2|Surat Malapetaka

4.3K 122 1
                                    


Di sebuah kafe, seorang laki-laki dan perempuan yang sudah mapan bertemu ditemani oleh satu orang sebagai perantara. Laki-laki tersebut memiliki maksud untuk menanyakan jawaban ta'aruf.

"Bagaimana jawaban atas proposal yang aku berikan padamu, Khalisa? Kapan kita bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius?"

Khalisa menunduk. "Maaf, aku masih belum yakin."

"Apa yang membuatmu gak yakin sama aku?" tanya Zauqi, pasalnya sudah hampir lima bulan ia menunggu jawaban dari Khalisa, adik kelasnya sewaktu SMP.

"Mas sangat sempurna, hati aku aja yang belum diyakinkan oleh Allah."

"Hampir lima tahun aku tunggu kamu Khalisa, tolong hargai aku."

"Berikan aku waktu dua minggu lagi Mas, aku pasti jawab jawaban dari Mas," jawab Khalisa.

Zauqi menghela napasnya. "Baiklah, aku menunggu jawaban dari kamu."

Khalisa beranjak dari kursinya. "Aku gak bisa lama-lama di sini takut Uma khawatir. Aku pamit, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati."

Berbeda dengan Zauqi, bukannya pulang ia malah scroll instagram sembari memikirkan jawaban dari Khalisa. Zauqi sangat mencintai Khalisa jauh semenjak ia SMP. Ia sangat takut jika Khalisa menolaknya. Perawat yang bekerja di rumah sakit itu baginya segalanya untuknya. Tidak habis pikir segila apa dirinya jika ditolak oleh perempuan yang ia idam-idamkan.

Zauqi berdiri mengambil kunci mobilnya di atas meja lalu menuju kasir untuk membayar pesanan yang dipesan tadi.

Zauqi menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Bahkan di perjalanan pulang pun, Khalisa selalu menghantui pikirannya.

Sesampainya di rumah, Zauqi memenangkan pikirannya di sofa. Sesekali ia mengusap wajahnya gusar.

"Bagaimana dengan jawaban Khalisa?" tanya Rama selaku Umi dari Zauqi.

Tanpa melihat, Zauqi menjawab, "Khalisa belum menemukan jawabannya, Umi."

Rama menghela napasnya sembari tersenyum hangat dan duduk di samping Zauqi. Perempuan berkepala lima itu memegang tangan Zauqi. "Apa tidak lebih baik jika kamu mencari perempuan lain?"

Zauqi menoleh. "Maksud Umi?"

"Hampir lima bulan Khalisa tidak memberi jawaban. Umi rasa kamu tarik aja proposal yang ada di Khalisa."

"Gak bisa gitu dong Mi! Khalisa adalah gadis yang Zauqi kejar-kejar dari dulu."

"Mau sampai kapan kamu mau tergantung terus sama keputusan Khalisa? Sementara Umi sudah ingin sekali menggendong cucu," ucap Rama dengan lembut.

"Enggak Mi, Zauqi tidak mau menikah dengan perempuan lain. Zauqi harus menikah dengan Khalisa."

*****

Di sebuah pasar malam yang begitu indah, dua insan sedang tertawa lepas melihat lelucon di pasar malam.

"Aku mau main mesin capit, kamu mau bonekanya?" tanya Arga sembari memakan pop corn.

Mendadak Jadi MakmummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang