Perkara Handphone

3.1K 112 36
                                    


"Handphone dari siapa, Humeyra Putri Sabila?" Suara Zauqi mulai meninggi. Geram juga melihat Humey yang tidak mau menjawab.

Menghela napasnya, lalu Humey menjawab dengan enteng, "dari Arga."

"Kamu pikir saya gak bisa beliin kamu hp kaya gini?" tanya Zauqi tiba-tiba.

Dahi Humey pun mengerut heran. "Aku gak ada bilang kaya gitu loh, Mas."

Hp tersebut masih di tangan Zauqi dan laki-laki itu membawanya ke kamar.

"Huh. Sabar Humey, dua bulan lagi," monolognya sendiri.

Tak lama, Zauqi turun dengan membawa kotak handphone berwarna putih di tangannya.

"Saya juga udah belikan kamu hp dari jauh hari, tapi saya lupa ngasihnya." Zauqi membuka kotak hp tersebut, lalu terpampanglah hp berwarna hitam dan mengasihnya pada Humey.

“Aku gak mau. Data di hp yang dibeli Arga penting.”

“Kamu ini dari dulu banyak alasan ya.” Kemudian Zauqi mengambil handphone pemberian Arga dari sakunya. “Data penting yang kamu maksud bisa dipindah loh. Apa perlu saya yang mindahin datanya?”

Sepertinya Humey tidak punya pilihan lain selain menerima handphone pemberian Zauqi. “Aku aja.” Humey mengambil dua hp dari tangan Zauqi dan segera memindahi file-file yang penting.

“Tapi hp dari Zauqi jangan dibuang, ya,” pinta Humey yang masih asik mengotak-atik dua hp di tangannya.

“Biar apa? Biar terasa kenangannya?” lontar pedas Zauqi namun tidak digubris oleh Humey. Menurut Humey, lama-kelamaaan sikap Zauqi seperti anak-anak.

Saat Humey memindahi file pun Zauqi terus duduk di sampingnya sambal melihat data apa saja yang dipindahi  olehnya. Terkadang, Zauqi memandangi wajah mungil nan imut Humey. Tiba-tiba Humey mendongak ke depan memergoki Zauqi yang sedang melihatinya. Zauqi langsung berdeham dan mengalihkan pandangannya. Saat ini dirinya seddang dilanda gerogi yang dating secara mendadak.

“Ngapain lihat-lihat?” ketus Humey galak.

“E-Enggak,” jawab Zauqi masih gerogi.

“Udah siap kan mindahi datanya. Sini hpnya.” Tanpa izin, Zauqi mengambil hp permberian Arga dari tangan Humey.

“Eh Mas, mau dikemanain hpnya?” pekik Humey terkejut saat mengetahui Zauqi berjalan kearah tempat sampah. Dengan cepat, Humey berlari dan merebut Kembali hp itu.

“Untuk beli hp ini  itu Arga nabung tau, jangan asal buang,” omel Humey sembari mengelap hp itu menggunakan kausnya.

”Saya gak suka kamu menyimpan barang dari laki-laki lain.”

"Kamu Dosen, tapi kamu gak tahu caranya menghargai orang lain."

"Saya hanya tidak suka kamu menyimpan barang dari laki-laki lain, Humeyra Putri Sabila," tegas Zauqi dengan penuh penekanan.

“Aku bisa mengembalikannya sama Arga. Ga harus dibuang,” ucap Humey acuh.

Humey menghela napasnya dalam. “Aku sebenarnya udah capek sama sikap kamu yang seperti ini terus. Udah berulang kali aku bilang jangan egois. Tapi apa? Kamu gak pernah dengerin ucapan aku. Kalau kaya gini terus, sebelum Mbak Khalisa menerima ta’aruf, aku bakal gugat cerai kamu.” Ucapan itu terlontar tanpa melihat ke arah suaminya.

Zauqi membalikkan badan Humey agar menghadap ke arahnya, lalu laki-laki itu menatap lekat mata istrinya. “Biasakan kalau bicara itu liat ke arah  orangnya. Setiap pada masalah kecil bahasnya cerai mulu. Gak bosan, hm?” balas Zauqi dengan suara yang sedikit merendah.

Mendadak Jadi MakmummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang