klise. Tapi memang itulah yang terjadi. Itulah kenyataannya.

"Kenapa harus seperti itu?"

BSD SPECIAL VALENTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang