Perasaannya sudah hancur. Humey bukan pulang ke rumah, melainkan ke makam ayahnya. Sudah lama ia tidak menziarahi makam cinta pertamanya, untuk itu ia memutuskan untuk berziarah dan curhat masalah hidupnya di sana.
Di pemakaman umum, tepatnya di makam ayah, Humey menaburi bunga di makam yang ditumbuhi rumput jepang. Humey juga memberi seikat bunga dan meletakkannya di batu nisan.
Di batu nisan yang bertuliskan "Muhammad Alif binti Edwin", Humey menyandarkan kepalanya. Bercerita keluh kesahnya di sana hingga tidak sadar air matanya mulai membasahi pipi.
"Assalamualaikum, Ayah. Maafi aku ya Yah, udah lama aku gak berziarah di makam ayah. Ayah, sekarang aku udah berubah, aku bukan anak perempuan bandal yang Ayah kenal dulu. Ternyata merubah diri itu gak mudah ya, Yah."
Sambil mengusap batu nisan sang Ayah, Humey menghapus air matanya. "Ayah, aku capek. Bunda, orang yang paling aku sayang pergi tanpa kabar. Kadang aku berpikir, apakah bunda sudah tidak peduli lagi? Semua orang telah pergi meninggalkan aku sendirian. Mau berharap sama Mas Zauqi, tapi Mas Zauqi juga gak cinta dengan aku. Tidak mungkin aku bergantung dengan orang yang jelas-jelas tidak mencintaiku. Sebentar lagi Mas Zauqi akan meraih cintanya bersama Mbak Khalisa dan kemungkinan aku akan ditinggalkan. Setelah itu aku gak tau mau ke mana, Ayah. Aku capek," curhatnya lagi dengan isakan yang semakin kencang. Mengeluarkan semua yang ada di hatinya.
Langit mulai gelap dan gerimis perlahan mulai turun membuat Humey beranjak dan mengusap air matanya. "Udah gerimis, aku pulang dulu ya, Yah. Assalamualaikum."
Humey memesan grab dan berdiri menunggu di depan pemakaman umum dengan baju yang terkena butiran air. Dan Alhamdulillah, sebelum hujan Humey sudah terlebih dahulu naik grab.
Tidak sampai setengah jam, Humey telah sampai di rumah. Ia melihat mobil suaminya yang sudah terparkir di garasi.
"Humey, Zauqi di rumah?" tanya Rey menghampiri Humey yang mau memasuki rumah. Tapi kali ini wajah Rey serius, tidak seperti biasanya.
"Di rumah. Ada apa ya, Mas?"
"Ada yang mau aku omongi sama dia."
Humey jadi teringat masalah tadi pagi yang Zauqi tidak menghargai masakannya. "Maaf sebelumnya, Mas mau bahas masalah masakan tadi pagi?"
Rey mengangguk. "Iya. Supaya tidak terjadi lagi."
"Mas, aku mohon jangan tegur masalah itu ke Mas Zauqi. Mas Zauqi berhak melakukan apa pun karena memang aku yang salah dalam memasak. Lagian itu hanya masalah kecil kok."
"Kalau begini terus bisa jadi masalah besar, Mey."
"Ya kan gak seterusnya masakan jadi masalah, Mas. Biar bagaimana pun ini juga masalah antara aku dan Mas Zauqi."
Rey menghela napasnya pasrah. Padahal ia hanya ingin menasehati sahabatnya, namun apalah daya Humey tidak mengizinkannya, tidak mungkin Rey memaksa.
"Kalau begitu aku pulang, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Humey melangkahkan kakinya kembali menuju rumah. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Tadi bicara sama siapa di luar?" tanya Zauqi yang tidak sengaja mendengar istrinya berbicara dengan seseorang, tapi ia tidak tahu seseorang itu siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Makmummu
FanfictionPERNIKAHAN AKIBAT FITNAH Humeyra Putri Sabila, gadis bar-bar yang menjadi korban akibat ulah usil teman-temannya. Gadis itu mendadak menjadi makmum Dosennya sendiri, bahkan pada saat itu Muhammad Zauqi Alkhairi sedang melakukan ta'aruf pada seorang...