Di dalam kamar, seorang perempuan masih berbalut gamis dan hijab sedang merenungi hidupnya. Humey duduk menghadap jendela kamar dan terus melihat air hujan yang turun sedikit deras. Ia bingung dengan nasib hidupnya untuk kedepannya.
"HUMEY!" teriak Zauqi dari dalam kamar mandi. Ya, laki-laki itu sedang mandi.
"HUMEYY!" teriak Zauqi lagi, tapi Humey tidak mendengarnya karena keasikan melamun. Dan pada akhirnya mau tidak mau Zauqi keluar kamar mandi hanya tapian handuk di pinggangnya.
"Humey!" Kali ini Zauqi menoel pundak Humey membuat gadis itu menoleh dan menutup matanya.
"Aaaaaa! Bapak sengaja ya cuma pakai handuk di depan saya!" pekik perempuan itu ketika tidak sengaja melihat tubuh kekar Zauqi yang berbentuk kotak-kotak. Humey langsung berdiri dan membelakangi Zauqi.
"Siapa suruh kamu dipanggil malah diam. Saya lupa kalau saya gak punya baju di sini. Tolong carikan saya baju dong!" pinta Zauqi.
"Mau pakai baju tidur saya?" tawar Humey.
Tawaran itu membuat Zauqi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Emang di rumah ini gak ada ya satu aja baju Abang kamu?"
Humey baru ingat sepertinya di lemari Sita terdapat baju-baju Zain yang sengaja ditinggalkan.
"Kayaknya di lemari Bunda ada deh, Pak. Bapak minta aja ke Bunda. Kamar Bunda ada di sebelah kamar aku." Humey malah memerintah Zauqi.
"Astagfirullah, Humey. Tolonglah, saya ini suami kamu."
Kali ini Humey memberanikan diri untuk menatap Zauqi yang masih berlilitan handuk. "Suami pura-pura 'kan?"
Pertanyaan itu malah mendapat tatapan tajam dari Zauqi.
Kening Humey mengernyit. "Bapak beneran suka sama saya?"
Zauqi menghela napas menghadapi bocah tengil di hadapannya ini. "Iya, saya suami pura-pura kamu. Tapi kali ini saya minta tolong. Tolong ambilkan saya baju di tempat yang kamu bilang tadi! Tidak mungkin saya keluar hanya menggunakan handuk saja."
Humey mengangguk mengerti lalu menuruti perkataan Zauqi. Sungguh gadis itu benar-benar sangat polos.
Setelah memberikan Zauqi sebuah kaus berwarna hitam dan celana warna cokelat, Humey mengambil handuk dan segera mandi. Ia merasa gerah dari tadi pagi menggunakan gamis dan hijab. Tapi menurutnya, pakaian tersebut membuat nyaman karena tertutup.
Humey telah selesai mandi, tapi Zauqi heran gadis itu berambut panjang itu malah duduk di sofa sambil bermain handphone. Zauqi yang baru selesai shalat langsung melipat sajadahnya dan menarik hp Humey begitu saja.
"Kenapa diambil Pak?" geram Humey.
"Ini sudah maghrib!"
"Emang kenapa kalau maghrib? Emang maghrib-maghrib gak boleh main hp?" Humey sedikit membentak karena jengkel.
Zauqi menatap tajam Humey. Istrinya itu sangat tidak sopan. "SHO-LAT!" perintah Zauqi dengan penekanan.
"Hah Sholat? Emang Bapak siapa nyuruh-nyuruh saya? Bunda saya aja nyuruh sholat masih saya bantah apalagi Bapak yang hanya suami paksaan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Makmummu
FanfictionPERNIKAHAN AKIBAT FITNAH Humeyra Putri Sabila, gadis bar-bar yang menjadi korban akibat ulah usil teman-temannya. Gadis itu mendadak menjadi makmum Dosennya sendiri, bahkan pada saat itu Muhammad Zauqi Alkhairi sedang melakukan ta'aruf pada seorang...